Telegraf, Jakarta – Mulut adalah jendela kesehatan bagi manusia dikarenakan sebagai jalur masuknya asupan makanan dan minuman ke dalam tubuh, jika saluran tersebut mengalami kerusakan atau mengalami gangguan otomatis akan mempengaruhi secara keseluruhan kondisi tubuh.
“Memang sedang dilakukan penelitian seluruh dunia mengenai penyakit katastropis, tetapi kenyataanya memberikan distribusi penyakit Diabetes, Ginjal dan Stroke, dalam kasus orang yang mempunyai penyakit strock dan tidak mengalami non hemorrhagonic atau tidak pecah pembuluh darah ini terjadi karena tidak mempunyai riwayat peradangan pada gusi, nah disini korelasinya,” ungkap Dr. drg. Hananto Seno, Sp.BM., MM selaku Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) usai melakukan pres konfrense dalam peringatan hari kesehatan gigi dan mulut sedunia di Jakarta, Selasa (20/03/18)
Hal serupa juga diungkapkan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. Dicky Levenus Tahapary, SpPD, PhD proses munculnya indikator kesehatan tubuh pada kondisi gigi dan mulut seperti gusi berdarah dan gigi yang tanggal dalam jumlah banyak akan memiliki korelasi terhadap kesehatan tubuh.
“Kondisi gigi dan mulut mampu mencerminkan atau memben‘kan tanda dari penyakit di dalam tubuh. Beberapa kasus yang sering dijumpai, seperti gusi berdarah dan gigi yang tanggal dalam jumlah banyak memiliki korelasi dengan kesehatan tubuh dan penyakit sistemik seperti diabetes melitus, kerusakan ginjal, penyakit jantung dan pernafasan,” tuturnya.
Dicky juga menjelaskan penyakit tubuh memunculkan pada kondisi gigi dan mulut adalah kerusakan ginjal, “Kondisi tubuh yang mengaiami kerusakan ginjal dapat menurunkan kualitas dari tulang, termasuk rahang. Situasi tersebut dapat mempengaruhi tanggalnya gigi secara prematur, infeksi gigi, dan periodontitis.”
Lebih lanjut Dicky menambahkan penderita kerusakan ginjal akan terganggu indera perasanya dan akan timbui bau nafas tidak sedap. Selain itu, perubahan pada tulangjuga dapat terjadi karena tubuh tidak dapat menyerap kaisium dengan baik. Oleh karena itu penderita kerusakan ginjal berisiko kehiiangan kepadatan tulang pada rahang yang menyebabkan gigi menjadi longgar dan kemudian tanggal.
Sementara itu drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc. selaku Division Head for Health 8: Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia mengungkapkan bahwa kegiatan peringatak hari gigi dan mulut sedunia ini sejalan dengan pilar Unilever Sustainable Living Plan dalam mendorong 1 milyar orang di seluruh dunia untuk mengambil tindakan dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut di Indonesia.
“Topik yang diangkat tahun ini telah sejalan dengan tema dari FDI (World Dental Federation) yaitu “Say Ahh! Think Mouth, Think Health” yang memiliki 4 fokus utama yaitu, kesehatan gigi dan mulut itu lebih dari senyuman yang menawan, mempunyai hubungan dua arah dengan kesehatan tubuh di mana satu sama lain saling mempengaruhi karena merupakan satu kesatuan dan memiliki faktor resiko yang sama,” kata Mirah.
Hari Kesehatan Gigi dan Mulut tahun ini menjadi rangkaian awal dari School Program Unilever yang akan diselenggarakan di 17 provinsi, 53 kabupaten/kota dan ditargetkan akan menjangkau 1,5juta anak-anak di seluruh Indonesia, dengan bekerja sama 63 cabang Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI). (Red)
Photo Credit : Memperingati Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2018, Pepsodent ajak jaga kesehatan mulut. | Telegraf/Atti Kurnia