Agus : Tantangan Inflasi 2017 Lebih Berat

Oleh : Atti Kurnia

Telegraf, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pengendalian inflasi tahun 2017 menghadapi tantangan lebih berat dibanding tahun lalu baik dari eksternal maupun domestic hal ini perlu dimitigasi dan waspadai sejak dini.

Agus menjelaskan tantangan tersebut antara lain naiknya harga komoditas global, kelanjutan kebijakan reformasi subsidi yang lebih tepat sasaran, penyesuaian harga untuk pelanggan listrik 900 Volt Ampere (VA) dengan bahan bakarnya sesuai harga minya dunia, hal itu disampaikan Agus usai melakukan pertemuan tingkat tinggi bersama pemerintah pusat dan daearah, dikantornya  jl Thamrin, Jakarta.

Meskipun demikaian Agus optimis dengan kerjasama yang baik akan menghasilkan yang baik pula untuk menciptakan perbankan daearah yang lebih sehat, “meskipun demikian kebijakan reformasi perlu didukung dengan pemerataan yang akan menciptakan perbankan daerah yang lebih setabil,” ungkapnya dengan semangat.

Tak hanya itu saja BI berasama Pemerintah menyepakati 6 langkah strategis untuk menjaga inflasi 2017 agar berada dalam kisaran 4±1%, adapun langkah tersebut adaalah, menekan laju inflasi per tahun menjadi 4-5%, melalui penguatan infrastruktur logistic dan pangandi daerah.

Mengendalikan dampak lanjutan kebijakan administred price (AP) seperti pengendalian alternative angkutan umum, penyesuaian harga bbm dan rencana implementasi konversi beberapa jenis subsidi langsung menjadi transfer tunai baik untuk pupuk rastra maupun elpigi 3 kilo.

Memperkuat tim pengedali inflasi inflasi daerah dalam bentuk surat kesepahaman antara BI, Mendagari Menko Perekonomian dengan satu Peraturan Presiden (PP) yang di yakini akan lebih memberikan koordinasi ditingkat lembaga baik pusat maupun daerah, serta memperkuat koordinasi tingkat daerah dengan mengadakan rapat koordinasi ke 8 tim pengendali inflasi daerah (TPID) tahun 2017 yang di pimpin langsung oleh Presiden.

Baca Juga :   Bersih-Bersih Migas: Serikat Pekerja Dukung Langkah Hukum Kejagung

BI akan memperkuat stabilitas makro ekonomi dan yang terakhir BI menyepakati bahwa inflasi yang sudah terjaga selama dua tahun yaitu di kisaran 3,35% ditahun 2015 dan 3,25% di tahun 2016 akan tetap terus terjaga dan mencapai sasaran yang lebih rendah, yang bertujuan mengarahkan ekspektasi  dengan tingkat yang rendah dan stabil serta menetapkan prospek dan daya saing perekonomian.

Untuk mewujudkan itu BI berkomitmen terus meningkatkan dan memperkuat koordinasi dalam  menentukan besaran dan waktu realisasi kebijakan energi, “Kedepan BI dan Pemerintah berkimitmen terus meningkatkan memperkuat koordinasi terutama dalam hal menentukan besaran dan timeing kebijakan energy, pengendalian dampak lanjutan atau secondround effect  dan penguatan kebijakan pangan untuk menekan inflasi menjadi 4-5%,” pungkasnya. (Red)


 

Lainnya Dari Telegraf