Workshop Moderasi Beragama Asia Tenggara Siap dimulai, Kemenag Sambut Hangat 40 Pelajar MABIMS

Mereka akan membawa pulang pemahaman yang luas tentang toleransi dan harmoni, dan saya yakin hal ini akan berdampak positif bagi lingkungan mereka.

Oleh : dikmaliq

JAKARTA, TELEGRAF.CO.ID  — Sebanyak 40 pelajar dari negara-negara anggota MABIMS—Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura—disambut hangat

setibanya di Jakarta, Jumat (25/10/2024). Penyambutan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta ditandai dengan pengalungan syal khas dari panitia, mengawali Workshop Moderasi Beragama dengan tema “Penguatan Manhaj Ahlussunnah Wal Jama’ah sebagai Landasan dalam Menjalankan Kehidupan Beragama yang Moderat.”

Kegiatan yang berlangsung di Vertu Harmoni Jakarta Hotel hingga 31 Oktober ini menyediakan ruang kolaborasi bagi para pelajar lintas negara untuk mempererat persahabatan sekaligus memperdalam wawasan mengenai moderasi beragama. Harapannya, mereka bisa menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masing-masing.

Sidik Sisdiyanto

Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Dr. M. Sidik Sisdiyanto, menyatakan bahwa workshop ini tidak hanya membekali para pelajar dengan pengetahuan, tetapi juga membentuk pola pikir yang lebih inklusif dan toleran. “Ini adalah langkah besar bagi generasi muda dalam memahami keberagaman secara lebih terbuka. Mereka akan membawa pulang pemahaman yang luas tentang toleransi dan harmoni, dan saya yakin hal ini akan berdampak positif bagi lingkungan mereka,” jelas Sidik.

Ia menambahkan bahwa kegiatan ini dirancang dengan pendekatan interaktif dan kolaboratif untuk memberikan pengalaman belajar yang mendalam. “Selama workshop, peserta akan terlibat dalam diskusi kelompok, simulasi peran, dan proyek kolaboratif. Mereka akan belajar tidak hanya teori, tetapi juga praktik moderasi beragama dalam bentuk nyata,” tambahnya.

Workshop ini, kata Sidik, menjadi wadah bagi para pelajar untuk membangun jaringan yang mendukung promosi perdamaian dan toleransi di kawasan Asia Tenggara. Diharapkan, pelajar MABIMS ini dapat menjadi agen perubahan di negara masing-masing dengan membawa pesan harmoni dan inklusivitas.

Lainnya Dari Telegraf