Connect with us

Regional

Tri Rahayu Sumarsono Kukuhkan Dewan Pimpinan Nasional PWSU

Published

on

Telegraf, Jakarta – Kehadiran organisasi kewanitaan dirasakan benar manfaatnya oleh para wanita di Propinsi Sulawesi Utara. Untuk itulah terbentuknya Persatuan Wanita Sulawesi Utara (PWSU) diharapkan bisa menjadi wadah untuk memberikan sumbangsih berupa pemikiran dan karya nyata wanita Sulawasi Utara baik bagi kemajuan wanita dan masyarakat, maupun secara nasional dan internasional.

Demikian dikatakan Tri Rahayu yang juga istri Plt. Gubernur DKI Jakarta Soni Sumarsono dalam acara pengukuhan pengurus dewan pimpinan nasional (DPN) PWSU yang berlangsung di Jakarta, kamis (10/11/2016).

Tri Rahayu yang pernah tinggal dan hidup di Sulawesi Utara ketika mendampingi Soni Sumarsono ketika menjabat sebagai plt gubernur Sulut ini mengharapkan agar organisasi PWSU sebagai cermin bagi organisasi wanita dalam menjalankan aktivitas keorganisasian atas dasar cinta kasih dan toleransi dalam setiap sendi organisasi.

“Kami sangat berharap PWSU dapat bekerjasama dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan sosial wanita yg ada di Jakarta sehingga mampu membuat PWSU menyatu dengan kegiatan perempuan yang ada,” ujar Tri Rahayu.

Istri Soni Sumarsono ini megharapkan PWSU mampu mempersiapkan pembentukan organisasi yang sudah di gagas sejak tahun lalu dan makin mempererat keberasamaan antar pengurus serta menumbuhkan dinamika dan kebersamaan antar pengurus untuk penyempurnaan organisasi.

“Kami menghimbau organisasi PWSU dapat disempurnakan lagi, karena sudah memiliki modal dasar yaitu cita-cita bersama memajukan organisasi khususnya peran wanita dalam pembangunan di segala bidang demi bangsa dan negara,” tandasnya. (Red)

Foto : Tri Rahayu Sumarsono dalam acara pengukuhan pengurus DPN PWSU  di Jakarta, kamis 10/11. | Atur Sulistyanto

Advertisement
Click to comment

Regional

IPDN Pantau Siskamling Palembang, Tindaklanjuti 11 Arahan Mendagri

Published

on

Mendagri Instruksikan Siskamling, IPDN Lakukan Monitoring di Palembang

TELEGRAF – Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Kementerian Dalam Negeri melakukan monitoring Trantibumlinmas di Palembang, Sumatera Selatan, pada 12–13 September 2025.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari 11 arahan Mendagri terkait keamanan dan ketertiban masyarakat.

Monitoring Trantibumlinmas di Dua Kelurahan

Monitoring dipimpin Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum IPDN, Dr. Arief M. Edie, M.Si, mewakili Rektor IPDN sesuai arahan Mendagri.

Arief bersama tim hadir di RT 34 RW 05 Kelurahan Sukodadi dan RT 04 RW 02 Kelurahan Talang Semut, Kota Palembang.

“Kami hadir di sini sesuai arahan Mendagri untuk memastikan Trantibumlinmas berjalan baik sekaligus berdialog dengan masyarakat,” ujar Arief.

IPDN Pantau Siskamling

Siskamling Sudah Berjalan Efektif

Hasil pantauan menunjukkan Siskamling di dua lokasi tersebut sudah berjalan efektif dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai.

Masyarakat pun berharap pemerintah memberi perhatian lebih agar program Siskamling terus berkembang.

Arief menambahkan, penguatan keamanan lingkungan tidak hanya terbatas pada ronda malam.

“Kami mendorong warga juga mengoptimalkan Posyandu, memanfaatkan UMKM, melakukan pendataan warga, serta memasang CCTV di titik strategis,” jelasnya.

IPDN Pantau Siskamling

Penegasan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah

Selain monitoring lapangan, Arief menghadiri Rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sumatera Selatan bersama Kepala Badan Kesbangpol, Kasatpol PP, dan pimpinan daerah lainnya.

Rapat ini kembali menegaskan 11 arahan Mendagri, yang meliputi pengaktifan kembali Siskamling, pemberdayaan TP PKK, penyaluran bansos, hingga gerakan pasar murah demi menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif.

Continue Reading

Regional

Line-up Lengkap Diton Fest 2025, Ada NTRL dan Endank Soekamti

Published

on

Diton Fest 2025 festival musik Jakarta

TELEGRAF – Jakarta kembali bersiap dengan pesta musik dan komunitas yang berbeda dari festival pada umumnya, (30/8/25).

Bukan sekadar deretan konser, Diton Fest 2025 menghadirkan sesuatu yang lebih dalam: sebuah perayaan ekspresi kreatif lintas hobi, gaya hidup, dan seni urban.

Acara ini digelar selama tiga hari, 12–14 September 2025, bertempat di Museum Purna Bhakti Pertiwi, Jakarta Timur, mulai pukul 13.00–22.00 WIB.

Dari mural, graffiti, otomotif, modifikasi kendaraan, diecast, barber, tattoo culture, hingga musik lintas genre, semuanya menyatu dalam satu festival bertema “Satu Festival, Banyak Ekspresi.”

Inilah panggung besar di mana energi anak muda urban bertemu dan berpesta.

Siapa di Balik Festival Ini?

Festival ini digagas oleh Diton Spray Paint, merek cat semprot yang sudah lama jadi “sahabat setia” komunitas kreatif.

Nama Diton lekat dengan tembok penuh warna di jalanan kota, motor dengan desain custom, hingga karya seni jalanan yang ikonik.

Tidak heran, saat Diton memutuskan mengadakan festival berskala nasional, banyak komunitas menyambut dengan antusias.

Bagi Diton, festival ini bukan hanya ruang promosi, melainkan bentuk nyata dukungan terhadap kreativitas anak muda Indonesia.

“Kami ingin setiap orang yang datang merasa bagian dari ekosistem kreatif ini,” begitu salah satu panitia menjelaskan.

Musik Jadi Magnet Utama

Meski banyak elemen komunitas terlibat, musik tetap jadi magnet utama Diton Fest 2025.

Line-up tahun ini cukup berani: mencampur genre populer, alternatif, hingga eksperimental.

  • NDX AKA – hip-hop dangdut khas Jogja.

  • Masdddho – musisi akustik penuh lirisisme.

  • NTRL – rock alternatif legendaris.

  • Endank Soekamti – pop-punk yang bikin crowd melompat bersama.

  • Mr. Jono Joni – racikan elektronik unik.

  • For Revenge – post-hardcore penuh energi emosional.

  • Tuan 13 x Yacko feat The Angels Percussion – hip-hop dengan sentuhan perkusi dunia.

  • Tony Q Rastafara – legenda reggae Indonesia yang jadi bintang tamu spesial.

Perpaduan ini membuat Diton Fest punya warna yang khas: musiknya tidak mengkotak-kotakkan audiens, tapi justru membuka ruang temu lintas selera.

Tiket: Early Bird, Reguler, dan VIP

Kabar buat yang ketinggalan Early Bird Ticket—tenang saja, masih ada Reguler Ticket untuk kamu yang belum sempat beli.

Tinggal pilih mau datang di hari pertama, kedua, atau ketiga.

Kalau masih bingung, kenapa nggak sekalian hadir tiga hari penuh?

Karena tiap hari punya nuansa dan GSNya (Good Show Night) sendiri yang dijamin seru.

  • Festival Pass: Rp75.000/hari

  • VIP Pass: Rp175.000/hari

Tiket bisa dibeli di Loket.com, penjualan berakhir setiap harinya pukul 09.59 WIB.

Transportasi Menuju Lokasi

Lokasi acara di Museum Purna Bhakti Pertiwi, Taman Mini, Jakarta Timur cukup strategis dan bisa diakses dengan berbagai moda transportasi:

  • KRL Commuter Line: turun di Stasiun Cawang atau Stasiun Tanjung Barat, lalu lanjut dengan ojek online/taksi ke lokasi.

  • TransJakarta: gunakan koridor 7 (Kampung Rambutan–Kampung Melayu), turun di Halte Tamini Square, lanjut jalan kaki atau ojek online sekitar 10 menit.

  • MRT Jakarta: meski belum langsung terhubung ke lokasi, pengunjung bisa turun di Dukuh Atas BNI, lalu lanjut TransJakarta ke arah Taman Mini.

  • Ojek Online & Taksi Online: opsi paling praktis, titik drop-off tersedia di depan area museum.

Bagi yang membawa kendaraan pribadi, area parkir cukup luas, namun panitia menyarankan datang lebih awal untuk menghindari antrean.

Penginapan Hotel di Sekitar Lokasi

Karena Diton Fest berlangsung tiga hari penuh, banyak penonton dari luar Jakarta atau luar kota yang memilih menginap. Beberapa pilihan hotel dan penginapan dekat venue antara lain:

  • Hotel Santika Taman Mini Indonesia Indah – hanya berjarak sekitar 5 menit dari lokasi. Cocok untuk yang ingin akses cepat dan fasilitas nyaman.

  • Aston Priority Simatupang – sekitar 20 menit perjalanan, pilihan hotel berbintang dengan fasilitas lengkap.

  • Grand Cempaka Resort Cipayung – 15 menit dari venue, lebih tenang dengan nuansa resort.

  • Budget Hotel & Guesthouse – di sekitar Ceger, Cipayung, dan Ciracas, ada banyak pilihan penginapan ramah kantong untuk backpacker.

Panitia juga menyarankan booking hotel lebih awal karena di tanggal yang sama biasanya kawasan Taman Mini cukup ramai pengunjung.

Lebih dari Sekadar Musik

Festival ini memang mengusung musik sebagai jantungnya, namun denyut nadi Diton Fest sesungguhnya ada pada keragaman ekspresi:

  • Otomotif & Modifikasi – karya builder dan modifikator tanah air.

  • Mural & Graffiti – seniman jalanan live painting.

  • Barber & Tattoo – gaya rambut dan seni tubuh kontemporer.

  • Diecast – miniatur kendaraan penuh detail.

Festival ini seolah menjawab kebutuhan banyak komunitas urban yang sering merasa tidak punya ruang besar untuk unjuk karya.

Mengapa Penting?

Dalam lanskap hiburan dan budaya pop Indonesia, Diton Fest 2025 penting karena memadukan dua hal yang sering dianggap terpisah: seni jalanan dan panggung musik mainstream.

Banyak festival hanya fokus pada konser, sementara sisi komunitas urban sering diabaikan.

Diton Fest hadir dengan pesan: “Setiap ekspresi kreatif punya tempat.”

Harapan Diton Fest 2025

Dengan cakupan nasional, Diton Fest 2025 berpeluang menjadi agenda tahunan yang dinantikan.

Panitia berharap acara ini menjadi titik temu besar komunitas urban Indonesia dan mendorong anak muda berani mengekspresikan diri.

Karena di dunia urban, karya sering lahir dari jalanan, dari ruang alternatif, dari sudut kota yang jarang tersorot media mainstream.

Diton Fest 2025 adalah potret hidup komunitas urban Indonesia yang penuh warna, energi, dan ekspresi.

Dari mural hingga moshing, dari cat semprot hingga tattoo, dari NDX AKA hingga Tony Q Rastafara—semuanya bersatu di panggung besar ini.

Kalau kamu merasa bagian dari dunia urban, ini saatnya hadir.

Amankan tiketmu, ajak teman, pilih moda transportasi yang nyaman, atau booking hotel terdekat.

Karena Diton Fest bukan cuma konser—tapi perayaan ekspresi tiga hari berturut-turut.

Continue Reading

Regional

Dik Doank dan Semangat Anak Negeri: Festival Gema Kemerdekaan Islami TPQ Al Akhyar

Published

on

Masjid Jami Al Akhyar Sukabumi Utara

TELEGRAF – Pagi itu, 15 Agustus 2025, halaman Masjid Jami Al Akhyar Sukabumi Utara, Jakarta Barat, mendadak riuh. Anak-anak berlarian dengan kertas gambar dan kotak krayon di tangan, sebagian duduk rapi di atas karpet hijau, sementara panitia berteriak memanggil peserta lomba.

Di sudut lain, ibu-ibu sibuk menata jajanan tradisional di stan bazar UMKM. Udara pagi yang biasanya tenang berubah penuh warna dan tawa.

Festival Gema Kemerdekaan Islami resmi dimulai. Dua hari penuh, 15–16 Agustus 2025, TPQ Al Akhyar menghadirkan beragam perlombaan: mewarnai, adzan, hafalan doa, pidato Islami, tilawah Qur’an, hingga nasyid dan marawis.

Semua berpadu untuk merayakan kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 dengan nuansa Islami.

Di tengah keramaian itu hadir Dik Doank, seniman dan aktivis pendidikan anak.

Ia datang sebagai bintang tamu utama, dengan busana sederhana—baju koko krem, celana bermotif kotak, dan ikat kepala merah.

Mikrofon biru digenggamnya erat, suaranya lantang menyapa anak-anak.

“Anak-anak harus berani tampil. Jangan takut salah, karena dari kesalahan kita belajar,” katanya, disambut sorak dan tawa kecil peserta.

Dongeng yang Menghidupkan Imajinasi

Tak hanya Dik Doank, festival juga menghadirkan Kak Jihad & Kak Rogi, duo pendongeng anak Islami.

Dengan gaya teatrikal, Kak Jihad mengisahkan seorang anak yang berjuang menjaga amanah, sementara boneka Rogi menyela dengan humor polos yang membuat anak-anak tertawa terbahak.

“Siapa di sini yang suka jujur?” tanya Kak Jihad, dan puluhan tangan kecil terangkat ke udara. Suasana pun pecah penuh semangat.

Bagi banyak orang tua, kehadiran pendongeng memberi nilai tambah. Anak-anak tak hanya belajar lewat lomba, tapi juga lewat cerita penuh makna.

“Dongeng adalah cara terbaik untuk menyampaikan pesan moral. Anak-anak akan lebih mudah memahami lewat imajinasi,” ujar Kak Jihad setelah tampil.

Dongeng, motivasi, dan lomba berpadu menciptakan suasana belajar yang menggembirakan.

 

Gotong Royong Warga dan Panitia

Muhammad Ramadhan, ketua panitia festival, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya.

Sejak beberapa minggu sebelumnya, ia bersama tim panitia berjibaku mempersiapkan acara ini.

Mulai dari koordinasi lomba, menata panggung sederhana, hingga mencari sponsor.

“Kami ingin anak-anak bukan hanya gembira, tetapi juga merasakan makna kemerdekaan yang Islami. Semua ini terwujud berkat gotong royong jamaah, orang tua, dan warga sekitar,” ujarnya.

Menurutnya, kehadiran tokoh seperti Dik Doank serta Kak Jihad & Rogi membuat acara semakin hidup.

“Mereka memberi inspirasi dengan cara yang dekat dengan anak-anak. Itu yang kami harapkan sejak awal,” tambah Ramadhan.

Masjid Sebagai Pusat Peradaban

Ketua DKM Masjid Jami Al Akhyar, Ustadz Ahmad Fajar, menegaskan peran penting masjid dalam kegiatan semacam ini.

“Kami ingin masjid menjadi pusat peradaban, bukan hanya tempat salat. Anak-anak tumbuh dengan cinta agama sekaligus cinta tanah air. Dari sini kami ingin lahirkan generasi kuat, beriman, dan cinta bangsa,” katanya.

Fajar menambahkan, acara ini sekaligus bukti nyata bahwa masjid bisa menjadi pusat pembelajaran, kebudayaan, dan ekonomi umat.

“Kemerdekaan harus dimaknai dengan tanggung jawab. Dan tanggung jawab itu kita mulai dari lingkungan terkecil, yaitu masjid,” tegasnya.

Hari Pertama: Warna dan Kreativitas

Hari pertama festival penuh dengan suara krayon dan tawa. Anak-anak sibuk mewarnai gambar pahlawan nasional dengan warna mencolok.

Beberapa tampak malu-malu ketika tampil lomba adzan, namun segera percaya diri setelah disemangati panitia.

Dik Doank yang berkeliling memberi semangat, tak segan duduk bersila di karpet bersama anak-anak.

“Warna merah ini berani banget, kayak semangat kemerdekaan kita,” celetuknya pada seorang peserta. Anak itu pun tersenyum malu sambil melanjutkan goresannya.

Di sela lomba, dongeng Kak Jihad & Rogi menjadi atraksi paling ditunggu. Anak-anak berhamburan mendekat, duduk bersila, larut dalam cerita tentang keberanian dan kejujuran.

Hari Kedua: Lantunan Tilawah dan Marawis

Hari kedua diisi lomba tilawah, pidato Islami, serta pentas seni nasyid dan marawis.

Sorak penonton menggema setiap kali anak-anak tampil di atas panggung. Meskipun Dik Doank tak lagi hadir, semangat tetap membara.

Seorang ibu yang menemani putrinya berkata, “Anak saya biasanya pemalu, tapi hari ini dia berani maju pidato. Ini kebanggaan bagi kami.”

Kolaborasi yang Mengikat Identitas

Kehadiran artis dan pendongeng dalam acara berbasis masjid sering dianggap sekadar hiburan tambahan.

Namun, Festival Gema Kemerdekaan Islami menunjukkan lebih dari itu.

Kehadiran Dik Doank sebagai bintang tamu membuat anak-anak termotivasi, sementara Kak Jihad & Rogi menyampaikan nilai moral lewat dongeng yang mudah dipahami.

Kolaborasi ini memberi dimensi baru pada perayaan kemerdekaan: ia tidak hanya seremonial, tapi juga edukatif, inspiratif, dan penuh nilai kebersamaan.

Refleksi: Merdeka dengan Nilai

Ketika doa penutup dibacakan pada sore 16 Agustus 2025, suasana masjid bercampur antara tawa anak-anak yang masih menggenggam piala dan senyum lega para pedagang UMKM di bazar.

Panitia berfoto bersama, warga saling berjabat tangan, meninggalkan pesan yang dalam: kemerdekaan bisa dirayakan dengan cara yang Islami, kreatif, dan membangun kebersamaan.

“Di Masjid Jami Al Akhyar, gema kemerdekaan berpadu dengan gema Islami—menghidupkan semangat bangsa sekaligus menyalakan cahaya iman.”


FAQ

1. Apa itu Festival Gema Kemerdekaan Islami?
Acara tahunan TPQ Al Akhyar yang memadukan perayaan HUT RI dengan nilai Islami.

2. Kapan digelar?
15–16 Agustus 2025.

3. Di mana lokasinya?
Masjid Jami Al Akhyar, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

4. Siapa bintang tamu utama?
Dik Doank, artis sekaligus aktivis pendidikan anak.

5. Siapa pendongeng yang hadir?
Kak Jihad & Kak Rogi, pendongeng anak Islami.

6. Apa saja lomba yang diadakan?
Mewarnai, hafalan doa, adzan, tilawah, pidato Islami, nasyid, dan marawis.

7. Apa komentar ketua panitia?
Muhammad Ramadhan menyebut acara lahir dari gotong royong warga.

8. Apa komentar Ketua DKM?
Ustadz Ahmad Fajar menegaskan masjid sebagai pusat peradaban umat.

9. Apa pesan Dik Doank?
Anak-anak harus berani tampil, belajar dari kesalahan, dan mengisi kemerdekaan dengan hal baik.

10. Apa pesan dongeng Kak Jihad & Rogi?
Nilai iman, keberanian, dan kejujuran bisa ditanamkan lewat cerita yang menyenangkan.

 

Continue Reading

Regional

Terinspirasi dari Sistem Tulang, Dosen UNU Jogja Kembangkan Komposit Lunak-Keras

Published

on

By

YOGYAKARTA, TELEGRAF.CO.ID –Dosen Fakultas Industri Halal UNU Jogja, Sukamto, berbagi pengalaman risetnya di hadapan para peneliti dan mahasiswa dalam forum Research Update UNU Jogja yang digelar di Ruang The Forum, Lantai 3 UNU Jogja, Senin (28/7).

Lulusan program doktoral Hokkaido University, Jepang, ini memaparkan penelitiannya mengenai pengembangan material komposit lunak–keras (soft/hard composite) yang telah ia tekuni sejak 2021.

“Fokus utama penelitian ini adalah mengembangkan material komposit lunak–keras yang terinspirasi dari struktur dan mekanisme penguatan tulang alami,” ungkap Sukamto.

Ia menjelaskan bahwa penelitian ini membuka peluang baru dalam pengembangan bahan biomimetik yang lebih kompatibel dengan sistem biologis.

“Aplikasinya sangat potensial di bidang rekayasa jaringan (tissue engineering) dan pengobatan regeneratif, khususnya sebagai alternatif material implan tulang yang lebih adaptif dan tahan lama. Selain itu, konsep desain komposit ini juga dapat dikembangkan untuk bidang lain, seperti material kemasan berbasis sistem alami,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sukamto menerangkan bahwa penelitian ini ia jalankan sebagai peneliti utama dengan bimbingan Dr. Takayuki Nonoyama dan Prof. Jian Ping Gong di Laboratorium Soft & Wet Matter, Hokkaido University, serta berkolaborasi dengan Dr. Milena Lama, peneliti pascadoktoral di Institute for Chemical Reaction Design and Discovery (ICReDD), Hokkaido University.

Hasil risetnya telah dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi tinggi Soft Matter (Royal Society of Chemistry) dengan judul “Soft hydrogel-embedded ceramic skeleton mimicking bone structure via sacrificial bond concept.”

Kehadiran Sukamto menjadi bukti nyata bahwa UNU Jogja memiliki sumber daya akademik berintegritas tinggi dan diakui secara internasional. Kiprahnya tidak hanya memperkaya khazanah ilmu pengetahuan melalui publikasi di jurnal bereputasi, tetapi juga memperkuat reputasi UNU Jogja sebagai perguruan tinggi yang mampu melahirkan inovasi berkelas dunia. Dengan semangat riset dan kolaborasi global, dosen-dosen UNU Jogja terus membuktikan bahwa kampus ini siap menjadi pusat lahirnya gagasan dan teknologi yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat diranah nasional dan global. [rilis/Latifah]

Continue Reading

Regional

BNSP Dukung Revisi Skema Sertifikasi Penyuluh Hukum Polri

Published

on

Foto : Kegiatan Kelompok Kerja (Pokja) Revisi Skema Kualifikasi dan Skema Sertifikasi Penyuluh Hukum Tahun Anggaran 2025, yang diselenggarakan oleh LSP Lemdiklat POLRI di Hotel Park 5 Simatupang, Jakarta Selatan. (31/7/25) (Doc.Ist)

TELEGRAF – Di sebuah ruang pertemuan di Hotel Park 5, Simatupang, Jakarta Selatan, diskusi berlangsung intens, (31/7/25).

Para perwira Polri duduk bersama pakar sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), membedah ulang skema sertifikasi Penyuluh Hukum yang dianggap perlu diperbarui.

Suasana formal itu menjadi saksi sebuah ikhtiar besar: memperkuat kompetensi aparat penegak hukum dari sisi non-penindakan—penyuluhan hukum.

Ade Syaekudin, Koordinator Bidang Lisensi BNSP, tampil sebagai narasumber utama dalam kegiatan Kelompok Kerja (Pokja) Revisi Skema Kualifikasi dan Sertifikasi Penyuluh Hukum Tahun Anggaran 2025.

Ia tak sekadar memberi ceramah, tapi menawarkan sudut pandang kritis tentang bagaimana penyuluh hukum Polri harus menjawab tantangan zaman.

“Skema ini tak boleh lagi bersifat administratif belaka.

Ia harus menjamin bahwa setiap penyuluh hukum Polri benar-benar memiliki kompetensi yang terstandar dan relevan di lapangan,” ujar Ade, yang turut membawa semangat penyelarasan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) terbaru.

Bukan Sekadar Revisi, Tapi Reformasi

Kegiatan yang diinisiasi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Lemdiklat Polri ini bukan pekerjaan rutin tahunan.

Di dalamnya, ada kesadaran baru bahwa kerja penyuluhan hukum tak cukup lagi hanya menjadi pelengkap tugas penegakan hukum.

Penyuluh hukum adalah wajah Polri yang hadir langsung ke masyarakat, memberi pemahaman, bukan penaklukan.

Puluhan perwira hadir dalam sesi tersebut.

Dari Divisi Hukum Polri, tampak Brigjen Pol Yohanes Hernowo, Kombes Pol Darwis Rincing, dan Kabag Renmin Kombes Pol Marthen Mangundap.

Hadir pula jajaran dari Lemdiklat Polri seperti Ka LSP Kombes Pol Dhani Kristianto dan AKBP Theodolus Tri dari bagian standardisasi.

Mereka tidak sekadar menyimak, tapi turut memberi masukan substansial soal muatan skema yang akan dirumuskan.

Materi diskusi tak melulu soal kurikulum, tetapi juga menyoal relevansi terhadap konteks sosial, keberpihakan pada masyarakat, serta pendekatan humanis yang harus jadi arus utama penyuluhan hukum.

Penyuluh Hukum, Pilar Sosialisasi Tanpa Senjata

Dalam konteks reformasi Polri, penyuluh hukum berperan seperti ujung tombak lembut.

Mereka hadir di sekolah, kampus, kampung, dan ruang publik lainnya untuk menjelaskan hukum dengan bahasa yang dimengerti rakyat.

Namun tugas itu, sebagaimana diamini peserta Pokja, seringkali dihadapi dengan keterbatasan metode, pemahaman, bahkan struktur pelatihan yang belum memadai.

“Inilah kenapa skema sertifikasi ini penting direvisi. Kita ingin penyuluh hukum Polri setara secara kompetensi dengan profesi strategis lainnya,” ujar AKBP Martahi J. H. David dari Divkum Polri yang turut hadir sebagai peserta aktif.

Dengan penyusunan ulang skema ini, Polri berharap bisa melahirkan penyuluh hukum yang tak hanya paham regulasi, tapi juga mampu menyampaikan dengan empati dan narasi yang membangun kesadaran hukum, bukan ketakutan.

Membangun SDM yang Siap Hadapi Tantangan Hukum Modern

Revisi skema ini tak berdiri sendiri. Ia bagian dari ekosistem pembaruan kapasitas SDM penegak hukum yang menekankan integritas, kompetensi, dan profesionalisme.

“BNSP melihat inisiatif ini sebagai contoh ideal sinergi lembaga negara untuk peningkatan kualitas SDM,” tutur Ade menutup sesi pemaparannya.

Dengan target implementasi pada tahun anggaran 2025, hasil revisi skema ini diharapkan tidak hanya memperkuat peran penyuluh hukum di internal Polri, tetapi juga mendorong peningkatan kualitas literasi hukum di tengah masyarakat luas.

Continue Reading

Regional

Kades Sebamban Lama Dipanggil Penyidik Terkait Dugaan Korupsi Dana Tali Asih

Published

on

By

TANAHBUMBU, TELEGRAF.CO.ID — Kepala Desa Sebamban Lama, Kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanahbumbu, Kalimantan Selatan, Syarfani, memenuhi panggilan penyidik Subdit III Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kalimantan Selatan, Jumat (25/6). Pemanggilan tersebut terkait dugaan penyalahgunaan Dana Tali Asih yang bersumber dari Pendapatan Asli Desa (PADES) pada tahun anggaran 2017 hingga 2022.

Informasi tersebut dibenarkan oleh seorang perangkat desa yang enggan disebutkan namanya. Ia menyatakan bahwa pemanggilan terhadap Kades Syarfani dilakukan untuk klarifikasi awal atas laporan masyarakat.

“Sudah kami terima surat pemanggilan untuk klarifikasi pertama, Jumat kemarin,” ujarnya saat dikonfirmasi kembali pada Jumat (4/7).

Kades Sebamban Lama Dipanggil Penyidik Terkait Dugaan Korupsi Dana Tali Asih

Kantor Kepala Desa Sebamban Lama, Kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanahbumbu, Kalimantan Selatan (Foto:Ist)

Sebelumnya, penyidik Subdit III Ditreskrimsus Polda Kalsel juga telah memeriksa sejumlah saksi yang berkaitan dengan dugaan kasus korupsi dana tali asih. Di antaranya adalah sekretaris desa, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), serta beberapa perwakilan dari perusahaan yang menyalurkan dana tersebut.

Dana tali asih yang menjadi pokok perkara merupakan kontribusi dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah Desa Sebamban Lama, dan dimasukkan ke dalam kas desa sebagai bagian dari PADES. Dana ini seharusnya digunakan untuk kepentingan sosial dan kesejahteraan masyarakat desa.

LIHAT JUGA: Rugikan Negara Hingga 38 Milyar, KPK Tahan 2 Tersangka Korupsi Jasindo

Namun, berdasarkan laporan masyarakat, terdapat dugaan bahwa dana tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya dan terdapat kejanggalan dalam pelaporan keuangan desa selama lima tahun terakhir.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Polda Kalimantan Selatan mengenai status hukum Kades Syarfani. Proses penyelidikan masih berada pada tahap klarifikasi, dan belum ada penetapan tersangka.

Kasus ini menjadi perhatian publik, khususnya masyarakat Desa Sebamban Lama, yang berharap agar aparat penegak hukum dapat menuntaskan penyelidikan secara transparan dan adil.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement
Advertisement

/Lainnya Dari Telegraf/

close