Telegraf, Jakarta – Dalam rangka tingkatkan kemitraan antara Indonesia dan Belanda lebih jauh, di bidang pendidikan, serta kesepakatan kedua pemimpin untuk berkolaborasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan Perdana Menteri Belanda lakukan lawatan ke Indonesia.
“Ada banyak ikatan historis di antara kami, tetapi kami juga menjalin banyak ikatan baru, melalui program studi di Belanda salah satunya beasiswa Studeren in Nederland,” ungkap Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, dalam pres rilis yang di terima di meja redaksi, Selasa (8/10).
Selain membahas bidang pendidikan pertemuan tersebut juga membahas pengembangan sumber daya manusia dengan sektor bisnis Belanda.
“Kami membahas upaya untuk meningkatkan kemitraan di bidang pendidikan kejuruan, termasuk bidang pekerjaan umum, maritim, dan keperawatan,” ungkapnya.
Mark Rutte juga engunjungi Indonesia Port Corporation (IPC) salah satu universitas di kota Bogor. Ia menambahkan pada Juni tahun depa. Akanengadakan agenda yang bertajuk WINNER yang merupakan akronim dari The Week for Indonesian-Netherlands Education Education and Research.
Mark Rutte juga mengungkapkan bahwa pentingnya beasiswa StuNed (Studeren in Nederland), karena akan menambah koneksi baru di setiap tahunya. Terbukti tahun 2019 saja terdapat 1,500 anak muda Indonesia yang belajar di Belanda dan sebaliknya, banyak siswa Belanda memilih untuk pergi ke Indonesia untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman.
Diketahui Nuffic Neso Indonesia telah mengelola program StuNed sejak tahun 2000 . Program ini telah menghasilkan lebih dari 4,500 alumni, banyak di antaranya menempati posisi strategis di pemerintahan, sektor korporasi, atau masyarakat sipil. (Red)
Credit photo : Presiden Joko Widodo bersalaman dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dalam kunjungannya ke Indonesia, Senin (7/10)/Istimewa