Belajar dari India Serta Membangun Pemahaman Masyarakat Dalam Prokes Dapat Menekan Penularan Covid-19

Oleh : Atti K.

Telegraf – Pandemi Covid-19 masih mengalami naik turun penularan. Data Indonesia menunjukan penurunan dari sekitar 176 ribu kasus menjadi 98 ribu kasus aktif saat ini. Bahkan mengalami penurunan dibawah 4000 per hari yang sebelumnya mencapai 13-14 ribu per hari.

Penurunan tersebut tetunya tidak lepas dari kinerja yang sangat baik. Dengan begitu bukan berarti Indonesia sudah aman. Untuk menekan penularan Covid-19 perlu kerjasama dari berbagai pihak. Untuk itu perlu adanya membangun kesadaran seluruh warga negara. Hal itu di ungkapkan oleh Prof. dr. Menaldi Rasmin SP.P (K), FCCP, yang adalah salah satu pakar kedokteran respirasi yang berpraktek di RS Premier Jatinegara.

“Yang terpenting untuk menanggulangi pandemi adalah membangun pemahaman dan kesadaran seluruh warga negara, tokoh masyarakat ( Formal / Informal) untuk turut aktif melakukan KIE yang gencar perihal 5M dan Informasi Covid 19, Strategi 3T ( Telusur , Tes , Terapi ), lokalisasi pusat penularan, melakukan vaksinasi agar terjadi kekebalan komunitas,” ungkap Prof. dr. Menaldi dalam webinar bertajuk “Baru Covid 19 di Indonesia, Siapkah Kita?”, Senin (10/5).

Selain membangun pemahaman dam kesadaran seluruh warga Prof. dr. Menaldi menegaskan harus belajar dari kasus yang terjadi di india. “setelah india melonggarkan mobilitas penduduk, yang akhirnya di ikuti menurunnya kepatuhan Protokol Kesehatan (Prokes) yang akhirnya justru malah terjadi lonjakan kasus,’ kata Prof. dr. Menaldi.

Selain belajar dari India ia menjelasakan,  Presiden selalu mengingatkan bahwa kita juga harus belajar dari tahun lalu yaitu 4 libur panjag yang rata rata kenaikan mencapai diatas 80 persen kasus. Memang saat ini kasus baru menurun dan kesembuhan meningkat, ini yang perlu di waspadai.

Dr. Sonny Harry B Harmadi Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas penanganan Covid -19 juga mengungkapkan melalui uji secara statistik setiap ada peningkatan mobilitas penduduk dan diikuti penurunan kepatuhan protokol kesehatan, akan terdampak pada kasus terkonfirmasi positif, dan hal tersebut akan ada lonjakan kasus.

“Jadi ketika mobilitas penduduk naik diikuti dengan penurunan kepatuhan protokol kesehatan akan di ikuti lonjakan kasus, dan loncakan kasus hampir selalu diikuti oleh kenaikan angka kematian atau lonjakan kematian,” ungkap Dr. Sonny.

Dr. Sonny juga menegaskan kebijakan pemerintah untuk meniadakan mudik semata mata didasarkan pada pengalaman pengalaman yang terjadi sebelumnya yang didasarkan untuk melindungi segenap masyarakat Indonesia, jangan sampai terjadi lonjakan kasus.


Photo Credit: Gunakan Protokol kesehatan melalui 5 M, (Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi)/Doc/ist

 

Lainnya Dari Telegraf