Cari
Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca Andika Panglima TNI Baru, Pengamat Nilai Bukan Skenario Pencalonan Presiden
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Telegraf uses the standards of the of the Independent Press Standards Organisation (IPSO) and we subscribe to its Editors’ Code of Practice. Copyright © 2025 Telegraf. All Rights Reserved.
Nasional

Andika Panglima TNI Baru, Pengamat Nilai Bukan Skenario Pencalonan Presiden

Aji Cahyono Jumat, 12 November 2021 | 01:27 WIB Waktu Baca 4 Menit
Bagikan
Photo Credit: Panglima TNI, Andika Perkasa. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/ws
Photo Credit: Panglima TNI, Andika Perkasa. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/ws
Bagikan

Telegraf – Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menilai, soal penunjukkan Jendral Andika Perkasa sebagai Panglima TNI Baru, bukan skenario dalam memberikan karpet merah untuk maju pada kontestasi pilihan presiden (pilpres) 2024.

Menurutnya, spekulasi dari berbagai pihak, soal dipilihnya Andika sebagai Panglima TNI hanya untuk modal mencalonkan diri sebagai Presiden 2024.

“Terkait dengan wacana bahwa Andika Perkasa berpeluang maju di pilpres 2024 setelah menjabat panglima itu persoalan lain yang bukan merupakan bagian dari skenario penunjukan dia sebagai calon tunggal panglima TNI. Meskipun, bahwa ada pihak yang berpendapat posisi Andika sebagai panglima bisa menjadi batu loncatan untuk melaju pada kontestasi pilpres 2024, menurut saya itu bagian dari kebebasan berpendapat. Saya menilai, itu merupakan pendapat spekulatif,” katanya pada Telegraf, pada Jumat (12/11/2021).

Kendati demikian, ia menambahkan bahwa setiap warga negara Indonesia mempunyai hak menjadi Capres dan Cawapres.

“Tapi, kalaupun Andika memiliki hasrat untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden atau calon wakil presiden, itu hak dia sebagai warga negara tapi tentu setelah dia pensiun dari jabatan panglima TNI pada Desember 2022 nanti”, paparnya.

Berdasarkan beberapa survei yang dirilis oleh SMRC pada September 2021, kesamaan latarbelakang militer menunjukkan bahwa elektabilitas Andika Perkasa masih dibawah Prabowo , AHY, dan Gatot Nurmantyo.

“Lantas, seberapa besar peluang Andika di pilpres? Tentu tergantung sejauhmana publik merespon sosoknya. Tapi sejauh ini, elektabilitas Andika sebagai capres masih sangat rendah. Berdasarkan survei SMRC September 2021, elektabilitas Andika baru 1 persen, masih jauh di bawah tokoh-tokoh dari kalangan militer lainnya,” urainya.

“Masih berdasarkan survei yang sama, kandidat dari kalangan militer yang paling tinggi elektabilitasnya masih belum bergeser dari Prabowo Subianto yang mendapatkan dukungan 20,7 persen, menyusul Agus Harimurti Yudhoyono 4,5 persen dan Gatot Nurmantyo 1,7 persen,” ungkapnya.

Diketahui sebelumnya, elektabilitas mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Moeldoko belum mencapai 3 persen.

“Berkaca dari dua mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Moeldoko, elektabilitasnya juga masih sangat rendah, belum beranjak dari 3 persen. Dulu, elektabilitas mantan panglima TNI Wiranto juga tidak signifikan dibanding figur sipil. Justru elektabilitas tokoh berlatar belakang militer yang tinggi elektabilitasnya bukan dari jabatan panglima, seperti Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto. Dalam sejarah pemilihan langsung, baru SBY yang terpilih menjadi presiden,” paparnya.

Dengan elektabilitas 1 persen, Ia menambahkan bahwa jika Andika Perkasa mencalonkan sebagai capres, dipandang perlu upaya komunikasi dengan partai politik.

“Modal elektabilitas 1 persen masih belum cukup untuk merayu partai politik agar mau mendukung Andika. Karenanya, untuk melaju sebagai kandidat presiden, Andika masih harus mendongkrak  popularitas dan elektabilitasnya. Lantas, apakah jabatan panglima TNI yang hanya 1 tahun bisa mendongkrak elektabilitasnya? Posisi panglima TNI bukan jaminan bisa mendongkrak elektabilitas,” katanya.

“Realitas tersebut mengkonfirmasi bahwa elektabilitas lebih berhubungan erat dengan faktor personalitas; karakter, rekam jejak, success story, popularitas dan kapabilitas. Sedangkan jabatan sekadar merupakan instrumen penunjang yang bisa digunakan untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas sejauh dilakukan dengan tepat,” tambahnya.

Dengan demikian, Andika berpeluang memanfaatkan jabatannya untuk mendongkrak elektabilitas dan popularitasnya.

“Meski demikian, Andika masih memilki peluang untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya meskipun sangat sulit jika targetnya capres. Kecuali jika di posisi cawapres, menurut saya lebih realistis dan masih memungkinkan daripada maju sebagai capres. Jika targetnya capres, hampir pasti Andika akan kepontal-pontal mengejar kandidat lain,” pungkasnya.


Photo Credit: Panglima TNI, Andika Perkasa. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/ws

 

Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Rock Ngisor Ringin Part #2 Jadi Ajang Kumpul Musisi Rock Tanah Air
Waktu Baca 4 Menit
Program FLPP Capai Rekor 263 Ribu Unit, BTN Dominasi Penyaluran Rumah Subsidi Nasional
Waktu Baca 4 Menit
BSN Resmi Beroperasi Usai Spin-Off dari BTN, Bidik Pertumbuhan Perbankan Syariah Nasional
Waktu Baca 3 Menit
Tradisi Warga Indonesia Dalam Merayakan Malam Tahun Baru di New York
Waktu Baca 6 Menit
OJK Bentuk Departemen UMKM dan Keuangan Syariah, Pengawasan Bank Digital Berlaku 2026
Waktu Baca 3 Menit

Keamanan Digital Adalah Tanggung Jawab Setiap Pengguna Teknologi

Waktu Baca 2 Menit

Keamanan Digital Kebutuhan Mendasar di Tengah Transformasi Teknologi

Waktu Baca 2 Menit

BTN Salurkan Bantuan Rp8 Miliar untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumatera

Waktu Baca 3 Menit

OJK Raih Predikat Badan Publik Terbaik Nasional 2025, Tegaskan Komitmen Keterbukaan Informasi

Waktu Baca 4 Menit

Lainnya Dari Telegraf

Nasional

Prabowo Tak Tetapkan Status Bencana Nasional, Ini Alasannya

Waktu Baca 2 Menit
Nasional

Perbaikan Akibat Bencana, Prabowo: Kita Punya Anggarannya

Waktu Baca 3 Menit
Nasional

Korban Akibat Bencana di Sumut dan Sumbar Jadi 442 Jiwa

Waktu Baca 8 Menit
Nasional

Prabowo Kunjungi Korban Banjir Sumatra, Pastikan Langkah Darurat Dilakukan

Waktu Baca 2 Menit
Nasional

BNPB Sebut Jumlah Korban Meninggal Dunia di Sumut, Sumbar dan Aceh Jadi 303 Jiwa

Waktu Baca 7 Menit
Nasional

Penanganan Bencana di Aceh-Sumut-Sumbar Difokuskan Pada Titik Prioritas

Waktu Baca 2 Menit
Nasional

Prabowo Minta Penanganan Pengiriman Bantuan Bencana di Sumbar Dipercepat

Waktu Baca 2 Menit
Nasional

Tetapkan Tanggap Darurat, Pemkab Aceh Tengah Minta Percepatan Bantuan

Waktu Baca 5 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Akunku
  • Hobimu
  • Karir
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia

Telegraf uses the standards of the of the Independent Press Standards Organisation (IPSO) and we subscribe to its Editors’ Code of Practice. Copyright © 2025 Telegraf. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?