TELEGRAF — Di antara sorotan lampu panggung dan gema orkestra, Andien kembali menata langkahnya menuju panggung megah Istora Senayan, (9/10/25)
Lima belas November mendatang, ia akan berdiri di sana — bukan sekadar sebagai penyanyi, melainkan sebagai penutur kisah.
Dua puluh lima tahun bukan waktu singkat untuk seorang perempuan yang tumbuh bersama denting jazz, denyut pop, dan disko yang menyalakan nostalgia.
Konser bertajuk Suarasmara ini bukan sekadar perayaan musik. Ia adalah catatan hidup yang ditulis dengan melodi, busana, dan napas keindahan.
Sejak video manifesto yang dirilis pada hari ulang tahunnya, Andien seolah mengundang publik untuk masuk ke dunia batinnya: tempat musik, cinta, dan nilai-nilai hidup berpadu tanpa batas.
“Aku ingin konser ini menjadi ruang di mana semua yang pernah menemaniku dalam perjalanan turut bersuara,” ucapnya dalam keterangan resmi.
Dibalik kemegahan panggung, ada denyut emosi yang lebih dalam: rasa syukur, rasa kehilangan, dan cinta yang tumbuh di tengah perubahan zaman.
Konser Suarasmara adalah semacam rumah spiritual bagi Andien, tempat ia mengumpulkan serpihan dirinya — dari gadis berani di awal 2000-an hingga ibu dan aktivis lingkungan yang menyalakan harapan di masa kini.
Empat Babak Perjalanan: Dari Jazz ke Cinta yang Dewasa
Disutradarai oleh Shadtoto Prasetio, konser ini akan dibagi menjadi empat babak musikal yang dirangkai seperti pertunjukan Broadway: penuh energi visual, dramatis, dan melodius.
“Semangat dalam karya ini adalah mengulik segala estetika dari Andien,” tutur Shadtoto.
“Sejak awal, ia selalu berani tampil beda. Konser ini adalah cara untuk mengajak penonton masuk dan merasakan langsung dunia Andien.”
Babak demi babak akan membawa penonton ke lanskap emosional berbeda — dari jazz romantis, retro yang menggoda, hingga disko futuristik dengan warna-warna Y2K.
Masing-masing bagian menggambarkan fase kehidupan Andien: dari idealisme muda, kematangan cinta, hingga kebebasan mengekspresikan diri tanpa batas.
Tohpati, sang music director, menyebut proyek ini sebagai “tantangan unik”.
Ia harus menyusun narasi musik yang bukan hanya padu secara teknis, tapi juga emosional.
“Belum pernah saya mengerjakan konser yang musiknya dibagi secara tematik per babak begini,” katanya.
Hasilnya nanti akan menjadi perjalanan musikal yang memeluk kenangan dan inovasi sekaligus.
Kolaborasi Lintas Generasi: Suara-suara yang Menyatu
Satu hal yang membuat Suarasmara begitu istimewa adalah kolaborasi lintas generasi dan genre.
Nama-nama besar seperti Vina Panduwinata, Indra Lesmana, Diskoria, Wijaya 80, dan White Chorus akan tampil bersama Andien di atas panggung.
Semua hadir bukan hanya untuk bernyanyi, tetapi menuturkan benang merah perjalanan musik Indonesia.
“Selama 25 tahun, aku beruntung bisa bertemu banyak musisi berbakat yang menjadi bagian hidupku,” kata Andien.
“Konser ini bukan hanya milikku, tapi milik semua yang pernah berjalan bersamaku.”
Di tengah industri yang sering terjebak tren cepat, kolaborasi seperti ini terasa menenangkan — seperti menemukan semilir jazz di tengah hiruk-pikuk algoritma.
Di sana, Andien meneguhkan bahwa musikalitas sejati adalah dialog lintas waktu, bukan kompetisi usia.
Panggung, Busana, dan Jiwa yang Merayakan
Andien memang bukan sekadar penyanyi. Ia adalah fashion statement yang hidup.
Dalam konser Suarasmara, ia menggandeng desainer ternama seperti Hian Tjen, Eddy Betty, dan Ivan Gunawan, serta label eksentrik DIBBA.
Bersama mereka, Andien ingin menghadirkan narasi visual yang sejalan dengan musik — feminin tapi tangguh, glamor tapi jujur.
Hian Tjen mengakui tantangan kolaborasi ini: “Bagaimana menyeimbangkan karakter Andien yang autentik, edgy, dan penuh energi dengan DNA desain saya agar tercipta keharmonisan visual.”
Hasilnya nanti bukan sekadar gaun panggung, melainkan perpanjangan dari suara Andien sendiri: berlapis-lapis, eksperimental, namun tetap hangat.
Di luar panggung, penonton akan disambut dengan instalasi seni dari Setali Indonesia dan komunitas autisme, ruang interaktif yang menampilkan karya kreatif lokal.
Di sini, konser menjadi pengalaman multisensori — musik, cahaya, dan empati berpadu menjadi satu.
Seni yang Peduli pada Bumi dan Sesama
Lebih dari sekadar pertunjukan, Konser Suarasmara juga membawa pesan keberlanjutan.
Bersama Rekosistem, limbah acara akan dikelola secara bertanggung jawab, sementara jejak karbonnya diimbangi lewat program carbon offset.
Sebagian hasil penjualan tiket akan disalurkan melalui Andien Aisyah Foundation untuk membangun Sekolah Anak Percaya di kampung pemulung.
Bagi Andien, menjadi seniman berarti juga menjadi bagian dari solusi.
Ia telah lama aktif dalam isu fashion sustainability melalui Yayasan Setali Indonesia, dan kini memperluas dampaknya melalui musik.
“Menjaga bumi bukan sekadar gaya hidup, tapi bentuk cinta,” katanya dalam wawancara terdahulu.
Dalam ruang industri hiburan yang sering menomorsatukan gemerlap, langkah kecil seperti ini terasa seperti nada yang tulus.
Ia menunjukkan bahwa hiburan dan tanggung jawab sosial bisa berjalan seirama — seperti duet yang lembut tapi berdaya.
Suarasmara: Sebuah Catatan tentang Waktu dan Cinta
RedLine selaku promotor memperkirakan konser ini akan dihadiri lebih dari 5.000 penonton.
Tiketnya dibanderol mulai dari Rp575 ribu hingga Rp2 juta.
Namun lebih dari sekadar harga, nilai sejati konser ini terletak pada pengalaman emosional yang dibawanya.
“Empat babak yang akan ditampilkan adalah sajian yang megah dan indah, bukan hanya musik tapi juga pengalaman interaktif yang mengajak penonton menjadi bagian dari pertunjukan,” ujar Aldi Liputo dari RedLine.
Pada akhirnya, Konser Suarasmara bukan hanya perayaan musik seorang Andien — tapi perayaan hidup itu sendiri.
Dua puluh lima tahun ia melintasi panggung, mengisi udara dengan suara, mode, dan makna. Dari jazz ke pop, dari glamor ke kesederhanaan, dari panggung ke gerakan sosial.
Semua menyatu dalam satu kata yang kini menjadi tajuk perayaannya: Suarasmara.
Seperti namanya, konser ini adalah tentang suara yang lahir dari cinta — cinta pada musik, pada manusia, dan pada bumi yang menjadi rumah bersama.
FAQ
- Kapan konser Andien Suarasmara digelar?
→ Pada 15 November 2025 di Istora Senayan, Jakarta. - Apa tema utama konser Suarasmara?
→ Perayaan 25 tahun perjalanan musikal Andien dalam empat babak penuh warna. - Siapa saja musisi yang tampil?
→ Tohpati, Vina Panduwinata, Indra Lesmana, Diskoria, White Chorus, dan Wijaya 80. - Siapa sutradara kreatif konser ini?
→ Shadtoto Prasetio. - Apa keunikan konsep Suarasmara?
→ Dibalut empat babak tematik dengan visual Broadway–Roaring Twenties–Y2K. - Bagaimana kontribusi sosial konser ini?
→ Hasil tiket disalurkan untuk Sekolah Anak Percaya dan dikelola ramah lingkungan. - Siapa perancang busana Andien?
→ Hian Tjen, Eddy Betty, Ivan Gunawan, dan DIBBA. - Siapa promotor konser ini?
→ RedLine. - Berapa harga tiket konser Suarasmara?
→ Mulai Rp575.000 hingga Rp2.012.500. - Apa pesan utama konser ini?
→ Musik, cinta, dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan.
Dalam perjalanan seni yang sering kali bergegas, Andien memilih untuk berhenti sejenak dan menengok ke belakang — bukan dengan nostalgia, tapi dengan rasa syukur.
Suarasmara menjadi ruang di mana waktu bernyanyi, dan cinta beresonansi. Bagi penonton, mungkin hanya satu malam.
Tapi bagi Andien, ini adalah seperempat abad yang dirayakan dalam satu napas: musik yang lahir dari jiwa yang selalu ingin berbagi.