TELEGRAF – Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Nixon Napitupulu membeberkan progres akuisisi BTN untuk meminang bank syariah pengganti Bank Muamalat. Nixon menyebut kesepakatan dengan bank tersebut telah mencapai 70%.
“Bisa dibilang 70% sepakat lah ya, mendekati ya. Dengar saja nanti bisakah mendekati 90% dalam waktu akhir minggu ini. Itu yang sudah kita bahas,” kata Nixon, Selasa (27/08/2024).
Nixon menyebut, Bank BTN belum bisa mengungkap perbankan yang jadi target akuisisi kepada publik karena masih harus berurusan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Jadi kita katakan saja namanya Bank X, bukan Bank Bawar ya, Bank X. Jadi Bank X sedang kita dekati, memang lagi proses pembicaraan salah satunya yang lagi mau dibahas adalah mengenai valuation,” tuturnya.
“Dia sudah sampai di sana, due diligence-nya sudah berjalan di Bank X ini dan kelihatannya agak lebih simpel gitu ya banknya,” imbuhnya.
Nixon menargetkan proses akuisisi tersebut dapat pada tahun 2024 atau paling lambat awal tahun depan, dengan skema yang tidak rumit serta ukuran juga tidak besar.
Nixon mengatakan perjanjian jual beli saham bersyarat atau Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) bisa saja berlangsung di September atau Oktober. Sehingga proses akuisisi tersebut tergantung izin OJK dan persetujuan pemegang saham.
“Teman-teman bisa nerka-nerka lah bank-nya apa. Kemudian juga ini memang lagi intense ngomongin valuation-nya ke mereka maupun ke pemilik saham kami,” ujarnya.
“Kami juga sedang audit karena kan harus menggunakan buku yang telah di audit atau limited review. Itu ada proses administrasi yang mesti diselesaikan. Jadi yang namanya akuisisi itu administrasi banyak lah ketentuan pasar modalnya,” paparnya.
Menurut isu yang beredar, bidikan Bank BTN kini telah beralih ke PT Bank Victoria Syariah (BVS) sebagai pengganti Bank Muamalat.
BTN mengambil keputusan tidak melanjutkan proses akuisisi terhadap bank syariah pertama di Indonesia tersebut. Aksi korporasi itu dirancang BTN sebagai bagian dari upaya pemisahan atau spin off unit usaha syariah (UUS) yakni BTN Syariah menjadi bank umum syariah (BUS).