Telegra – Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2025 resmi diluncurkan dengan semangat baru untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan gigi dan gusi. Tahun ini, BKGN mengangkat tema “Gigi dan Gusi Sehat untuk Senyum Indonesia Hebat” sebagai upaya menegaskan bahwa gusi sehat sama pentingnya dengan gigi yang kuat.
Sejak digagas pada 2011, program BKGN telah berhasil menjangkau lebih dari 2 juta masyarakat Indonesia melalui edukasi serta menyediakan lebih dari 500 ribu perawatan gigi gratis. Program ini juga melibatkan 13 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan berbagai cabang Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI).
Menurut drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., Personal Care Community Lead Unilever Indonesia, BKGN terus berkomitmen memperluas dampaknya dengan kegiatan langsung kepada masyarakat.
“Bukan hanya gigi yang perlu diperhatikan, tetapi juga gusi dan jaringan penyangga. Tahun ini kami menghadirkan layanan cek gigi dan gusi gratis di FKG dan 55 cabang PDGI. Harapannya, masyarakat lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan mulut secara menyeluruh,” ujarnya.
Hal ini sejalan dengan pandangan drg. Usman Sumantri, MSc., Ketua Pengurus Besar PDGI, yang menekankan bahwa kesehatan gusi tidak boleh disepelekan.
“Jika karang gigi dibiarkan menumpuk, bisa mengakibatkan infeksi yang berpengaruh besar terhadap gusi. Gigi dan gusi adalah satu kesatuan, dan keduanya harus dirawat sejak dini,” tegasnya.
Sementara itu, Prof. drg. Suryono, S.H., M.M., Ph.D, Ketua AFDOKGI, mengingatkan bahwa peradangan gusi bisa terjadi hanya dalam hitungan hari jika kebersihan mulut tidak dijaga.
“Kalau tiga hari saja tidak sikat gigi dengan benar, gusi bisa meradang. Jika kondisi ini berlangsung lama, gigi akan goyah. Bahkan, infeksi gusi bisa memengaruhi kehamilan dan berisiko pada stunting anak,” jelasnya.
Senada, Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes, AAK, Ketua ARSGMPI, menambahkan bahwa keluhan yang paling sering ditemui dokter gigi adalah gusi berdarah.
“Banyak pasien datang dengan keluhan gusi berdarah ketika menyikat gigi. Sering dianggap sepele, padahal ini tanda awal adanya masalah kesehatan gusi. Scaling atau pembersihan karang gigi merupakan perawatan paling banyak dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut,” terangnya.
BKGN 2025 diselenggarakan secara kolaboratif dengan melibatkan perguruan tinggi, rumah sakit gigi dan mulut pendidikan, serta dukungan swasta. Dengan cakupan yang semakin luas, kegiatan ini diharapkan mampu menjadikan kesehatan gigi dan gusi sebagai bagian penting dari gaya hidup sehat masyarakat Indonesia.
“Kesehatan mulut adalah pintu masuk kesehatan tubuh. Melalui BKGN, kami ingin mengajak masyarakat Indonesia lebih peduli, karena senyum sehat berawal dari gigi dan gusi yang sehat,” tutup Mirah.