TELEGRAF – Ant International, perusahaan global penyedia solusi pembayaran digital dan teknologi keuangan, resmi meluncurkan Laporan Keberlanjutan perdana mereka yang menekankan pentingnya pertumbuhan inklusif dan pembangunan ekosistem digital yang tangguh.
Peluncuran laporan ini digelar dalam forum internasional Point Zero Forum di Zurich, dan menandai komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan, UMKM, dan inklusi ekonomi berbasis teknologi. (16/06/25)
Dengan identitas baru sebagai entitas independen pasca restrukturisasi dari Ant Group, Ant International kini beroperasi di lebih dari 30 negara dan bermarkas di Singapura.
Perusahaan ini memiliki empat lini bisnis utama: Alipay+ (dompet digital global), Antom (layanan pembayaran merchant), WorldFirst (akun bisnis lintas negara), dan Bettr (layanan keuangan terintegrasi).
Pilar Strategis untuk Pertumbuhan dan Globalisasi Baru
Laporan keberlanjutan Ant International dibangun di atas kerangka 6T: Travel, Trade, Thrive, Technology, Talent, dan Trust.
Kerangka ini menunjukkan integrasi antara penciptaan nilai sosial dan nilai bisnis yang berkelanjutan.
-
Travel: Melalui Alipay+, perusahaan telah menghubungkan lebih dari 1,7 miliar akun pengguna lewat 36 dompet digital dan 6 skema QR nasional—90% merchant-nya adalah UMKM.
-
Trade: WorldFirst memfasilitasi lebih dari 1,2 juta UMKM menjual produk di 200 pasar, dengan nilai transaksi mencapai USD 100 miliar dalam 100+ mata uang.
-
Thrive: ANEXT Bank dan Ant Bank membantu 15 juta pengguna di negara berkembang mendapatkan akses kredit, terutama pelaku UMKM.
-
Technology: Antom Copilot dan Falcon AI mempercepat integrasi sistem pembayaran dan prediksi pasar lintas negara.
-
Talent: Program 10×1000 Tech for Inclusion telah melatih 7.157 talenta digital dari 110 negara.
-
Trust: Investasi Ant International pada teknologi keamanan AI termasuk fitur anti-deepfake dan penguatan struktur kepatuhan global.
Dorongan Etis dan Teknologis di Tengah Gejolak Global
Eric Jing, Chairman Ant International, menekankan bahwa teknologi digital tidak boleh memperdalam kesenjangan sosial.
“Komunitas teknologi harus mengambil langkah nyata agar inovasi membawa manfaat bagi semua, bukan hanya segelintir pihak,” ujarnya.
CEO Yang Peng dan Presiden Douglas Feagin menambahkan bahwa perusahaan percaya pada bisnis yang dibangun di atas fondasi keberlanjutan dan inovasi praktis.
Sementara itu, Chief Sustainability Officer Chen Leiming menyoroti bahwa keberlanjutan harus bersifat inklusif agar berdampak.
“Setiap hasil bisnis harus menjadi kontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat jangka panjang,” ungkapnya.
Dukungan Komunitas Global: Tantangan dan Kolaborasi
Peluncuran laporan turut dihadiri tokoh-tokoh global seperti Mr. Sing Chiong Leong (Monetary Authority of Singapore) dan Ms. Nan Li Collins (United Nations Sustainable Stock Exchange Initiative).
Mereka mendukung misi Ant International untuk mendorong pertumbuhan inklusif melalui kolaborasi dengan regulator, komunitas UMKM, dan lembaga keuangan.
Collins menyatakan, “Negara-negara berkembang masih menghadapi kesenjangan infrastruktur digital. Kita harus memastikan tidak ada yang tertinggal dalam transformasi ini.”
Ant International mengaku siap memperluas kolaborasi lintas sektor, termasuk sertifikasi keberlanjutan untuk UMKM, pembiayaan mikro, dan riset teknologi berbasis privasi.
Teknologi, Transparansi, dan Tanggung Jawab Sosial
Dengan laporan keberlanjutan ini, Ant International tidak hanya menunjukkan kinerja, tetapi juga menyampaikan pesan: bisnis digital masa depan harus adil, inklusif, dan bertanggung jawab.
Inovasi teknologi hanya akan berdampak positif jika dirancang untuk menyertakan semua pihak, terutama UMKM yang selama ini sering terpinggirkan.
Langkah ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi pelaku industri keuangan digital lain dalam membangun pertumbuhan yang berkelanjutan dan berakar pada kepercayaan serta kemitraan.