Telegraf – Berawal adanya kegalauan dan keingintahuan, kenapa Presiden pada awainya di puja, puji kemudian dicaci maki dan dibuli, semula di puja bagai Dewa kemudian di cerca bagai pendosa, melihat hal tersebut Presidium The President Center (TPC) Eddy Herwani Didied Mahaswara mencari akar muasal mengapa terjadi demikian.
Menurutnya bahwa, di negara kita sendiri Indonesia dalam pemilihan Presiden atau Kepala Negara belum memiliki kelayakan KAPABILITAS secara lengkap yang diatur dalam undang Undang atau aturan dalam pemilu.
“Dalam Pemilihan ketentuan Capres dan Cawapres dengan hanya memprioritaskan Popularitas dan Elektabiltas dari hasil survei, ternyata mengkondisikan para Capres dan Cawapres 2024 belum memiliki kelayakan KAPABILITAS secara lengkap sebagai Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara,” tutur Didied di Jakarta, Selasa (10/10).
Dengan baground tersebut Didied membuat sebuah lembaga non politik yaitu pusat pemberdayaan kepemimpinan bangsa dengan nama The Presiden Centre (TPC).
Akan mengusulkan dan meminta kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mempersyaratkan Capres dan Cawapres memiliki kapabiltas dengan menguasai (55 #1) Kompetensi kelayakan sebagai Presiden dan Wapres yang diusulkan oleh TPC, diujikan pada saat acara debat.
Kedua, TPC juga meminta Capres dan Cawapres untuk menandatangani kontrak tentang, mempresentasikan konsep Indonesia Maju hingga tahun 2045, juga mempunyai konsep dan program strategi, bagaimana cara menambah devisa pendapatan Negara guna melunasi hutang negara.
Dan selama terpilih, merealisasikan Zero Pengangguran dan Kemiskinan, serta menyerahkan buku dari TPC berjudul “Etika Pemimpin” sebagai pedoman, panduan dan tuntunan menjadi Pemimpin yang Ideal, Handal, Mumpuni dan Paripurna untuk diberikan kepada Capres dan Cawapres terpilih.
Menurut TPC, yang paling penting ditahun 2025 dan ditahun selanjutnya, Capres dan Cawapres harus memiliki persyaratan SERTIFIKASI ‘KUALIFIKASI KOMPETENSI sebagai Kepala Negara melalui pembekalan dan penggemblengan yang ditentukan dalam peraturan KPU dan UU Pilpres.
Melalu TPC, Didied mengadakan “Public Speaking Competition (Campus Battle) – Andai Aku Jadi Presiden”, mengajak anak anak muda khususnya mahasiswa untuk peduli dan ikut dalam kompetisi ini, sehingga dapat memberi masukan gagasan, usulan, Program-Program Pengembangan Inovasi yang nantinya ide ide atau gagasan akan di ikutb sertakan dalam usulan ke KPU.
Sementara itu Harry “Koko” Santoso CEO Deteksi Production matakan dari sisi kreatif kegiatan tersebut cukup bagus karena selama ini belum pernah ada. Koko berharap anak anak millenial tertarik dengan hal ini.
“Apalagi ini melibatkan ketua MPR RI Bambang Soesatyo, ini keempatan yang bagus bagi millenial untuk turut aktif memberikan ide, gagasan dan masukan masukan program,” tutur Koko.
Di kesempatan yang sama Ferian Nilman sebagai Ketua Pelaksana “Public Speaking Competition (Campus Battle) mengatakan pendaftaran di buka dari tanggal 10-25 oktober dengan mengirim Spech video ke bit.ly/IndonesiaEmas45 dengan durasi 3 menit, dengan contack : Feriyan +62 812 2249, 9428 dan Ivan di contack +62812 1222 7131. Untuk grand final akan di lakukan bulan Desember mendatang.