Telegraf, Selayar – Dalam rangka menjamin ketersediaan minyak di seluruh Indonesia serta meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah 3T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal) Badan Pengaturan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BBH Migas) resmikan 57 penyalur di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Hal tersebut sesuai dengan Keputusan Bupati Kepulauan Selayar Nomor 336/IV/Tahun 2019 Tentang Penunjukan Sub Penyalur Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan.
Hal itu diungkapkan Direktur BBM BPH Migas, Patuanan Alfon Simanjuntak, dalam sambutan saat meresmikan 1 diantara 3 sub penyalur yang mewakili dari 57 sub penyalur yang diresmikan hari ini Selasa (10/9), di Desa Bontotangnga, Kecamatan Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar.
“Dengan diresmikan sub penyalur diharapkan masyarakat dapat meningkatkan perekonomian, dan masyarakat Selayar bisa menikmati BBM dengan harga yang relatif terjangkau” ungkap Alfon usai peresmian.
Hadir dalam pereamian Wakil Bupati Kepulauan Selayar, H. Zainuddin , Sekertaris Daerah Kepulauan Selayar, Marjani Sultan, Kepala Seksi Pengaturan Pendistribusian BBM, GM MOR VII PT Pertamina (Persero) yang diwakili oleh SR PT Pertamina (Persero) Wilayah Selayar Mochammad Farid Akbar, dan beberapa Kepala Desa di Kepulauan Selayar.
Zainudin mengakui masih banyaknya pengecer BBM yang belum berijin di daerahnya, dan kedepan akan diberikan arahan agar menutup perniagaannya atau diarahkan untuk pengurusan ijin dan mendirikan sub penyalur.
“Jelas mereka ilegal, Pemerintah Daerah berkomitmen akan melakukan pembinaan kepada mereka agar meninggalkan kebiasaan kebiasaan yang ilegal itu, dan beralih kepada sub penyalur yang punya legalitas karena kita tahu bahayannya terutama kebakaran karena tidak terjamin safetynya” tutur Zainudin.
Lanjut Zainudin stafnya akan mendata yang masih ada bahkan akan di gusur/ membongkar, tapi sebelumnya mencoba dengan cara persuasif. Berharap mereka akan sadar dan meningalkan perniagaan ilagalnya. “kalau masih ingin melakukannya silahkan memenuhi ketentuan sebagai Sub Penyalur.
Ditemui di tempat yang sama Achmad (30) salah satu masyarakat yang hadir merasa senang bahwa dengan hadirnya sub penyalur mereka tidak perlu antri di SPBU yang jaraknya lumayan jauh.
“Kalau di SPBU di kota antri biasanya kalau beli dan bukanya hanya setengah hari dan sering kehabisan BBM,” kata Achmad.
Hal serupa juga dikatalan oleh Anas Abas (32), ia berharap dengan adanya sub penyalur tidak lagi beli BBM dengan harga tinggi, yaitu Rp10.000-12.000. (Red)