Telegraf – Dampak tingginya kandungan gas pada sumur minyak di PEP Field Tambun berpotensi mengakibatkan kehilangan produksi minyak hingga 18.969 BBLS ini disebabkan Gas Lock pada ESP.
Untuk menjaga keberlangsungan produksi tersebut, PEP Tambun Field mengimplementasi inovasi menggunakan metode SADIST (Gas Handling Automatics Solutions), dimana inovasi ini mengatur parameter pompa ESP sehingga secara otomatis dapat mencegah terjadinya Gas Lock.
Metode SADIST telah diaplikasikan pada 4 sumur di PEP Tambun Field dan telah berhasil meningkatkan lifetime sumur menjadi > 13 bulan, mengurangi loss produksi sebesar 8.708 bbls atau potensi penambahan pendapatan setara 7,9 Milyar rupiah pertahun, berhasil mengurangi frekuensi perawatan sumur, dan meningkatkan produksi minyak sebesar 13.632 BBLS dan gas sebesar 629 MMSCF.
Metode SADIST telah divalidasi baik dari pihak internal EP melalui tim teknis Subsurface Development dan pihak eksternal mencakup validasi keaslian ide dan rasio keberhasilan kinerja oleh UPN “Veteran” Yogyakarta, Departement Eksploitasi SKK Migas dan Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional Kementerian ESDM. Bahkan Metode SADIST sudah didaftarkan paten di Hak atas Kekayaan Intelektual di Indonesia (HAKI).
“Tidak mudah tentunya mencari solusi permasalahan kandungan gas tinggi pada sumur yang menggunakan Artificial Lift ESP, dan metode ini telah terbukti sukses bahkan telah melampaui target awal. Yang lebih menggembirakan adalah tidak adanya issue operasional dalam implementasi zero accident,” ungkap Direktur Utama Pertamina EP, Wisnu Hindadari, Di Jakarta rabu (10/5).
Ia menjelaskan etode SADIST dapat mengartikulasi maksud optimalisasi, otomatisasi dan efisiensi ke dalam bentuk hasil kerja. Ia juga berharap dapat segera direplikasi di seluruh wilayah kerja Pertamina bahkan di KKKS lain yang memiliki karakteristik permasalahan yang sama.