Telegraf – Konferensi Aktivis Palestina Internasional di saat pandemi Covid -19 dilakukan secara daring. Memupuk kesadaran mendukung Palestina merupakan salah satu dari sepuluh tujuan digelarnya konferensi ini ungkap Sekjen The Global Coalition for Quds and Palestine (GCQP), Dr. Akram Al Adloun dalam pembukaan.
Adara Relief International salah satu lembaga penyalur bantuan Palestina, khususnya untuk perempuan dan anak-anak Palestina yang ikut menyiarkan konferensi Palestina Internasional. Tercatat lebih dari 5000 partisipan yang hadir melalui akun media sosial Adara dan menjadi bagian dari puluhan ribu partisipan dari belahan dunia.
“Kami para wanita Indonesia akan terus menjalankan amanah suci untuk menjaga Al Aqsa karena kami meneladani keteguhan Maryam AS dan para Maryam masa kini di Palestina, para murabithah di Al Quds dan Tepi Barat, serta wanita-wanita yang menderita akibat blokade di Gaza,” ungkap Ketua Adara Relief Internasional, Sri Vira Chandra dalam Konfrensi Palestina Internasional Minggu lalu.
Ia mengungkapkan persoalan Palestina adalah amanah yang diberikan Allah kepada kita semua. Bukan hanya mereka yang tinggal di Palestina saja, namun tanggung jawab seluruh umat muslim di dunia. Al Quds adalah pusat keberkahan. Mereka yang kita bantu bukanlah orang biasa, namun mereka mewakili umat Islam dalam membela dan menjaga Masjidil Aqsa.
“Kami berharap dan meminta agar negara kami terus memegang janji konstitusi untuk terus menentang penjajahan Israel atas Palestina dan tidak pernah mengikuti langkah para pengkhianat,” kata Sri Vira.
Di waktu yang sama Syeikh Ali Yusuf berkata, Upaya pembebasan Palestina akan terus dilakukan dengan berbagai cara dan strategi karena bangsa Palestina tidak akan pernah berdiam diri menghadapi penjajahan. Namun, dukungan dunia internasional, khususnya umat Islam di seluruh negeri sangat dibutuhkan.
“Kita tahu negara muslim terbesar di dunia adalah Indonesia dan telah banyak mendukung Palestina serta mengirimkan bantuan terbaik mereka,” tuturnya.
Dilain kesempatan Dr. Ahmad Raisuni, Ketua Persatuan Ulama Muslim sedunia mengataka bahwa para pemimpin, para tokoh intelektual dan para jurnalis untuk mengingatkan persoalan Palestina kepada dunia yaitu kebenaran yang terjadi di palestina.
“Kewajiban para pemimpin, para tokoh intelektual dan para jurnalis untuk mengingatkan persoalan Palestina kepada dunia. Mengungkapkan kebenaran tentang bangsa yang tanah airnya dirampas. Dan mengusahakan kembalinya hak mereka,” kata Dr.Ahmad.
Sementara itu, Hassan Turan (Anggota Parlemen Turki) menyatakan bahwa normalisasi hubungan dengan Israel bukan hal yang positif. Pemerintah Turki secara berkesinambungan akan terus membantu perjuangan bangsa Palestina. “Itu menjadi prioritas kami dan juga ditegaskan oleh Presiden kami bahwa permasalahan Palestina adalah bukan hanya milik bangsa Palestina, tapi menjadi benang merah yang harus diperjuangkan oleh seluruh umat,” ungkap Hasan. (AK)
Credit photo : Peserta Konferensi Aktivis Palestina Internasional melalui webinar /Doc/ist