Telegraf – Pemerintah Indonesia telah memutuskan membeli satu skuadron Sukhoi Su-35 untuk memperkuat pengamanan wilayah udara Indonesia. Banyak yang tidak tahu sosok jenius dibalik pemilihan untuk membeli pesawat tempur generasi siluman tersebut.
Sosok ahli strategi alat perang itu adalah Marsekal TNI Agus Supriatna, Mantan Kepala Staf Angkatan Udara era 2015-2016. Sebagai pilot yang punya jam terbang tinggi dan multi talenta Agus ketika itu memiliki gagasan kenapa kita harus melirik pesawat tempur buatan Rusia itu.
Kenapa Marsekal Agus Supriatna saat itu sudah menggagas pemikiran untuk membeli Su-35, dan bukan F-16 Viper atau produk lainnya?
Suatu ketika Marsekal Agus Supriatna mengungkap alasan dia lebih memilih Sukhoi Su-35 dibanding F-16 Viper? Meski, kecanggihan dan keampuhan F-16 selama mengudara sudah sangat teruji, dan disukai banyak negara, termasuk Indonesia.
Lewat buku otobiografinya berjudul “Dingo: Menembus Limit Angkasa” yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas, tahun 2016, Agus membeberkan alasan-alasannya menjatuhkan pilihan terhadap Sukhoi.
Sebagai salah satu penerbang Indonesia, Agus mengaku sudah paham betul dengan karakteristik setiap pesawat yang sudah diterbangkannya. Mulai dari pesawat latih, A-4 Skyhawk, F-5 Tiger hingga F-16. Dia juga sudah merasakan ketangguhan Sukhoi sebelum menjatuhkan pilihannya.
Agus mengungkapkan, baik F-16 Viper hingga Su-35 merupakan pesawat generasi keempat, kemampuannya pun tidak jauh berbeda. Salah satu perbedaan mendasar adalah dari segi kenyamanan bagi pilot yang menerbangkannya.
“Kalau yang paling nyaman untuk duduk, F-16 buatan Amerika. Kalau buatan Rusia, untuk duduk enggak enak,” ungkap Agus.
Hanya saja, untuk ketangguhan, Sukhoi dinilai lebih bandel dibanding kompetitor terdekat, yakni F-16. Apalagi, jet tempur buatan Rusia tersebut memang dibuat khusus untuk bertempur.
“F-16 Kalau terbang di bawah 150 knot harus hati-hati, salah handle sedikit dia bisa masuk inefisien. Kalau Sukhoi kuat, hebat, tapi duduknya enggak nyaman. Rusia memang membuat pesawat ya untuk perang,” paparnya. (berbagai sumber)