Telegraf – Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Nixon LP Napitupulu , mengungkapkan membukukan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 14,8% menjadi Rp344,2 triliun, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp299,7 triliun.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tersebut, ditopang oleh kredit dan pembiayaan perumahan serta kredit bermargin tinggi (high-yield loans) yang cukup diminati masyarakat.
“Pada tiga bulan pertama tahun 2024, BTN mampu mencetak pertumbuhan kredit dan pembiayaan yang membantu menggerakkan sektor perumahan di negara ini untuk bergerak. Hal ini tidak terlepas dari upaya perseroan menurunkan angka backlog perumahan dan menyediakan rumah yang layak bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kami berharap dapat terus menjaga momentum ini agar dapat memberikan nilai tambah bagi para stakeholders kami,” ungkap Nixon pada Paparan Kinerja Keuangan Kuartal I/2024 di Jakarta, Kamis (25/4).
Nixon juga menjelaskan, kredit dan pembiayaan perumahan masih menyumbang porsi mayoritas sekitar 85% dari seluruh kredit dan pembiayaan yang disalurkan perseroan. Selama kuartal I/2024, total kredit dan pembiayaan perumahan mencapai Rp292,7 triliun naik 10,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp264,5 triliun.
Lanjut Nixon dari jumlah tersebut penyaluran KPR Subsidi masih menjadi yang terbesar mencapai Rp167 triliun, naik 12,3% pada kuartal I/2024 dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp148,6 triliun. Sedangkan KPR Non-Subsidi naik 11,2% menjadi Rp98,8 triliun dari Rp88,8 triliun di kuartal I/2023.
“Strategi kami membidik lebih banyak penyaluran KPR Non-Subsidi ke segmen menengah ke atas sudah mulai menunjukkan hasil. Untuk KPR dengan ticket size di atas Rp750 juta, pertumbuhannya mencapai 176,6% yoy pada kuartal I/2024, dengan total penyaluran mencapai Rp1,05 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp380 miliar,” papar Nixon.
Untuk laba sendiri Nixon mengatakan laba tumbuh 7,4 persen setara dengan Rp860 miliar dibanding waktu yang sama tahun lalu, yang tercatat Rp801 miliar.
Sementara itu untuk Unit Usaha Syariah (UUS) BTN (BTN Syariah) memperoleh laba bersih sebesar Rp164,1 miliar, melonjak 56,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp105,1 miliar.
Kenaikan laba bersih BTN Syariah ditopang oleh penyaluran pembiayaan yang meningkat 20% menjadi Rp39,1 triliun pada kuartal I/2024, dibandingkan dengan Rp32,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan double-digit juga terlihat di penghimpunan DPK BTN Syariah, yang mencapai 20,3% menjadi Rp42,9 triliun.
Seiring dengan pertumbuhan positif di sisi pembiayaan dan penghimpunan DPK, BTN Syariah membukukan peningkatan aset sebesar 17,9% yoy menjadi Rp54,8 triliun pada kuartal I/2024, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp46,5 triliun. “BTN Syariah terus bertumbuh secara konsisten sebagai pemain kuat di salah satu ceruk bisnis yang sangat menarik di pasar perumahan domestik,” pungkas Nixon.