Connect with us

Didaktika

Penghargaan Diri dari Penggalan Kisah Hidup dalam “Aku dan Buka Dia”

Published

on

Photo Credit : Elena Zachnas usai bercerita terkait isi bukunya, di Jakarta Kamis (27/10)/Doc/telegraf

Telegraf – Menghargai diri sendiri bagi banyak orang itu perlu, Elena Zachnas adalah salah satunya, ia mencoba menghadiai dirinya sebuah buku, yang di tulisnya sendiri untuk kado istimewa di usia 55 tahun.

“Aku dan bukan dia” sebuah kumpulan pusi yang di jahit dalam satu buku berisikan 140 halaman dan 55 puisi yang menceritakan penggalan kisah.

“Buku ini ada 3 babak dalam kehidupan saya, suatu pergulatan jiwa atas makna hidup yang dijalani,” ungkapnya dalam konfrensi pers kenal ulang bukunya di Jakarta, Kamis (27/100).

Elena menceritakan didalam buku ini jika dibaca mungkin ada yang terwakili jiwa jiwanya. “Bahwa cahaya itu tidak akan hilang, walaupun saat gelap dan benar benar gelap, cahaya pasti akan ada. Karena setiap orang pasti punya harapan,” tuturnya.

Dari tiap puisi dijalin seperti penggalan kisah, seperti buku harian suatu pergulatan jiwa atas makna hidup yang dijalani. Ada benang merah cerita yang saling terkait satu sama lain.

Lanjut Elena, Menulis menjadi bagian dari sebuah proses penyembuhan ketika pikiran dan rasa terjebak dalam kegalauan. Ia berharap bukunya bisa menjadi inspirasi yang bermakna bagi proses mental dari rasa menjadi karya.

Elena Zachnas penulis puisi yang juga sebagai penulis lirik lagu yang pernah di nyanyikan oleh almarhum Chrisye dengan judul Gelapkan Sirna, begitu juga Erwin Gutawa yang perna memintanya untuk menulis lirik untuk Edo Kondologit dan masih banyak lagi.

Baca Juga :   Ribuan Mahasiswa Perguruan Tinggi se-NTT Angkat Tiga Jari: Pak Ganjar Bisa Perbaiki Demokrasi Kita

Elena Zachnas menambahkan menulis adalah gairah hidup yang tidak dapat dipadamkan. Menulis adalah bentuk kejujuran yang hendak terus ditanamkan.

Advertisement
Click to comment

Didaktika

Temuan Riset Terancar Rekomendasi KLHK Bukan Galon Sekali Pakai yang Mendominasi di TPA, Tapi?

Published

on

By

Photo Credit : Riset Litbang Kompas dan Net Zero Waste Management Consortium yang di publikasikan 22 November 2023/Doc/Ist

Telegraf – Hasil riset terbaru yang berjudul “Potret Sampah 6 Kota” mengungkap timbulan sampah plastik produk konsumen yang paling membebani lingkungan dan mendominasi tempat pembuatan akhir (TPA) sampah di enam kota tersebut justru plastik kresek, bungkus mie instan dan gelas air mineral berbagai merek, utamanya merek terkenal yang merajai pasar.

Riset anyar tersebut dilakukan oleh Litbang Kompas dan Net Zero Waste Management Consortium, dipublikasikan pada 22 November 2023 dan mendapat rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dari investigasi audit sampah secara serentak di enam kota, termasuk Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Samarinda dan Bali, pada 2022, tim peneliti lapangan tidak mendapati adanya sampah galon sekali pakai di tempat pembuangan akhir sampah di enam kota tersebut.

“Sampah kemasan produk konsumen ukuran kecil memang selalu jadi beban terbesar di setiap TPA di enam kota besar tersebut,” kata lead researcher Net Zero, Ahmad Syafrudin, dijakarta.

Ia juga mengungkapkan meski secara tonase terlihat kalah dari sampah organik, seperti sampah rumah tangga, faktanya sampah anorganik seperti kemasan plastik produk konsumen jauh lebih makan tempat dan volumenya selalu besar di semua pembuangan sampah, mau itu gerobak pemulung, TPS, truk sampah, TPA, pinggir sungai dan sebagainya.

Dari daftar 10 besar sampah plastik produk konsumen yang dipublikasi dalam laporan riset tersebut, tertera bahwa total sampah gelas air mineral, jumlahnya dua kali lebih banyak dari sampah kantong kresek (urutan kedua) dan tiga kali lebih banyak dari sampah bungkus mie instan (urutan tiga). Sampah gelas air mineral juga masih lebih banyak dari serpihan plastik berbagai produk yang sukar dikenali yang notabene ada di urutan teratas.

Baca Juga :   Atikoh Ganjar dan Peran Aktif Perempuan Dalam Kepramukaan

Laporan riset menggambarkan bahwa berkebalikan dengan anggapan umum, sampah produk konsumen dengan kemasannya besar justru lebih mudah dikelola dan lebih bernilai ekonomis ketimbang sampah produk konsumen yang ukuran kemasannya relatif kecil yang oleh sebagian masyarakat dianggap ‘sampah kecil’.

Sebelumnya, pada 2021, riset komprehensif Sustainable Waste Indonesia di Jakarta Raya menyebut sampah produk konsumen dengan ukuran yang lebih besar, termasuk galon Sekali pai, lebih mudah dikelola sampahnya ketimbang sampah plastik kemasan sejenis yang ukuran kecil. Selain lebih ramah lingkungan, sampah produk konsumen dengan kemasan besar juga lebih bernilai ekonomis untuk dijual kembali sebagai bahan baku plastik daur ulang. Makanya, tak heran bila galon Le Minerale jarang atau bahkan praktis tak ditemukan di tempat pembuangan akhir sampah di kota-kota besar.

Riset mendapat rekomendasi langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup tersebut digelar serempak di enam kota pada 2022. Bentuknya audit investigasi sampah plastik produk konsumen, dengan kegiatan utama mencakup pengumpulan, pemilahan dan identifikasi sampah di 17 sampel Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di setiap kota. Hasilnya teridentifikasi 1.930.495 buah sampah plastik yang terbagi dalam 635 varian sampah produk konsumen dari berbagai merek.

Continue Reading

Didaktika

Atikoh Ganjar dan Peran Aktif Perempuan Dalam Kepramukaan

Published

on

Ketua Kwartir Pramuka daerah Jawa Tengah, Siti Atikoh Supriyanti. FILE/Telegraf

Telegraf – Ketua Kwartir Daerah Jawa Tengah, Siti Atikoh Supriyanti mengatakan kegiatan kepramukaan mengasah individu tak hanya softskill dan lifeskill saja. Lewat kepramukaan, kata Atikoh, jiwa kepemimpinan akan teruji dan terbentuk.

Hal itu diungkapkan Atikoh usai hadir di acara Malam Gala Dinner “Peumulia Jamee” Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka XI di Balee Meuseuraya Aceh, Banda Aceh, Jumat (01/12/2023).

“Di kepramukaan itu juga diajari kepemimpinan. Baik itu anggota laki-laki maupun perempuan,” katanya.

Di dalam pramuka, anggotanya tak cukup belajar sandi, tali-temali hingga baris berbaris saja. Pramuka justru memberi anggotanya pelatihan softskill hingga lifeskill.

Terutama kepemimpinan, istri Ganjar Pranowo itu mengatakan, Pramuka pasti teruji dalam setiap kegiatan. Atikoh yang merupakan perempuan pertama dalam sejarah kepemimpinan Kwarda Jateng, mendorong anak-anak muda ikut aktif dalam kepramukaan. Meskipun digempur perkembangan teknologi.

Ia pun mencontohkan di Jawa Tengah. Di mana kepramukaannya aktif sejak usia SD bahkan sampai mahasiswa dan dewasa. Antara anggota laki-laki dan perempuan, Atikoh mengatakan, dari sisi kemampuan maupun dharma bhakti di kepramukaan seimbang.

“Jadi perempuan sebagai anggota Pramuka pasti akan siap kapanpun, di manapun, untuk menjadi pemimpin karena sudah teruji,” tegasnya.

Di kesempatan itu, Atikoh juga bertemu Ketua Kwarnas Budi Waseso. Acara juga dihadiri Kwarda Aceh, Muzakir Manaf. Sedangkan Atikoh tampak duduk bersama Waka Kwarnas GKR Mangkubumi, anggota DPR Illiza Sa’aduddin, dan perwakilan Kwarda Sulut.

Baca Juga :   Temuan Riset Terancar Rekomendasi KLHK Bukan Galon Sekali Pakai yang Mendominasi di TPA, Tapi?

Sebagai informasi, kegiatan Munas XI Gerakan Pramuka 2023 di Aceh berlangsung selama empat hari mulai 1-4 Desember. Pembukaan dilakukan Sabtu (2/12/2023). Salah satu agenda Munas adalah pemilihan Ka Kwarnas periode 2023-2028

Continue Reading

Didaktika

Ribuan Mahasiswa Perguruan Tinggi se-NTT Angkat Tiga Jari: Pak Ganjar Bisa Perbaiki Demokrasi Kita

Published

on

Sebanyak 1.500 mahasiswa perguruan tinggi se-Nusa Tenggara Timur bersemangat serentak angkat tiga jari saat Ganjar Pranowo. FILE/Telegraf

Telegraf – Sebanyak 1.500 mahasiswa perguruan tinggi se-Nusa Tenggara Timur bersemangat serentak angkat tiga jari saat Ganjar Pranowo, Capres RI 2024 memberikan kuliah umum di Universitas San Pedro Kota Kupang, Jumat (01/12/2023).

Mahasiswa yang mengenakan berbagai baju almameter itu seketika berjubal menyambut kedatangan Ganjar di kampus tersebut. Mereka memanggil lantang nama mantan Gubernur Jawa Tengah itu bak sedang berorasi.

Bukan hanya mahasiswa, warga dari berbagai kalangan pun antusias menyaksikan Ganjar dari luar pagar kampus.

Dalam kesempatan itu, Ganjar memberikan motivasi agar mahasiswa tetap kritis demi kemajuan bangsa. Usai berikan kuliah umum, Ganjar berjalan menuju jalan raya.

Ia naik ke atas podium dan menyampaikan terima kasih kepada mahasiswa dan warga yang telah mengelilinginya. Kemudian secara bersama-sama mengangkat tiga jari ke atas.

Edgard, mahasiswa Universitas Timor (Unimor) mengatakan bahwa kehadiran Ganjar memberikan energi bagi mahasiswa, terutama di NTT.

“Terima kasih Pak Ganjar sudah datang ke NTT,” katanya.

Menurutnya, politikus berambut putih itu adalah sosok pemimpin yang mampu mengurai persoalan demokrasi yang disebutnya tidak baik-baik saja.

“Kami sakit karena demokrasi kita sedang diobok-obok. Kami yakin Pak Ganjar bisa memperbaikinya,” paparnya.

Selain itu, Ganjar adalah harapan bagi warga NTT untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak.

“Ke depan kami harap Pak Ganjar bisa meningkatkan pendidikan di NTT,” imbuhnya.

Baca Juga :   Atikoh Ganjar dan Peran Aktif Perempuan Dalam Kepramukaan

Begitu pula dengan Donseran, mahasiswa Unimor lainnya. Baginya, Ganjar adalah sosok yang baik dan merakyat.

“Beliau orang baik dan merakyat,” tandasnya.

Continue Reading

Didaktika

Mahasiswa Kupang Sebut Ganjar Pemimpin Solutif

Published

on

Ribuan mahasiswa Universitas Nusa Cendana Kupang antusias mengikuti kuliah kebangsaan bersama Ganjar Pranowo. FILE/Telegraf

Telegraf – Ribuan mahasiswa Universitas Nusa Cendana Kupang antusias mengikuti kuliah kebangsaan bersama Ganjar Pranowo di kampusnya, Jumat (01/12/2023). Mereka menilai Ganjar adalah sosok yang solutif di era saat ini.

Tiba di lokasi, mahasiswa menyambut Capres 2024 nomor urut 3 itu dengan riuh tepuk tangan. Bahkan, mereka berebut salaman dan meminta berfoto selfi.

Selama kurang lebih 40 menit, mahasiswa betah duduk di kursi tanpa meninggalkan lokasi acara. Mahasiswa berbagai angkatan itu dengan seksama mengikuti pemaparan Ganjar.

Hari itu, mantan Gubernur Jawa Tengan dua periode itu memberikan wawasan sekaligus memotivasi mahasiswa terkait bonus demografi, ekonomi hijau dan biru, serta industri kreatif.

Untuk mendukung kemajuan itu, Ganjar telah menyiapkan program satu desa satu faskes satu nakes dan satu keluarga miskin satu sarjana.

Gagasan itu mendapat respon positif dari para mahasiswa, salah satunya Anselmus Lalu Waso. Menurutnya, Ganjar adalah capres paling solutif dalam memecahkan persoalan-persoalan bangsa.

“Iya, Pak Ganjar sangat solutif. Tadi dijelaskan berbagai persoalan dan ada solusinya,” katanya.

Ia mengambil contoh program satu keluarga miskin satu sarjana, yang mampu memberikan harapan bagi masyarakat, terutama masyarakat Nusa Tenggara Timur.

“Di sini masih banyak anak muda yang ingin bersekolah tinggi tapi masih terkendala biaya. Jadi, program itu sangat bagus untuk di NTT,” ungkapnya.

Baca Juga :   Temuan Riset Terancar Rekomendasi KLHK Bukan Galon Sekali Pakai yang Mendominasi di TPA, Tapi?

Program itu, lanjut dia, bukan hanya bicara soal kemudahan akses pendidikan, tetapi juga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Jadi sarjana itu penting untuk bekal kerja, jadi itu sekaligus bisa menjadi program pengentasan kemiskinan,” tuturnya.

Sementara Ganjar Pranowo mengatakan bahwa dirinya sudah tujuh kali mengagendakan untuk ke Kupang, namun batal.

“Dan kali ini akhirnya bisa bertemu. Terima kasih semuanya,” ujarnya.

Menurutnya, Kupang merupakan kota yang istimewa, karena mampu menjaga toleransi dengan baik.

“Ini yang harus dirawat. Selain itu, kesehatan dan SDM harus ditingkatkan. Maka, kami ada program satu desa satu puskemas dan satu keluarga miskin satu sarjana,” tandasnya.

Continue Reading

Didaktika

Terinspirasi Ganjar, Mahasiswa UKI Toraja Bertekad Wujudkan Indonesia Emas

Published

on

Ribuan mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja antusias mengikuti kuliah kebangsaan bersama Ganjar Pranowo. FILE/Telegraf

Telegraf – Ribuan mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja antusias mengikuti kuliah kebangsaan oleh Ganjar Pranowo, Capres RI 2024. Mereka termotivasi dan bersemangat terlibat dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Antusiasme itu terlihat saat mahasiswa-mahasiswi berjajar di sisi jalan raya menuju kampus setempat untuk menyambut kedatangan Ganjar. Begitu pula dengan Ganjar yang memilih berjalan kaki sekira 300 meter dari lokasi acara.

Dalam kesempatan itu, mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu menyemangati para mahasiswa dan kampus untuk memanfaatkan bonus demografi.

Suwardi, salah seorang mahasiswa UKI Toraja mengaku senang bisa bertemu dan mengikuti kuliah kebangsaan bersama Ganjar.

Menurutnya, materi yang disampaikan Ganjar sangat bermanfaat menambah wawasan sekaligus memberikan inspirasi bagi para mahasiswa.

“Pak Ganjar keren. Saya senang karena bisa menambah wawasan,” katanya.

Penjelasan Ganjar soal bonus demografi, paparnya, mampu memberi semangat mahasiswa untuk terlibat dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Menjadi semangat memanfaatkan bonus demografi. Pak Ganjar memberi semangat kami,” ucapnya.

Sementara menurut Ganjar, kampus memiliki peran besar di bidang riset, inovasi, hingga teknologi pendidikan untuk menciptakan SDM terbaik yang mampu membangun Indonesia bagian timur dengan baik.

“Saya bayangkan kalau ada keunggulan-keunggulan perguruan tinggi ya swasta, ya negeri, punya komitmen tinggi, rasa-rasanya penting untuk memberikan penugasan kepada mereka,” tutur Ganjar.

Baca Juga :   Ribuan Mahasiswa Perguruan Tinggi se-NTT Angkat Tiga Jari: Pak Ganjar Bisa Perbaiki Demokrasi Kita

Ganjar berharap, kampus dan pemerintah nantinya dapat berkolaborasi menciptakan SDM berkualitas untuk menyongsong Indonesia Unggul di masa depan.

“Nah ini butuh coba kita dorong dan konsen mahasiswa juga bagus pada soal itu. Rasa-rasanya kita boleh sedikit lebih tenang dan kita bisa genjot agar SDM kita lebih kuat,” tuturnya.

Ganjar pun mengapresiasi UKI dan mahasiswanya yang sudah menyatakan komitmen untuk membersamai pemerintah dalam pembangunan nasional, khususnya Indonesia bagian timur.

“Saya kira UKI punya komitmen yang bagus ‘Pak Ganjar kalau mau bangun Indonesia Timur kami siap berpartisipasi’,” pungkasnya.

Continue Reading

Didaktika

Ribuan Mahasiswa di Yogyakarta Tumpahkan Keresahannya Soal Demokrasi Bangsa

Published

on

Ribuan mahasiswa bergabung melakukan Mimbar Demokrasi: Bahaya Oligarki untuk Masa Depan Demokrasi di ISI Yogyakarta, (23/11/2023). FILE/Telegraf

Telegraf – Ribuan mahasiswa yang berkumpul di depan gedung lama rektorat Institute Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menggelar acara Mimbar Demokrasi: Bahaya Oligarki Untuk Masa Depan Demokrasi.

Dihadiri sekitar 3.000-an mahasiswa dari berbagai kampus atau perguruan tinggi di Yogyakarta. Koordinator Aliansi Jaga Demokrasi, Muhammad Suhud mengatakan, urgensi pelaksanaan itu tak lain untuk menyuarakan adanya keresahan sejumlah mahasiswa dan masyarakat terkait permasalahan yang terjadi di Indonesia saat ini.

Di mana, beberapa permasalahan tersebut, dinilai muncul dari adanya kelompok oligarki dengan mengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro pada masyarakat.

“Itu bentuk keresahan kami bersama. Khususnya mahasiswa dan masyarakat umum yang ada di DI Yogyakarta pada saat ini. Khususnya terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang sangat mengecewakan terhadap masyarakat secara umum,” katanya, Kamis (23/11/2023).

Menurutnya, adanya intervensi kekuasaan terhadap kekuasaan kehakiman menunjukkan bahwa demokrasi di Indonesia mengalami kemunduran yang perlu di crosscheck secara terus menerus sebagai mahasiswa atau pun warga sipil.

Sementara itu, Humas Aliansi Jaga Demokrasi, Nur Rohman, menyampaikan bahwa tidak hanya permasalahan intervensi kekuasaan terhadap kekuasaan kehakiman saja yang membuat masyarakat merasa resah, tetapi juga terkait keresahan prinsip demokrasi yang semakin mengikis.

“Itu terbukti dari data indeks demokrasi kita yang semakin menurun dengan adanya penegakkan hukum yang lemah,” katanya.

Baca Juga :   Ribuan Mahasiswa Perguruan Tinggi se-NTT Angkat Tiga Jari: Pak Ganjar Bisa Perbaiki Demokrasi Kita

“Kami mengadakan aksi mimbar demokrasi tidak ada embel-embel partai politik, simbol relawan dan lain-lain. Itu semua sudah diintervensi. Sehingga, harapan kami sebagai mahasiswa dan kampus sebagai tempat pendidikan harus menjadi garda terdepan untuk memperjuangkan nilai-nilai demokrasi,” pintanya.

Sementara itu, pemerhati Budaya Yogyakarta Widihasto mengatakan sebab mereka memberikan kritik adalah karena bentuk cinta kepada negeri.

“Kita tidak rela mereka yang telah menjahit merah putih yang sudah menciptakan Indonesia Raya, yang sudah merangkai UUD 45 hari ini menangis bahwa Indonesia terperosok kembali ke dalam sikap-sikap politik yang itu mencederai demokrasi,” kata Widihasto.

Widihasto negara susah maju jika praktik elite politik menghalalkan segala cara untuk kepentingan kekuasaan.

“Di situlah mahasiswa hadir dan saya percaya kawan-kawan yang hadir di sini semuanya hadir digerakkan oleh hati nurani pertahankan hati nurani dan akal sehat kawan-kawan untuk bisa menjadi agen perubahan di indonesia,” tandasnya.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

MUSIK

Advertisement
Advertisement

TELEMALE

Advertisement

Lainnya Dari Telegraf

close