Telegraf – Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ariandi Putra mengatakan dalam rangka memastikan seluruh peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15-16 November 2022 di Bali aman dari serangan siber dan malware BSSN lakukan beberapa hal.
BSSN menjadi leading sector dalam rangka pengamanan siber KTT G20. Tugasnya antara lain mengolaborasikan beberapa rencana pengamanan siber dengan stakeholder terkait yaitu TNI, Polri, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Kesehatan, Sekretariat Kabinet, dan sejumlah pihak lainnya.
“Pengamanan siber yang dilakukan BSSN tidak hanya dilakukan pada hari pelaksanaan KTT G20 saja. Tetapi juga sebelum dan sesudah KTT G20 digelar,” ungkap Ariandi dalam jumpa pers #G20updates yang dilakukan secara daring (online), pada Selasa (25/10/2022).
Ada tiga dukungan kluster untuk pengamanan siber, yakni sebelum, saat acara, hingga setelah acara. Hal itu dilakukan dalam rangka memaksimalkan dan melihat bagaimana situasi pengamanan ideal soal siber yang diinginkan pada saat puncak acara G20 pada 15-16 November.
Sebelum acara sudah dilakukan audit sistem manajemen informasi, pengukuran tingkat keamanan siber, dan juga memonitor anomali trafik dan potensi ancaman siber.
“Pada saat acara kita akan melakukan monitoring anomali trafik, pemantauan informasi insiden, pengamanan sinyal dan kontra penginderaan, serta melakukan digital forensik,” jelasnya.
Ia menambahkan untuk memastikan keamanan siber menjelang KTT G20, BSSN sudah melakukan pengamanan siber dalam rangka KTT G20 ini sejak Juli 2022 lalu.