Telegraf, Jakarta – Untuk menjamin stock garam dan meminimalisir impor garam konsumsi pemerintah membangun 12 unit gudang garam Nasional, 6 sudah terbagun ditahun 2016 dan 6 lagi akan dibangun ditahun ini 2017, yang masing masing kapasitas 2000 ton, dengan system Resi Gudang (RSG), dan di kelola oleh Koperasi yang bekerjasama dengan PT Garam.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jendral Pengelolaan Ruang Laut Brahmantya Satyamurti Poerwadi dikantornya Jl. Medan Merdeka Timur Jakarta Pusat.
“Pembangunan gudang ini bertujuan untuk memperkuat perekonomian petani garam, yang mana sebelumnya setelah panen itu harus buru buru di jual dengan adanya gudang sekarang bisa di simpan, mereka juga bisa mendapatkan Resi Gudang untuk modal produksi, sehingga para petani di harapkan bisa panen sesering mungkin,” Brahmantya menuturkan.
Untuk mengingat produksi tahun 2016 hanya mencapai 4 % setra 144,099 ton dari target 3 juta ton sedangkan PT Garam hanya mencapai 6% dari target, dikarenakan adanya siklus anomaly cuaca yaitu el nina yang menjadikan wilayah Indonesia mengalami kemarau basah di sepanjang tahun 2016.
Ditahun 2017 Brahmantya menjelaskan untuk mengantisipasi hal tersebut akan di implementasikan managemen lahan minimal 15 ha dalam satu hamparan yang bertujuan untuk meningkatkan produkstifitas lahan dan menjamin homogenitas produk garam.
Tak hanya itu Brahmantya mengatakan dalam komprensi persnya pemasangan rumah prisma plastikpun dilakukan bertujuan untuk kepastian produksi sepanjang tahun baik musim hujan atau kemarau, yang mana biaya yang dikeluarkan para petani akan di dukung pemerintah.
Selain pembangunan gudang KKP juga mengusulkan pembangunan pabrik garam didua lokasi yaitu Madura dan NTT yang pengelolanya diserahkan oleh PT Garam, kenapa dua daerah tersebut karena potensi panennya di dua daerah itu cukup tinggi. Brahmantya menambahkan. (Red)
Photo credit : Ist. Photo
