Munculnya Terorisme di Tanah Air Tak Lepas Dari Kondisi Global

Oleh : KBI Media

Telegraf, Jakarta – Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri, Brigjen (Pol) Eddy Hartono menyatakan bahwa pengaruh terorisme di Tanah Air tak terlepas dari kondisi global. Khususnya, mulai terdesaknya kelompok ISIS di Suriah.

Dia mengungkapkan, kondisi ISIS saat ini mulai terdesak. “Juru bicara mereka menyerukan para mujahid agar jangan datang ke Suriah, silakan berjuang di negara masing-masing dengan kemampuan, keterampilan dan alat seadanya, itu doktrinnya,” kata Eddy.

Hal itu disampaikannya dalam Seminar Partisipan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bertajuk Diskusi Ekonomi, Politik dan Keamanan Dalam Negeri dalam Rangka Perencanaan Strategi Bisnis 2017 di Jakarta, Kamis (15/12).

Dia menambahkan, doktrin ISIS disebarkan melalui internet. Dia juga menyatakan, Warga Negara Indonesia (WNI) yang termonitor di Suriah mencapai sekitar 600 orang. “Ada juga yang kembali (ke Indonesia). Ini yang jadi ancaman,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, ISIS berusaha membangun cabang di Asia Tenggara. “Orang-orang Malaysia, Filipina gabung. ISIS pilih dua negara pertama Indonesia lalu Filipina,” jelasnya.

Dia menuturkan, pada 2010 terpidana terorisme Abu Bakar Baasyir melalui Jamaah Islamiyah pernah menggelar latihan militer di Aceh. “Pelatihan di sana ada senjata, peluru, granat. Alhamdulilah kita bisa cegah itu. Kenapa dipilih Indonesia? Karena Indonesia Islam terbesar, jadi potensi. Namun, alhamdulilah Aceh digagalkan,” tuturnya.

“Mereka pindah ke Poso. Alhamdulilah operasi Tinombala cegah itu sehingga sekarang mereka ke Filipina Selatan. Kenapa? Karena di sana siap tiga brigade. Abu Sayaf jaringan terorisme global. Cari dana culik untuk pendaanaan terorisme.” (Red)

Photo credit : AFP


Lainnya Dari Telegraf