Connect with us

Didaktika

Menembus Keterbatasan Untuk Meraih Prestasi

Published

on

Penyerahan buku kecil berjudul Menembus Keterbatasan diserahkan oleh Ketua Umum PP Special Olympics Indonesia (SOina) Warsito Ellwein kepada Koordinator Pengembangan Koleksi, Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi, Perpustakan Nasional, Republik Indonesia. TELEGRAF
Penyerahan buku kecil berjudul Menembus Keterbatasan diserahkan oleh Ketua Umum PP Special Olympics Indonesia (SOina) Warsito Ellwein kepada Koordinator Pengembangan Koleksi, Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi, Perpustakan Nasional, Republik Indonesia. TELEGRAF

Telegraf – Sebuah buku kecil berjudul Menembus Keterbatasan diserahkan oleh Ketua Umum PP Special Olympics Indonesia (SOina) Warsito Ellwein kepada Koordinator Pengembangan Koleksi, Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi, Perpustakan Nasional, Republik Indonesia, Ramadhani Mubaroq, pada Jum’at (16/12/2022) petang.

Buku kecil itu merupakan kumpulan karya anak-anak bertalenta khusus, atau disabilitas intelektual, anggota SOina. Antologi yang terdiri dari limapuluh karya itu merupakan pertama karya tulis anak-anak bertalenta khusus yang tersimpan di sana. Sebelumnya disabilitas intelektual kesulitan untuk memenuhi kriteria untuk mendapatkan ISBN.

Para penulis berkisah tentang dirinya dan perjuangan mereka hingga dapat meraih penghargaan atas kemenangan di berbagai ajang perlombaan baik lokal maupun internasional. Salah satunya, Kemal M Rizky Avicenna bercerita dengan lancar, kemampuannya bermain bocce dan memainkan alat musik biola serta keikutsertaan dalam Special Olympics Indonesia sejak 2009.

Dalam tulisan berjudul “Biarkan Kami Menang dan Berani Untuk Mencobanya” mahasiswa program inklusi sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta ini, meminta dukungan pemerintah bagi para atlit berkebutuhan khusus. Perjalanan ataupun perjuangan para atlit, termasuk dirinya, untuk mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional bukan hal yang mudah.

Benar, Kemal adalah salah satu sosok anak bertalenta khusus yang mendapat dukungan penuh keluarga dan lingkungannya. Dia menjadi sosok yang tampil penuh percaya diri. Pada kesempatan penyerahan buku itu, Kemal tampil berduet dengan penyanyi Lisa Ariyanto menjadi Master of Ceremony.

Penulis lain Sthepanie Handojo lewat karangan berjudul “Prestasiku” tanpa malu bertutur kegiatannya selama masa pandemic. Dia tak lupa mencantumkan prestasinya sebagai peraih emas cabang olahraga renang di banyak kejuaran di berbagai negara. Penghargaan dari Kemenpora, 28 Oktober 2017, sebagai Atlet Berprestasi pun disebutkan bersama sederet penghargaan lain.

Beberapa penulis lain mengirimkan naskah menarik sebagaimana milik Kemal dan Sthepanie, namun kualitas secara umum tak merata. Karya lain ada yang pendek dan amat sederhana meskipun sang penulis punya prestasi yang mengagumkan di dunia internasional. Hal itu bisa dimengerti.

Kekhususan Anak

Sebagaimana disebutkan dalam pengantar buku ini merupakan pembuktian bahwa setiap anak hadir dengan kekhususan mereka. Keberterimaan orangtua dan keluarga adalah modal bagi anak bertalenta khusus atau disabilitas intelektual untuk berkembang. Bila mereka diberi kesempatan pasti bisa meraih prestasi mesti harus bergelut dengan keterbatasan.
Sudah pasti karya-karya tulis itu tak mudah dihasilkan mengingat keadaan para penulisnya.

Baca Juga :   Radit, Penyandang Autisme Yang Mau Sekolah Jika Bertemu Ganjar

Butuh sebuah proses berliku terhitung sejak para pengurus SOina menginisiasi kursus menulis itu. Menurut Herlina Kristianti, inisiator sekaligus editor, pada awalnya dia bertindak sebagai pembimbing. Lewat komunikasi siber, baik pertemuan via Zoom maupun WhatsApps, para peserta dibimbing untuk menuangkan ide secara tertulis.

“Ini tak mudah, karena ketika mereka mendengar kata prestasi saja sulit memahaminya,” ujarnya.

Untuk itu para pembimbing beserta orang tua yang menyertainya mencari jalan agar peserta bisa mengerti apa yang dimaksud dengan prestasi. Setelah berhasil barulah peserta bisa bertutur apa saja yang telah mereka capai selama ini dan bagaimana upaya atau perjuangan untuk mencapainya.

Butuh waktu tiga bulan bagi para peserta untuk menyelesaikan karyanya dan mengirim kepada editor. Tak semua bisa menyelesaikan dua topik yakni perjuangan meraih prestasi dan profil penulis sendiri. Hambatan teknis juga muncul. Tak semua memiliki komputer sehingga pembimbing memberi toleransi peserta menuliskannya pada kertas. Hasilnya dikirim lewat telepon pintar kepada editor. Sebagian lagi hanya bisa menuangkannya dalam gambar karena tidak mampu menulis.

Menurut Herlina para orangtua amat terkejut melihat hasil penerbitan buku ini. Kendati sejak awal mereka antusias membantu anak-anaknya untuk mengikuti kursus menulis, seperti hasil akhir tak pernah terbayangkan.

Tuntutan untuk bersabar dan mengerti kondisi peserta kursus amat tinggi mengingat kondisi pandemi yang juga mempengaruhi mental mereka.

“Kadang ada yang menghubungi kami lewat tengah malam, untuk menyampaikan idenya menulis,” ujar Herlina.

Pesan seperti itu, tentu mesti segera direspon agar idea itu tidak hilang. Koleksi baru Perpustakaan Nasional ini merupakan sesuatu yang istimewa. Para orangtua para penulis pun takjub.

Saat awal mendapat tawaran ikut kursus menulis mereka tak percaya anak-anak mereka akan mampu. Menulis dipandang sebagai aktifitas sulit dan hanya akan dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki tingkat daya pikir yang tinggi. Sedangkan anak-anak mereka berada di posisi sebaliknya.

Advertisement
Click to comment

Didaktika

Radit, Penyandang Autisme Yang Mau Sekolah Jika Bertemu Ganjar

Published

on

Ganjar Pranowo saat ditemui oleh Radit Gusti Setia, seorang penyandang autisme di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (06/12/2023). FILE/Telegraf

Telegraf – Ada momen haru saat calon presiden Ganjar Pranowo menghadiri undangan acara ngobrol asik bareng kalangan milenial dan Gen-Z di Mesra Bussines and Resto Hotel Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (06/12/2023). Capres nomor urut tiga itu ditemui Radit Gusti Setia, seorang penyandang autisme.

Radit datang ke lokasi acara ditemani kedua orangtuanya yakni Khairi dan Juwarti. Kepada orangtuanya, bocah berusia 15 tahun itu mengaku enggan berangkat sekolah jika tidak bertemu dengan Ganjar. Keinginannya itu disampaikan orangtuanya beberapa waktu lalu.

Ternyata takdir berpihak pada Radit. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu sedang ada agenda kunjungan ke Samarinda, malam itu. Akhirnya, siswa kelas 2 SMP SLB Pembina Bengkuring itu bisa bertatap muka dan mencium tangan Ganjar.

Juwarti mengatakan, anaknya mengaku sangat bahagia karena keinginan untuk bertemu Ganjar dapat terwujud. Selama ini, anaknya memang kerap menyebut nama Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

“Radit sering melihat Pak Ganjar di televisi. Dia sering menyebut Pak Ganjar dan ingin bertemu,” tuturnya.

Bahkan, Radit sempat melempar tas dan buku serta tidak mau masuk sekolah jika belum bertemu dengan Ganjar. Ia dan anaknya sangat senang akhirnya mereka bisa bertemu dengan Ganjar Pranowo.

“Senang sekali akhirnya bisa bertemu dengan Pak Ganjar,” imbuhnya.

Khairi menambahkan, ketika mendapat kabar akan bertemu Ganjar, anaknya senang dan mau memberikan baju kepada politikus berambut putih itu.

Baca Juga :   Radit, Penyandang Autisme Yang Mau Sekolah Jika Bertemu Ganjar

“Saya lega akhirnya bisa bertemu Pak Ganjar. Radit juga nitip baju untuk Pak Ganjar,” katanya.

Menurutnya, Ganjar adalah sosok yang ramah dan mau menerima semua kalangan.

“Pak Ganjar orangnya baik. Mau bertemu dengan orang seperti kami. Harapan kami Pak Ganjar bisa menjadi pemimpin yang memikirkan anak-anak lain seperti Radit,” tandasnya.

Continue Reading

Didaktika

Temuan Riset Teranyar Rekomendasi KLHK Bukan Galon Sekali Pakai Yang Mendominasi di TPA, Tapi?

Published

on

By

Photo Credit : Riset Litbang Kompas dan Net Zero Waste Management Consortium yang di publikasikan 22 November 2023/Doc/Ist

Telegraf – Hasil riset terbaru yang berjudul “Potret Sampah 6 Kota” mengungkap timbulan sampah plastik produk konsumen yang paling membebani lingkungan dan mendominasi tempat pembuatan akhir (TPA) sampah di enam kota tersebut justru plastik kresek, bungkus mie instan dan gelas air mineral berbagai merek, utamanya merek terkenal yang merajai pasar.

Riset anyar tersebut dilakukan oleh Litbang Kompas dan Net Zero Waste Management Consortium, dipublikasikan pada 22 November 2023 dan mendapat rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dari investigasi audit sampah secara serentak di enam kota, termasuk Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Samarinda dan Bali, pada 2022, tim peneliti lapangan tidak mendapati adanya sampah galon sekali pakai di tempat pembuangan akhir sampah di enam kota tersebut.

“Sampah kemasan produk konsumen ukuran kecil memang selalu jadi beban terbesar di setiap TPA di enam kota besar tersebut,” kata lead researcher Net Zero, Ahmad Syafrudin, dijakarta.

Ia juga mengungkapkan meski secara tonase terlihat kalah dari sampah organik, seperti sampah rumah tangga, faktanya sampah anorganik seperti kemasan plastik produk konsumen jauh lebih makan tempat dan volumenya selalu besar di semua pembuangan sampah, mau itu gerobak pemulung, TPS, truk sampah, TPA, pinggir sungai dan sebagainya.

Dari daftar 10 besar sampah plastik produk konsumen yang dipublikasi dalam laporan riset tersebut, tertera bahwa total sampah gelas air mineral, jumlahnya dua kali lebih banyak dari sampah kantong kresek (urutan kedua) dan tiga kali lebih banyak dari sampah bungkus mie instan (urutan tiga). Sampah gelas air mineral juga masih lebih banyak dari serpihan plastik berbagai produk yang sukar dikenali yang notabene ada di urutan teratas.

Baca Juga :   Radit, Penyandang Autisme Yang Mau Sekolah Jika Bertemu Ganjar

Laporan riset menggambarkan bahwa berkebalikan dengan anggapan umum, sampah produk konsumen dengan kemasannya besar justru lebih mudah dikelola dan lebih bernilai ekonomis ketimbang sampah produk konsumen yang ukuran kemasannya relatif kecil yang oleh sebagian masyarakat dianggap ‘sampah kecil’.

Sebelumnya, pada 2021, riset komprehensif Sustainable Waste Indonesia di Jakarta Raya menyebut sampah produk konsumen dengan ukuran yang lebih besar, termasuk galon Sekali pai, lebih mudah dikelola sampahnya ketimbang sampah plastik kemasan sejenis yang ukuran kecil. Selain lebih ramah lingkungan, sampah produk konsumen dengan kemasan besar juga lebih bernilai ekonomis untuk dijual kembali sebagai bahan baku plastik daur ulang. Makanya, tak heran bila galon Le Minerale jarang atau bahkan praktis tak ditemukan di tempat pembuangan akhir sampah di kota-kota besar.

Riset mendapat rekomendasi langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup tersebut digelar serempak di enam kota pada 2022. Bentuknya audit investigasi sampah plastik produk konsumen, dengan kegiatan utama mencakup pengumpulan, pemilahan dan identifikasi sampah di 17 sampel Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di setiap kota. Hasilnya teridentifikasi 1.930.495 buah sampah plastik yang terbagi dalam 635 varian sampah produk konsumen dari berbagai merek.

Continue Reading

Didaktika

Atikoh Ganjar dan Peran Aktif Perempuan Dalam Kepramukaan

Published

on

Ketua Kwartir Pramuka daerah Jawa Tengah, Siti Atikoh Supriyanti. FILE/Telegraf

Telegraf – Ketua Kwartir Daerah Jawa Tengah, Siti Atikoh Supriyanti mengatakan kegiatan kepramukaan mengasah individu tak hanya softskill dan lifeskill saja. Lewat kepramukaan, kata Atikoh, jiwa kepemimpinan akan teruji dan terbentuk.

Hal itu diungkapkan Atikoh usai hadir di acara Malam Gala Dinner “Peumulia Jamee” Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka XI di Balee Meuseuraya Aceh, Banda Aceh, Jumat (01/12/2023).

“Di kepramukaan itu juga diajari kepemimpinan. Baik itu anggota laki-laki maupun perempuan,” katanya.

Di dalam pramuka, anggotanya tak cukup belajar sandi, tali-temali hingga baris berbaris saja. Pramuka justru memberi anggotanya pelatihan softskill hingga lifeskill.

Terutama kepemimpinan, istri Ganjar Pranowo itu mengatakan, Pramuka pasti teruji dalam setiap kegiatan. Atikoh yang merupakan perempuan pertama dalam sejarah kepemimpinan Kwarda Jateng, mendorong anak-anak muda ikut aktif dalam kepramukaan. Meskipun digempur perkembangan teknologi.

Ia pun mencontohkan di Jawa Tengah. Di mana kepramukaannya aktif sejak usia SD bahkan sampai mahasiswa dan dewasa. Antara anggota laki-laki dan perempuan, Atikoh mengatakan, dari sisi kemampuan maupun dharma bhakti di kepramukaan seimbang.

“Jadi perempuan sebagai anggota Pramuka pasti akan siap kapanpun, di manapun, untuk menjadi pemimpin karena sudah teruji,” tegasnya.

Di kesempatan itu, Atikoh juga bertemu Ketua Kwarnas Budi Waseso. Acara juga dihadiri Kwarda Aceh, Muzakir Manaf. Sedangkan Atikoh tampak duduk bersama Waka Kwarnas GKR Mangkubumi, anggota DPR Illiza Sa’aduddin, dan perwakilan Kwarda Sulut.

Baca Juga :   Radit, Penyandang Autisme Yang Mau Sekolah Jika Bertemu Ganjar

Sebagai informasi, kegiatan Munas XI Gerakan Pramuka 2023 di Aceh berlangsung selama empat hari mulai 1-4 Desember. Pembukaan dilakukan Sabtu (2/12/2023). Salah satu agenda Munas adalah pemilihan Ka Kwarnas periode 2023-2028

Continue Reading

Didaktika

Ribuan Mahasiswa Perguruan Tinggi se-NTT Angkat Tiga Jari: Pak Ganjar Bisa Perbaiki Demokrasi Kita

Published

on

Sebanyak 1.500 mahasiswa perguruan tinggi se-Nusa Tenggara Timur bersemangat serentak angkat tiga jari saat Ganjar Pranowo. FILE/Telegraf

Telegraf – Sebanyak 1.500 mahasiswa perguruan tinggi se-Nusa Tenggara Timur bersemangat serentak angkat tiga jari saat Ganjar Pranowo, Capres RI 2024 memberikan kuliah umum di Universitas San Pedro Kota Kupang, Jumat (01/12/2023).

Mahasiswa yang mengenakan berbagai baju almameter itu seketika berjubal menyambut kedatangan Ganjar di kampus tersebut. Mereka memanggil lantang nama mantan Gubernur Jawa Tengah itu bak sedang berorasi.

Bukan hanya mahasiswa, warga dari berbagai kalangan pun antusias menyaksikan Ganjar dari luar pagar kampus.

Dalam kesempatan itu, Ganjar memberikan motivasi agar mahasiswa tetap kritis demi kemajuan bangsa. Usai berikan kuliah umum, Ganjar berjalan menuju jalan raya.

Ia naik ke atas podium dan menyampaikan terima kasih kepada mahasiswa dan warga yang telah mengelilinginya. Kemudian secara bersama-sama mengangkat tiga jari ke atas.

Edgard, mahasiswa Universitas Timor (Unimor) mengatakan bahwa kehadiran Ganjar memberikan energi bagi mahasiswa, terutama di NTT.

“Terima kasih Pak Ganjar sudah datang ke NTT,” katanya.

Menurutnya, politikus berambut putih itu adalah sosok pemimpin yang mampu mengurai persoalan demokrasi yang disebutnya tidak baik-baik saja.

“Kami sakit karena demokrasi kita sedang diobok-obok. Kami yakin Pak Ganjar bisa memperbaikinya,” paparnya.

Selain itu, Ganjar adalah harapan bagi warga NTT untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak.

“Ke depan kami harap Pak Ganjar bisa meningkatkan pendidikan di NTT,” imbuhnya.

Baca Juga :   Radit, Penyandang Autisme Yang Mau Sekolah Jika Bertemu Ganjar

Begitu pula dengan Donseran, mahasiswa Unimor lainnya. Baginya, Ganjar adalah sosok yang baik dan merakyat.

“Beliau orang baik dan merakyat,” tandasnya.

Continue Reading

Didaktika

Mahasiswa Kupang Sebut Ganjar Pemimpin Solutif

Published

on

Ribuan mahasiswa Universitas Nusa Cendana Kupang antusias mengikuti kuliah kebangsaan bersama Ganjar Pranowo. FILE/Telegraf

Telegraf – Ribuan mahasiswa Universitas Nusa Cendana Kupang antusias mengikuti kuliah kebangsaan bersama Ganjar Pranowo di kampusnya, Jumat (01/12/2023). Mereka menilai Ganjar adalah sosok yang solutif di era saat ini.

Tiba di lokasi, mahasiswa menyambut Capres 2024 nomor urut 3 itu dengan riuh tepuk tangan. Bahkan, mereka berebut salaman dan meminta berfoto selfi.

Selama kurang lebih 40 menit, mahasiswa betah duduk di kursi tanpa meninggalkan lokasi acara. Mahasiswa berbagai angkatan itu dengan seksama mengikuti pemaparan Ganjar.

Hari itu, mantan Gubernur Jawa Tengan dua periode itu memberikan wawasan sekaligus memotivasi mahasiswa terkait bonus demografi, ekonomi hijau dan biru, serta industri kreatif.

Untuk mendukung kemajuan itu, Ganjar telah menyiapkan program satu desa satu faskes satu nakes dan satu keluarga miskin satu sarjana.

Gagasan itu mendapat respon positif dari para mahasiswa, salah satunya Anselmus Lalu Waso. Menurutnya, Ganjar adalah capres paling solutif dalam memecahkan persoalan-persoalan bangsa.

“Iya, Pak Ganjar sangat solutif. Tadi dijelaskan berbagai persoalan dan ada solusinya,” katanya.

Ia mengambil contoh program satu keluarga miskin satu sarjana, yang mampu memberikan harapan bagi masyarakat, terutama masyarakat Nusa Tenggara Timur.

“Di sini masih banyak anak muda yang ingin bersekolah tinggi tapi masih terkendala biaya. Jadi, program itu sangat bagus untuk di NTT,” ungkapnya.

Baca Juga :   Radit, Penyandang Autisme Yang Mau Sekolah Jika Bertemu Ganjar

Program itu, lanjut dia, bukan hanya bicara soal kemudahan akses pendidikan, tetapi juga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Jadi sarjana itu penting untuk bekal kerja, jadi itu sekaligus bisa menjadi program pengentasan kemiskinan,” tuturnya.

Sementara Ganjar Pranowo mengatakan bahwa dirinya sudah tujuh kali mengagendakan untuk ke Kupang, namun batal.

“Dan kali ini akhirnya bisa bertemu. Terima kasih semuanya,” ujarnya.

Menurutnya, Kupang merupakan kota yang istimewa, karena mampu menjaga toleransi dengan baik.

“Ini yang harus dirawat. Selain itu, kesehatan dan SDM harus ditingkatkan. Maka, kami ada program satu desa satu puskemas dan satu keluarga miskin satu sarjana,” tandasnya.

Continue Reading

Didaktika

Terinspirasi Ganjar, Mahasiswa UKI Toraja Bertekad Wujudkan Indonesia Emas

Published

on

Ribuan mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja antusias mengikuti kuliah kebangsaan bersama Ganjar Pranowo. FILE/Telegraf

Telegraf – Ribuan mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja antusias mengikuti kuliah kebangsaan oleh Ganjar Pranowo, Capres RI 2024. Mereka termotivasi dan bersemangat terlibat dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Antusiasme itu terlihat saat mahasiswa-mahasiswi berjajar di sisi jalan raya menuju kampus setempat untuk menyambut kedatangan Ganjar. Begitu pula dengan Ganjar yang memilih berjalan kaki sekira 300 meter dari lokasi acara.

Dalam kesempatan itu, mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu menyemangati para mahasiswa dan kampus untuk memanfaatkan bonus demografi.

Suwardi, salah seorang mahasiswa UKI Toraja mengaku senang bisa bertemu dan mengikuti kuliah kebangsaan bersama Ganjar.

Menurutnya, materi yang disampaikan Ganjar sangat bermanfaat menambah wawasan sekaligus memberikan inspirasi bagi para mahasiswa.

“Pak Ganjar keren. Saya senang karena bisa menambah wawasan,” katanya.

Penjelasan Ganjar soal bonus demografi, paparnya, mampu memberi semangat mahasiswa untuk terlibat dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Menjadi semangat memanfaatkan bonus demografi. Pak Ganjar memberi semangat kami,” ucapnya.

Sementara menurut Ganjar, kampus memiliki peran besar di bidang riset, inovasi, hingga teknologi pendidikan untuk menciptakan SDM terbaik yang mampu membangun Indonesia bagian timur dengan baik.

“Saya bayangkan kalau ada keunggulan-keunggulan perguruan tinggi ya swasta, ya negeri, punya komitmen tinggi, rasa-rasanya penting untuk memberikan penugasan kepada mereka,” tutur Ganjar.

Baca Juga :   Radit, Penyandang Autisme Yang Mau Sekolah Jika Bertemu Ganjar

Ganjar berharap, kampus dan pemerintah nantinya dapat berkolaborasi menciptakan SDM berkualitas untuk menyongsong Indonesia Unggul di masa depan.

“Nah ini butuh coba kita dorong dan konsen mahasiswa juga bagus pada soal itu. Rasa-rasanya kita boleh sedikit lebih tenang dan kita bisa genjot agar SDM kita lebih kuat,” tuturnya.

Ganjar pun mengapresiasi UKI dan mahasiswanya yang sudah menyatakan komitmen untuk membersamai pemerintah dalam pembangunan nasional, khususnya Indonesia bagian timur.

“Saya kira UKI punya komitmen yang bagus ‘Pak Ganjar kalau mau bangun Indonesia Timur kami siap berpartisipasi’,” pungkasnya.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

MUSIK

Advertisement
Advertisement

TELEMALE

Advertisement

Lainnya Dari Telegraf

close