Connect with us

Didaktika

KPK Sita Uang Pecahan Rupiah dan Euro Dari Kasus Unila

Published

on

Photo Credit: KPK RI Saat Jumpa Pers Penetapan Tersangka Rektor Unila Karomani | TELEGRAF/Dok KPK
Photo Credit: KPK RI Saat Jumpa Pers Penetapan Tersangka Rektor Unila Karomani | TELEGRAF/Dok KPK

Telegraf – Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penggeledahan di kediaman Rektor Universitas Lampung (Unila) Karomani, Rabu (24/08/2022). Penggeledahan juga dilakukan pada kediaman sejumlah pihak yang terkait dengan kasus dugaan suap dalam penerimaan mahasiswa baru di Unila.

Dari penggeledahan di sejumlah lokasi tersebut, KPK mengamankan mata uang pecahan rupiah dan euro. KPK juga mengamankan sejumlah dokumen administrasi.

“Ditemukan dan diamankan kembali, di antaranya berbagai dokumen terkait administrasi kemahasiswaan, barang elektronik, dan juga sejumlah uang dengan pecahan rupiah maupun pecahan mata uang asing (dolar) Singapura dan euro,” kata Juru Bicara KPK, Ali Fikri dalam keterangannya, Kamis (25/08/2022).

Ali menjelaskan, penyidik KPK selanjutnya akan menganalisis temuan-temuan tersebut. Adapun sejumlah temuan bukti itu juga akan disita untuk dicantumkan pada berkas perkara para tersangka di kasus dugaan suap penerimaan mahasiswa baru di Unila.

KPK menetapkan empat tersangka yakni Rektor Unila, Karomani; Wakil Rektor I bidang Akademik Unila, Heryandi; Ketua Senat Unila, Muhammad Basri; serta swasta, Andi Desfiandi. Mereka ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap terkait penerimaan calon mahasiswa baru di Unila.

Tersangka penerima suap yakni Karomani, Heryandi, dan Basri disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11 UU 31/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU 20/2001 tentang Perubahan atas UU 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Sedangkan tersangka pemberi suap yakni Desfiandi disangkakan melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b atau Pasal 13 UU 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU 20/2001 tentang Perubahan Atas UU 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.

Bagikan Artikel
Advertisement
Click to comment

Didaktika

Induk Macan: Menyelami Kearifan Lokal Dalam Jejak Parenting di Era Media Sosial

Published

on

Buku Induk Macan

TELEGRAFDi tengah dinamika yang menggerakkan tren parenting dan pengaruh yang meluas dari dunia media sosial, muncul sebuah karya yang menerangi perbincangan— “Induk Macan”. Buku ini tampil dengan tujuan merevolusi pandangan mengenai parenting, mengaitkan harmoni dengan ciri khas budaya Indonesia, Jakarta (21/08/23).

Krista Endinda, sang penulis, terpanggil oleh pemahaman mendalam terhadap perkembangan pola asuh anak di tanah air. Dikenal akrab dengan panggilan Dinda, Ia merangkul ambisi untuk mengarahkan para orang tua Indonesia dalam menempuh jalur berimbang—membesarkan anak-anak yang memeluk akar budaya Timur sembari mengambil esensi penting dari pendekatan parenting ala Barat.

Krista Endinda, yang juga dikenal sebagai content creator seputar parenting, rajin menyebarkan pengetahuan tentang mengasuh anak melalui media sosial. Kiprahnya kini ditingkatkan melalui pendidikan S2 di Bank Street College, New York, dengan fokus pada infant toddler development and family engagement.

“Saya ingin meluruskan persepsi yang akhir-akhir ini umum terjadi bahwa mengadopsi gaya parenting Barat akan menjadikan kita sebagai orang tua yang lebih baik,” ungkap Krista Endinda. Dalam pernyataannya, Dinda mengajak kita untuk menilik pandangan yang lebih luas, mengajukan pertanyaan penting mengenai penilaian budaya Barat yang sering kali dianggap lebih unggul dan dijadikan standar.

Ia memperingatkan bahwa mengikuti tren budaya Barat tanpa penyaringan dapat mengakibatkan konflik internal bagi kita yang hidup dalam budaya Timur. Melalui “Induk Macan”, Dinda mencoba mengajak orang tua Indonesia untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan anak-anak mereka sambil tetap memelihara akar budaya yang melekat.

Pesan inti yang tersirat dalam buku ini adalah tentang bagaimana kita sebagai orang tua dari latar budaya Timur tidak perlu menolak atau mengesampingkan tradisi hanya karena munculnya ide-ide baru dalam parenting. Salah satu contohnya adalah kebiasaan budaya Timur yang mengajarkan untuk memanggil yang lebih tua dengan sebutan “bapak” atau melalui tindakan “salim”.

Sebaliknya, budaya Barat sering kali lebih santai dalam memanggil dengan nama, bahkan kepada yang lebih tua. Hal ini mengacu pada nilai hierarki sosial yang kuat dalam budaya Timur. Jika orang tua memperkenalkan budaya Barat kepada anak-anak mereka tanpa pemahaman yang tepat, bisa terjadi perbenturan yang mendalam, topik ini dibahas lebih mendalam dalam “Induk Macan”.

“Induk Macan” menjadi sebuah penawar bagi orang tua Indonesia yang seringkali keliru memahami konsep gentle parenting yang muncul di media sosial. Kesalahpahaman ini tanpa disadari bisa menghasilkan pengadopsian pola parenting yang tidak selaras dengan nilai budaya setempat. Dalam “Induk Macan”, Dinda berupaya meluruskan jalan orang tua dan memberi mereka keyakinan untuk mengasuh anak dengan rasa percaya diri.

Lebih dari sekadar panduan parenting, “Induk Macan” menandakan penggabungan antara wawasan global dalam pengasuhan anak dengan kebijaksanaan lokal. Ia mengajarkan kita tentang betapa pentingnya menghargai identitas budaya dalam membentuk ikatan batin dan kualitas pengasuhan yang lebih baik.

Kini, buku “Induk Macan” telah beredar di seluruh Indonesia dan bisa diperoleh melalui toko buku online “Sarang Aksara,” yang terdapat pada marketplace terkemuka di Indonesia. Dalam masa promosi dari 20 hingga 31 Agustus, buku “Induk Macan” bisa dibeli dengan harga istimewa 75 ribu rupiah (dari harga normal 95 ribu rupiah). Kesempatan ini memberikan para orang tua kemudahan untuk menggali wawasan yang berharga mengenai cara mendidik anak dengan keseimbangan antara tradisi dan tren modern.

Bagikan Artikel
Continue Reading

Didaktika

Yayasan Vasiatti Socaning Lokika Akan Meminta Aset Manuskrip Sri Sultan HB II Yang Tersimpan di British Museum London

Published

on

By

Photo Credit : Petilasan benteng Kraton Djogjakarta yang hancur di serang tentara inggris tahun 1812, pada masa pemerintahan Hamengku Buwono ke 11/Doc/Ist

Telegraf – Yayasan Vasiatti Socaning Lokika menyampaikan Ada 40 naskah atau manuskrip karya Sri Sultan HB II yang saat ini tersimpan di British Museum London, British Library London, serta Bodleian Library London.

Melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, berharap aktif membantu serta memfasilitasi upaya mengembalikan barang maupun artefak milik Sri Sultan HB II yang kini berada di Inggris tersebut.

Fajar Bagoes Poetranto, Ketua Yayasan Vasiatti Socaning Lokika, mengatakan dalam siaram pers, di Jakarta, Sabtu (27/5).

Ia mengungkapkan pihaknya beserta Trah Sri Sultan HB II telah melakukan koordinasi dan pendekatan pada Kementerian Luar Negeri (Kemlu) pada Juni 2022 silam. Salah satu poin risalah dari pertemuan tersebut dikatakan bahwa Kemlu akan memfasilitasi komunikasi dengan KBRI London dan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta untuk melakukan pendekatan dengan pihak Inggris.

“Namun, hingga kini belum terlihat kemajuan dari upaya Kemlu tersebut. Oleh sebab itu, kami kembali meminta pihak Kemlu untuk aktif bergerak melakukan pada pihak Inggris agar 40 artefak milik Sri Sultan HB II bisa segera dikembalikan,” ungkap Fajar Bagoes.

Fajar Bagoes mengungkapkan, Trah Sri Sultan HB II ingin dalam proses pengembalian 40 manuskrip karya Sri Sultan HB II itu terjadi secara unilateral antara pihak Trah Sri Sultan HB II dengan Kerajaan Inggris. Artefak, terutama 40 manuskrip karya Sri Sultan HB II, dikembalikan Kerajaan Inggris dalam bentuk aslinya dan bukan digital.

Artefak asli itu akan digunakan sebagai pemenuhan syarat untuk mengusulkan Sri Sultan HB II sebagai pahlawan nasional Trah Sri Sultan HB II siap menyediakan infrastruktur untuk menyimpan 40 manuskrip dan benda bersejarah milik Sri Sultan HB II jika dikembalikan oleh Inggris.

“Keluarga Trah Sri Sultan HB II sudah berkomunikasi dengan beberapa tokoh nasional sejarahwan akademisi dan lembaga pemerintah pada prinsipnya mendukung.”

Ia juga menyebutkan bahwa saat sedang disiapkan rencana untuk meminta secara resmi kepada Kerajaan Inggris dan Pemerintah Inggris pengembalian aset aset manuskrip yang dirampas pada peristiwa Geger Sepehi di tahun 1812.

“Pada Juni 2023 nanti, Keluarga Trah Sri Sultan HB II akan memperingati Peristiwa Geger Sepehi Juni untukk mengingatkan bahwa telah terjadi peristiwa Geger Sepehi yang melukai perasaan dan martabat Keraton Yogyakarta,” tuturnya.

 

Bagikan Artikel
Continue Reading

Didaktika

Salesforce dan Nokentech Kolaborasi untuk Meningkatkan Keterampilan Digital di Kalangan Pelajar Indonesia”

Salesforce, pemimpin global dalam Customer Relationship Management (CRM), mengumumkan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding /MOU) dengan mitra

Bagikan Artikel

Published

on

Peserta mengikuti pelatihan Salesforce di Papua Youth Creative Hub
Peserta mengikuti pelatihan Salesforce di Papua Youth Creative Hub

Telegraf – Salesforce, pemimpin global dalam Customer Relationship Management (CRM), mengumumkan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding /MOU) dengan mitra, Nokentech untuk menciptakan kesetaraan akses keterampilan digital bagi pelajar di daerah pedesaan dan perkotaan Indonesia (30 Maret 2023).

Dalam tiga tahun ke depan, Salesforce dan Nokentech akan bekerja sama memberi pelatihan keterampilan customer relationship management (CRM) kepada 100.000 pelajar Indonesia agar bisa berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi digital yang sedang berkembang di tanah air. Kemitraan ini mendukung pemerataan akses keterampilan digital yang menargetkan 50% pelajar yang dilatih adalah kaum wanita dan anak-anak perempuan, sekaligus menandai kemitraan pelatihan CRM pertama di Indonesia dalam skala ini. Inisiatif tersebut merupakan bagian dari Platform Manajemen Talenta Nasional (MANTAP) yang berupaya mengembangkan ekosistem talenta di Indonesia.

Program pelatihan ini tersedia untuk pelajar berusia 18 -26 tahun di Indonesia dan akan dilaksanakan di Trailhead, platform belajar online gratis milik Salesforce. Salesforce akan melaksanakan sesi Train-The-Trainer dengan Nokentech untuk membekali para pelatih mereka dengan keterampilan dalam tren CRM yang sedang berkembang, serta pemahaman tentang kurikulum Salesforce.

Sesi pelatihan pertama untuk lebih dari 100 pelajar diadakan pada 23 Maret 2023 di Papua Youth Creative Hub di Jayapura, yang baru saja diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 21 Maret 2023. Sesi pelatihan selanjutnya akan diadakan di berbagai lokasi di Indonesia dan di tujuh Youth Creative Hub di seluruh Indonesia yang tersedia.

Menciptakan jalan untuk pembelajaran berkelanjutan dan peluang kerja

Salesforce dan Nokentech akan bermitra untuk membuka peluang kerja bagi para peserta dalam ekosistem pelanggan dan mitra Salesforce di Indonesia. Peserta yang terpilih dapat mengikuti pelatihan lebih lanjut untuk mendapatkan sertifikat Salesforce Administrator dan Salesforce Developer agar bisa bekerja sebagai administrator dan developer di Salesforce.

Program ini didukung oleh Trailhead Academy Salesforce, yang bermitra dengan organisasi-organisasi pemerintah, universitas dan lembaga pendidikan lain untuk mengembangkan tenaga kerja dengan keterampilan digital.

“Di Salesforce, kami percaya bahwa bisnis adalah platform terbesar untuk membawa perubahan. Melalui kemitraan dengan Nokentech, kami ingin menciptakan pemerataan akses keterampilan digital yang dibutuhkan kalangan pelajar Indonesia, dan memperluas talent pool sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo untuk tersedianya sembilan juta orang dengan keterampilan digital pada tahun 2030. Memberikan akses pendidikan dan kesempatan kerja yang inklusif untuk kaum muda sangat penting untuk membuka seluruh potensi ekonomi digital Indonesia demi mendorong inovasi dan pertumbuhan,” ucap Sujith Abraham, Senior Vice President and General Manager, ASEAN, Salesforce.

“Membangun talenta digital menuntut untuk dihilangkannya penghalang dan menciptakan berbagai peluang dengan program-program dan tools yang bisa diakses pelajar di Indonesia. Hal ini menjadikan Salesforce sebagai salah satu platform terbaik untuk melatih pelajar kami. Dengan Nokentech sebagai mitra pelatihan Salesforce dalam program Pemerintah ini, kami berharap bisa mencapai target kami dari Indonesian Digital Talent,” ucap Audy Nelwan, Chief Executive Officer, Nokentech.

“Kemitraan ini adalah inisiatif untuk mendorong terciptanya talenta-talenta digital di Papua dan berkontribusi terhadap target 9 juta talenta digital di Indonesia. Kami optimistis dengan inisiatif ini dan terus menjajaki perluasan program ini ke wilayah-wilayah lain di Indonesia bersama Salesforce,” kata Dr. R.M. Agung Harimurti, Kepala Pusat Pengembangan dan Penelitian Sumber Daya Manusia, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Makassar (BBPSDMP KOMINFO Makassar).

“Indonesia siap menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia dalam sepuluh tahun mendatang dan talenta digital menjadi keharusan untuk mendukung target ini. Guna membekali generasi masa depan tenaga kerja kita dengan keterampilan yang relevan dalam konteks lingkungan bisnis, penting bagi sektor publik dan swasta bekerja sama dan memberikan komitmen serta keterampilan mereka untuk melatih talenta-talenta kami, tidak hanya di perkotaan, namun juga pedesaan. Salesforce memimpin jalan dalam mendukung target ini dan kami berharap bisa membangun kemitraan yang berkelanjutan,” kata, Billy Mambrasar, Staf Khusus dan Penasihat Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo,

“Kami belajar banyak dari pelatihan Trailhead. Platform ini mudah digunakan dan kami mendapatkan pengetahuan praktikal. Selain itu, pelatihan ini telah membuka mata kami terhadap peluang-peluang dunia digital, lebih dari sekedar akses internet. Ini akan membantu kami dalam mendapatkan peluang kerja di masa depan, atau saat kami memutuskan untuk membuka bisnis sendiri,” kata Yando, peserta pelatihan Salesforce di Papua Youth Creative Hub dan pelajar Papua Harapan School.

Bagikan Artikel
Continue Reading

Didaktika

REFO dan Google for Education Berkolaborasi untuk Mendukung Transformasi Digital Pendidikan

“REFO adalah mitra resmi Google for Education yang ingin membangun manusia saat ini, demi masa depan kita bersama.

Bagikan Artikel

Published

on

Foto - Scale Up with Google for Education
Foto - Scale Up with Google for Education

TELEGRAF – PT Reformasi Generasi Indonesia (REFO) bekerja sama dengan Google for Education mengadakan acara “Scale Up with Google for Education”, yang dilaksanakan pada hari Jumat, 10 Maret 2023 di Kantor Google Indonesia, Jakarta Selatan. Acara tersebut merupakan program eksklusif yang ditujukan kepada 100 pemimpin sekolah terpilih. Dalam program tersebut dibahas strategi menerapkan transformasi digital total untuk institusi pendidikan.

Pendiri dan Direktur Pelaksana REFO, Pepita Gunawan, membuka acara tersebut dengan menjelaskan bagaimana transformasi digital pendidikan akan membawa generasi muda Indonesia ke level yang baru. “REFO adalah mitra resmi Google for Education yang ingin membangun manusia saat ini, demi masa depan kita bersama. Saya yakin para pemimpin sekolah yang ada di sini ingin memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anak kita semua. REFO siap membantu sekuat tenaga untuk memberdayakan pendidikan Indonesia,” ujar Pepita.

Rahmadi Sianipar, Program Manager Google for Education, menjelaskan tentang bagaimana Google for Education memberi dampak untuk pendidikan di Indonesia. Khususnya setelah pandemi, cara dan bentuk pendidikan telah banyak berubah. Menurutnya, “Untuk memberdayakan pendidikan Indonesia, kita perlu mulai dari pendidiknya. Banyak pendidik Indonesia yang sebenarnya pintar dan hebat, tetapi enggan untuk mengikuti perubahan zaman. Dengan hadirnya para pendidik visioner di sini, saya yakin pendidik kita bisa lebih maju lagi.”

Tiffany Santosa, Program Manager Google for Education, mengatakan bahwa berdasarkan riset Google, ada beberapa tren besar dalam masa depan dunia pendidikan, di antaranya rising demand for global problem solver, make learning personal, dan elevating teacher. “Dunia terus berevolusi dan kita semakin membutuhkan manusia yang memiliki cara pikir global sekaligus kemampuan multidisiplin. Untuk membentuk manusia tersebut, kita perlu membuat proses belajar menjadi personal serta mengubah peran guru dari sekedar pemberi ilmu menjadi koreografer cara belajar,” kata Tiffany.

Sesi utama dalam acara tersebut adalah di mana Steven Sutantro, Principal Learning Consultant REFO, membagikan materi tentang implementasi transformasi digital pendidikan. “Pada kenyataannya, saat ini masih banyak sekolah yang bingung dengan cara melakukan digitalisasi pendidikan. Bahkan, proses transformasi digital sering mengalami hambatan dari pihak internal, karena terkesan “sulit”, “ribet”, serta butuh banyak waktu dan biaya, tetapi manfaat yang didapat tidak menyeluruh,” kata Steven.

Lebih lanjut, Steven menjelaskan beragam solusi untuk memberdayakan sekolah dengan pengimplementasian Google Workspace for Education, Professional Development Training untuk kalangan pendidik, dan pengelolaan perangkat digitalisasi pendidikan yang aman dengan Chromebook dan Chrome Education Upgrade.

Sementara itu, Susanti Kowinto, Director of International Schools IPEKA, juga membagikan pengalamannya dalam sesi “Digital Transformation Journey with REFO”. Perjalanan transformasi digital IPEKA mendapatkan dukungan penuh dari REFO dalam pengembangan pengetahuan dan keterampilan penguasaan teknologi digital untuk pembelajaran. REFO juga memfasilitasi dan membimbing salah satu sekolah IPEKA hingga berhasil mendapat predikat Google Reference School pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.

Susanti mengatakan bahwa perjalanan transformasi digital IPEKA dimulai pada tahun 2017. Meskipun dimulai secara perlahan, ternyata membawa IPEKA selangkah lebih maju daripada yang lain saat pandemi. “Sejujurnya di awal ada banyak sekali pertimbangan dan pergumulan, tapi akhirnya kami mantap menggunakan Google Workspace for Education Plus karena ada manfaat holistik nyata yang berdampak bagi guru dan murid,” ujarnya. 

Dengan adanya program “Scale Up with Google for Education” ini diharapkan sekolah-sekolah yang hadir menyadari bahwa digitalisasi pendidikan adalah hal penting untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia dalam menghadapi tantangan global yang kian sarat dengan teknologi. Sekolah menjadi mitra andalan untuk memberikan pendidikan digital secara bijak bagi anak-anak.

REFO akan kembali berbagi kiat dan ilmu mengenai digitalisasi pendidikan dalam rangkaian roadshow “Transformasi Digital On-The-Go” powered by Google for Education yang akan dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia, sebagai berikut:

  • Semarang – 13 Maret 2023
  • Bandung – 4 April 2023
  • Surabaya – 9 Mei 2023
  • Bali – 26 Juli 2023
  • Medan – 15 Agustus 2023

Bagikan Artikel
Continue Reading

Didaktika

Calon Pemimpin Berbakat Kumpul di IAS Party Sekolah Al-Jannah

Published

on

Sekolah Al-Jannah Selenggarakan IAS Party, Calon Pemimpin Tunjukkan Kemampuan Kreatif dan Berkarakter Taqwa

TELEGRAF – IAS School (Islam, Nature and Science) Al-Jannah yang memiliki visi mewujudkan pemimpin yang berkarakter Islami, cinta alam dan unggul dalam ilmu pengetahuan, menawarkan berbagai program yang dapat memberikan insentif untuk menyesuaikan karakter siswa dan menjadikan mereka pembelajar yang bahagia. yaitu melalui IAS Party yang diselenggarakan rutin setiap tahun sebagai event penting IAS Al-Jannah School.

Dalam hal ini, seluruh proses pendidikan dari tiga rukun Al-Jannah yaitu. Islam, Alam dan Sains merupakan bagian integral dari aktivitas yang sedang berlangsung. IAS Party 2023 mengusung tema “EDUCATION and TECHNOLOGY FOR A GREAT FUTURE” dengan berbagai kegiatan seperti Hybrid Education Seminar, Hybrid Campus Exhibition, Student Project Exhibition, Competition, Social Responsibility dan Adventure Games.

Setiap kegiatan mengandung unsur pembelajaran untuk membangun karakter dan membiasakan belajar yang menyenangkan dan menyenangkan.

Alhamdulillah, saat seminar diadakan, antusiasme mahasiswa sangat tinggi, meminta Prof. Dr. Andrivo Rusydi yang dikenal sebagai peneliti dan dosen di National University of Singapore, dan prof. dr. Eng Fahmi Amhar, yang merupakan peneliti dan pelatih senior. Ini juga menawarkan informasi terkini tentang persiapan siswa untuk studi sarjana dalam acara pameran kampus hybrid, dengan beberapa universitas negeri dan swasta juga berpartisipasi dalam kampus Expo.

IAS Party juga merupakan ajang mengasah kemampuan siswa berprestasi dengan mengikuti berbagai lomba seperti lomba tahfiz, stem, wallmagazine dan vlog serta mempresentasikan hasil project yang telah menjadi budaya metode pembelajaran bagi siswa IAS Sekolah Al-Jannah, di mana semua siswa memiliki topik proyek yang bervariasi dari penemuan baru atau solusi untuk masalah yang ditemukan oleh siswa.

Acara IAS Party yang tak kalah seru juga menawarkan berbagai permainan seru dan serbaguna seperti flying fox, panjat dinding dengan kereta kuda, perahu, lukisan tangan dengan henna art dan istana balon.

IAS Party bekerja sama dengan AJCARE, lembaga kemanusiaan milik IAS Al-Jannah School, yang saat ini fokus membantu korban bencana di Cianjur dan Turki melalui beberapa kegiatan penggalangan dana seperti pelatihan PMR – AJSSR (Al-Jannah Students Social Responsibility). , pemeriksaan kesehatan, lelang lukisan siswa, dll.

Dalam kegiatan pesta IAS, siswa diharapkan memiliki akhlak mulia, disiplin, tanggung jawab, kritis, kemampuan analitis dan komunikasi. IAS Aljannah School memungkinkan tidak hanya teori tetapi juga pembelajaran praktis yang dilakukan melalui acara, proyek atau diskusi dan yang terpenting, pembelajaran di Al-Jannah selalu menyenangkan, fleksibel dan inovatif sehingga cara belajar bahagia dikuasai. pada siswa. dan siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Bagikan Artikel
Continue Reading

Didaktika

Koalisi Masyarakat Desak Pemerintah dan Platform Digital Larang Iklan Rokok di Internet

regulasi pelarangan iklan, promosi dan sponsorship rokok di internet mutlak diperlukan untuk melindungi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya kelompok rentan seperti anak-anak dan perempuan

Bagikan Artikel

Published

on

1. Resti Yulianti (Muhammadiyah Steps - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) 2. Widayanti Arioka ( SAFEnet) 3. Sularsi ( YLKI ) 4. Eka Erfianty Putri (Koordinator Koalisi FNFT) 5. Nia Umar (GKIA)
Image Ilustrasi : 1. Resti Yulianti (Muhammadiyah Steps - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) 2. Widayanti Arioka ( SAFEnet) 3. Sularsi ( YLKI ) 4. Eka Erfianty Putri (Koordinator Koalisi FNFT) 5. Nia Umar (GKIA)

Telegraf – Beberapa perempuan perwakilan organisasi kemasyarakatan, termasuk Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA), serta Muhammadiyah Steps – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, bersatu dalam Koalisi Free Net From Tobacco (FNFT) pada peringatan Hari Perempuan Internasional. Mereka mendesak pemerintah dan platform digital, khususnya media sosial seperti Google, Meta, dan Tiktok, untuk melarang iklan, promosi, dan sponsor rokok di internet demi melindungi hak masyarakat dalam mengakses jaringan digital, terutama perempuan dan anak-anak, dari ancaman bahaya rokok.

Koalisi FNFT menyatakan kekhawatirannya terkait tingginya angka perokok di Indonesia, terutama di kalangan anak-anak, remaja, dan perempuan. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa 19,5% pelajar di Indonesia adalah perokok, dan 3,5% di antaranya adalah perempuan. Lebih dari 70 juta orang dewasa di Indonesia adalah perokok dan 3,3% di antaranya adalah perempuan. Fakta ini menunjukkan bahwa ada mata rantai yang harus diputus untuk menekan angka perokok di Indonesia, salah satunya adalah upaya pemasaran rokok yang dapat berupa iklan, promosi, dan sponsor di semua saluran media, termasuk internet.

Dari hasil pemantauan iklan, promosi, dan sponsor rokok di internet oleh TERM (www.termcommunity.com), Instagram (71%) merupakan platform terfavorit untuk digunakan dalam pemasaran rokok secara digital, dan diikuti oleh Facebook (20%). Dari 8.126 kasus pemasaran tembakau diamati selama periode September-Desember 2022, sebanyak 94% pemasaran dilakukan secara tidak langsung, hanya 6% pemasaran yang bersifat langsung atau terang-terangan dan kebanyakan merupakan promosi rokok elektrik.

Salah satu presidium GKIA, Nia Umar, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak iklan, promosi, dan sponsor rokok di internet. Ia mengatakan bahwa sejak pandemi, kehidupan seakan-akan berpindah ke platform digital, termasuk sekolah dan berbagai macam sarana pendidikan yang dipindahkan ke ruang virtual. Sebagai Ibu, tentu saja kita ingin anak-anak kita dikelilingi oleh hal yang baik, namun dengan minimnya aturan di dunia maya, banyak hal yang berbahaya termasuk iklan, promosi, dan sponsor rokok dapat terakses baik sengaja maupun tidak sengaja oleh anak-anak karena jumlah screen time mereka otomatis bertambah. Ia menegaskan bahwa iklan, promosi, dan sponsor rokok merupakan ancaman yang nyata, akan keberadaan iklan.

Oleh karena itu, regulasi pelarangan iklan, promosi dan sponsorship rokok di internet mutlak diperlukan untuk melindungi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya kelompok rentan seperti anak-anak dan perempuan.

Widayanti Arioka dari kelompok hak digital SAFEnet mengatakan peningkatan iklan tembakau, kampanye dan sponsor karena lemahnya peraturan iklan pada platform digital dan fakta bahwa pemerintah belum mengeluarkan peraturan yang jelas tentang tembakau dan e-rokok. iklan di internet.

Misalnya, meskipun standar komunitas Meta — termasuk Instagram, WhatsApp, dan Facebook — mengatur iklan apa yang diizinkan di platform, pembelian dan penjualan produk terkait tembakau dilarang, seperti iklan rokok elektrik, alat penguap, atau apa pun. . jika tidak. produk yang menyerupai rokok, Meta masih mengizinkan publikasi yang melibatkan orang-orang yang memiliki minat terkait tembakau selama tidak menghasilkan penjualan tembakau atau produk serupa yang sebenarnya.

Celah ini banyak digunakan oleh produsen dan influencer untuk mengunggah konten soft-selling terkait tembakau dan rokok elektrik. Iklan tersembunyi ini tidak memiliki batas waktu tayang dan tidak diperbolehkan verifikasi usia, sehingga mudah diakses oleh anak-anak dan remaja. Ini melanggar hak anak-anak untuk aman saat online.

“Kami berharap pemerintah dapat mengambil sikap tegas dan membuat aturan yang jelas untuk segala hal di dunia digital, karena koneksi internet yang aman dan nyaman adalah hak masyarakat. Adanya materi promosi dan iklan produk tembakau dan elektronik. , rokok juga mensyaratkan hak masyarakat untuk menggunakan internet, khususnya bagi kelompok rentan seperti perempuan dan anak, hak Sinergi dan komitmen berbagai pihak sangat diperlukan untuk membuat peraturan atau larangan iklan, promosi dan sponsor rokok.

” Kami berkumpul hari ini untuk mendesak pemerintah dan berbagai pihak untuk melarang iklan, promosi dan sponsor tembakau di Internet. Saat ini kita semua dapat melihat bahwa belum ada peraturan yang tegas yang dapat melindungi warga negara dari bahaya rokok dan produknya di Internet. Seharusnya sama seperti di media lain, pemerintah harus bisa mengatur iklan, promosi dan sponsor rokok di media sosial, apalagi sehubungan dengan pandemi, jumlah konsumen yang menggunakan internet meningkat secara signifikan.

Akibat dari semua isu tersebut, GKIA, YLKI, SAFEnet dan Muhammadiyah Steps – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta bergabung dengan FNFT dan berkomitmen untuk terus membantu, mendorong dan memantau pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan dalam pelarangan iklan, promosi dan sponsor tembakau. Internet. Sejak akhir tahun lalu, FNFT terus menerus dan konsisten melobi pemerintah dengan berbagai cara untuk menekankan pentingnya mengontrol, membatasi bahkan melarang iklan, promosi dan sponsor rokok di Internet.

Koalisi ini juga mendorong lahirnya regulasi yang memadai untuk mengatur pelarangan iklan, iklan, dan sponsor rokok di Internet, mendorong pemerintah untuk meningkatkan pengawasan dan memberikan sanksi tegas atas pelanggaran iklan, iklan, dan sponsor rokok di Internet, dan terakhir, yang paling penting, untuk mengedukasi masyarakat tentang iklan tembakau, promosi penjualan, dan efek merugikan dari sponsor online.

“Kami telah mengadvokasi sejumlah pemangku kepentingan dan terlibat dalam upaya pelarangan iklan, promosi, dan sponsor rokok online. Selain pertemuan dengan Kementerian Kesehatan, kami juga telah membantu Kementerian Kesehatan dalam pertemuan antar kementerian dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membahas periklanan, periklanan dan sponsorship tembakau online. Kami juga bertemu dengan perwakilan WHO di Indonesia pagi ini. Kedepannya kami juga akan bertemu dengan platform digital seperti Google dan Meta. Kami berharap kegiatan FNFT dapat terlaksana. membantu pemerintah memantau dan mengatur iklan tembakau, promosi penjualan, dan sponsorship di Internet,” kata koordinator FNFT Eka Erfianty Putri.

Bagikan Artikel
Continue Reading
Advertisement
Advertisement

MUSIK

Advertisement
Advertisement

TELEMALE

Advertisement

Lainnya Dari Telegraf

close