Telegraf – Isu politik identitas dan polarisasi muncul dalam silaturahim nasional Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yang beranggotakan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Para pimpinan partai ingin kedua isu yang muncul di perhelatan pemilu tersebut segera diakhiri.
“Kita sudahi politik identitas yang timbulkan polarisasi yang tajam, yang dapat mengoyak tenun kebangsaan kita,” kata Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Silaturahmi Nasional Koalisi Indonesia Bersatu di kawasan Hutan Kota, Senayan, Jakarta, Sabtu (04/06/2022) malam.
Airlangga mengatakan masyarakat berharap akan adanya suasana politik yang santun dan sejuk, yang mengedepankan gagasan dan ide. Untuk itu, ia menyebut KIB akan ciptakan atmosfer politik persatuan dalam kebersamaan untuk 2024.
Sementara itu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan juga menyinggung soal polarisasi di masyarakat, yang menurutnya salah satunya terjadi karena ajang pemilu presiden atau pilpres. Zulkifli menyebut Pilpres 2004 diikuti oleh lima pasangan calon, lalu Pilpres 2009 oleh tiga pasangan calon.
“Indonesia aman, tak ada soal,” katanya. Akan tetapi, masalah polarisasi lalu muncul di dua pilpres terakhir. Sebab, Pilpres 2014 dan 2019 hanya diikuti oleh dua pasangan calon saja.
Sehingga, kata dia, situasi bernegara dalam satu dekade terakhir agak mengkhawatirkan karena ekses pertarungan politik cenderung keras.
“Ini melahirkan gejala polarisasi yang harus kita segera akhiri, masyarakat sudah bosan saya kira,” imbuhnya.
Untuk itu, Zulkifli menyebut koalisi ini sepakat bahwa politik jangan hanya mengedepankan persaingan untuk saling meniadakan. Sebab, politik Indonesia dilandasi musyawarah mufakat yang saling merangkul.
Zulkifli pun juga berharap Pilpres 2024 nanti bisa memiliki sekurang-kurangnya tiga pasangan calon untuk menghilangkan polarisasi ini, meski koalisi ini juga belum memutuskan siapa pasangan yang akan diusung.
“Saat ini kami belum bicara siapa calonnya,” ungkapnya.
Namun Zulkifli juga mengatakan, bahwa Airlangga Hartarto sebagai pemimpin partai dengan perolehan suara terbesar kedua dalam Pemilu, menurutnya layak menjadi Calon Presiden dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
“Ada teman-teman katanya Pak Airlangga mau jadi capres, saya jawab layak pantas, ketua partai pemenang nomor 2, Pak Airlangga layak jadi capres. Pak Suharso Ketua Umum PPP ditanya layak juga jadi capres atau cawapres. Begitu juga PAN,” bebernya.
Diwaktu yang sama, Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa juga menyinggung soal politik identitas di acara tersebut.
“Apakah politik identitas masih relevan? Sementara pekerjaan rumah untuk kita begitu luas sebagai wahana bergiat untuk kemaslahatan rakyat,” kata Suharso.
Ia menyebut Koalisi Indonesia Bersatu ini harus bisa mampu mendorong kecerdasan rakyat dalam berdemokrasi.
“Koalisi ini harus mencerdaskan kita semua dalam berdemokrasi,” terangnya.
Golkar, PAN dan PPP Teken Kerja Sama Koalisi Indonesia Bersatu Tanpa Deklarasi
Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), pun resmi menandatangani nota kesepahaman untuk Koalisi Indonesia Bersatu. Koalisi dibentuk, meski belum ada deklarasi di antara mereka.
“Artinya terbuka luas untuk teman partai lain bergabung, karena belum deklarasi,” kata Ketua Umum PAN Zulkufli Hasan dalam konferensi pers usai penandatangan kesepakatan, Sabtu malam, (04/05/2022).
Zulkifli mengatakan deklarasi koalisi baru akan dilakukan menjelang penutup alias Pemilu 2024 nanti. Komitmen yang sama untuk mengajak partai lain pun disampaikan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa.
Di sisi lain, koalisi juga tak menjelaskan banyak soal kemungkinan adanya koalisi lain di kemudian hari yang bisa memecah koalisi ini.
“Ini ikhtiar, kalau sudah baik, insyaallah bisa dilewati,” kata Zulkifli.
Sementara, Airlangga menyebut koalisi ini juga akan kompak menyusun strategi menuju pemenangan Pemilu 2024.
Selain untuk menang di Pemilu, Airlangga beberapa kali menyebut kalau koalisi ini juga bertujuan untuk menghilangkan politik identitas di Tanah Air.
“Kita sudahi politik identitas yang mengoyak tenun kebangsaan kita,” kata Airlangga.
Sebaliknya, koalisi ingin mengusung politik santun yang diharapkan masyarakat, dengan mengedepankan gagasan dan ide.
Airlangga pun menyebut koalisi ini sebagai nasionalis religius, di mana di dalamnya bergabung juga muslim tradisional hingga muslim moderat.
“Jadi tentunya itu yang akan kami dorong (menghilangkan politik identitas),” imbuhnya.
Sama halnya dengan anggota yang belum final, Koalisi Indonesia Bersatu ini pun juga tak sama sekali menegaskan calon presiden dan wakil presiden yang akan mereka usung di Pemilu 2024, meskipun Golkar sudah menyatakan mendukung Airlangga sebagai capres.
“Capres Cawapres, nanti kita tulis di bab menjelang kesimpulan,” ungkapnya, memberikan analogi terkait perjalanan koalisi tersebut seperti sebuah buku.