Ketika Kopi dan Nuklir Bersatu

Oleh : Nuri Yati
Kopi dan Nuklir

Telegraf, Banyak orang awam ketika mendengar kata “nuklir” maka yang terbayang adalah bom nuklir Hiroshima-Nagasaki, tragedi Chernobyl dan Fukushima yang mengerikan. Tragedi yang menyebabkan kematian massal dan memberikan dampak pencemaran radiasi terhadap lingkungan. Padahal, semua itu terjadi karena nuklir yang tidak terkendali. Nuklir yang terkendali dan dikelola oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) justru bisa bermanfaat untuk kemaslahatan dan kesejahteraan manusia.

Teknologi nuklir dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang. Salah satunya adalah untuk mengawetkan makanan. Pengawetan makanan dengan menggunakan iradiasi nuklir dinilai jauh lebih aman dibandingkan pengawetan dengan bahan kimia yang bisa meninggalkan residu pada makanan tersebut.

Fasilitas Iradiator Gamma Merah Putih

BATAN memiliki fasilitas Iradiator Gamma Merah Putih (IGMP) yang menyediakan jasa layanan iradiasi kepada masyarakat khususnya para pelaku usaha (IKM dan UMKM). Pemanfaatan iradiasi gamma untuk pengawetan makanan dapat membuat produk yang mereka hasilkan bisa bertahan lama (awet), memiliki daya saing yang kuat dan memenuhi kriteria ekspor ke negara lain. SAQINANO Coffee adalah salah satu IKM yang sudah merasakan manfaat dari jasa layanan iradiasi IGMP yang selanjutnya disebut RADURA (Iradiation Good Manufactured Product).
SAQINANO Coffee, Kopi Rempah yang Mendunia Dengan Sentuhan Teknologi Nuklir

SAQINANO Coffee adalah sebuah produk kopi rempah dari Kota Kudus yang sudah menggunakan RADURA sejak 2019 lalu. IKM yang sudah berdiri sejak 2015 ini sudah memiliki banyak pelanggan setia baik dari dalam maupun luar negeri. Saqinano sudah sering dibeli oleh tamu dari luar negeri sebagai hadiah atau oleh-oleh. Salah satu pelanggan setia Saqinano dari Arab Saudi Mr. Saidy Tareqh secara rutin datang ke Indonesia dan selalu membelinya secara langsung minimal 200-300 pcs.

Program Pembinaan Agrobisnis

Menurut Founder dari Saqinano, Ibu Anni Saqinano mulai menggunakan RADURA seusai mengikuti program pembinaan agrobisnis dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah. Saat itu ada sosialiasi dari BATAN terkait layanan iradiasi untuk peningkatan kualitas produk bagi IKM terpilih.

Perwakilan dari BATAN memamparkan bahwa para pengusaha bisa meningkatkan kualitas produknya sehingga berdaya saing tinggi dengan menggunakan pengawetan iradiasi. Produk mereka bisa bertahan lebih lama tanpa mengenyampingkan aspek higienis.

Penggunaan radiasi sinar gamma (misal Cobalt-60 dan Cs-173) dapat membunuh mikroba sehingga produk menjadi awet. Dan rempah-rempah dalam produk minuman herbal terutama jahe meskipun sudah dicuci dengan clorin namun pertumbuhan microbanya belum hilang. Itulah mengapa, RADURA sangat dibutuhkan untuk membunuh microba tersebut.

Apalagi, ada beberapa negara yang mensyaratkan logo iradiasi pada kemasan untuk produk makanan dan minuman dari luar negeri yang masuk ke negaranya. Sehingga, secara otomatis produk yang tidak menggunakan radiasi akan ditolak oleh konsumen disana karena iradiasi dapat menjaga higienis dan tidak merubah rasa serta bentuk suatu produk.

Baca Juga :   Baznas RI gandeng BCA Syariah Berikan Layanan Kesehatan Mata gratis Bagi Siswa SCB

Mendengar hal itu, Ibu Anni tertarik untuk menggunakan RADURA karena sesuai dengan apa dia yang dibutuhkan untuk peningkatan kualitas Saqinano. Bak gayung bersambut, Disperindag memberikan kesempatan kepada Saqinano untuk mengirimkan produk unggulannya ke BATAN untuk di RADURA.

Ibu Anni ingin membuktikan keunggulan dari produknya yang sudah diradiasi. Kemudian, beliau mengirim dua produk yang diradiasi dan tanpa radiasi kepada buyer-nya di luar negeri sebagai tester. Yaitu buyer dari Jepang, Yordania, Australia dan Maroko. Dan hasilnya, produk yang diradiasi yang disukai.

Sama halnya dengan para konsumen dari dalam negeri yang juga lebih menyukai produk berlogo hijau (telah diradiasi). Khususnya para pemilik toko oleh-oleh yang memilih produk berlogo hijau untuk display sehingga permintaan meningkat tajam. Ini membuktikan bahwa masyarakat sudah membuktikan sendiri manfaat dari radiasi nuklir dan membuang image negatif nuklir yang dikenal mengerikan.

“Kami mencoba menyimpan produk yang masuk pertama di RADURA dan masa edarnya sudah kelewat 1 tahun 4 bulan. Kami coba konsumsi dan seduh. Begitu kami buka, produk tidak ada yang menggumpal dan saat diseduh rasa dan aromanya tidak berkurang. Justru rasanya lebih mantap. Kopi rempah rasanya lebih menyatu, kopi original lebih nendang, “ tutur Ibu Anni kepada redaksi Telegraf.co.id.

Keunggulan Saqinano

Senada dengan hal ini, para juri LOMBA BRANDING NASIONAL juga mengakui keunggulan dari Saqinano yang sudah diradiasi yang memiliki nilai plus baik dari segi rasa maupun daya tahannya. Secara otomatis, Saqinano masuk sebagai nominasi produk yang konsisten dalam menjaga rasa, daya tahan dan tampilan.

Lomba ini pula yang mengantarkan produk SAQINANO mendapat fasilitas pembinaan untuk meningkatkan dan menguatkan brand dari Kementerian Perdagangan (KEMENDAG) dan dibedah langsung oleh “MARPLUS”. Dan melalui serangkaian proses yang cukup panjang, akhirnya terciptalah tagline Saqinano “ Coffee with a kick”.

“BATAN sangat membantu kami yang memproduksi makanan dan minuman dalam menyempurnakan purna produksi karena produk yang bisa masuk BATAN otomatis lolos pra Radiasi terlebih dahulu. Produk yang diRADURA memiliki nilai PLUS dan meningkatkan TRUST di kalangan konsumen. Kami sangat berterimakasih atas kesempatan diizinkan mengirim produk secara berkala ke BATAN.

Menyadari para konsumen dan pihak lain yang telah merasakan perbedaan dan daya tahan produk setelah di RADURA sangatlah berharga bagi kami,” imbuhnya dengan bahagia.

Sebagai penutup, Ibu Anni berharap semoga kedepannya BATAN bisa memiliki perwakilan di setiap provinsi khususnya di Provinsi Jawa Tengah sehingga akses ke BATAN lebih dekat dan program pembinaan bisa lebih terjadwal serta berkelanjutan.  Selamat Ulang Tahun ke -62 BATAN!!!!!


Photo Credit: produk SAQINANO Coffee. FILE/DOK/IST

 

Lainnya Dari Telegraf