Telegraf – Kerajinan Mendong asal Tasikmalaya tembus Luar Negeri seperti Eropa, Amerika Serikat dan negara-negara di Asia Timur, yakni Jepang dan Korea Selatan.
Tanaman mendong yang biasa tumbuh liar di persawahan Kampung Pagergunung, Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya itu kini menjadi sumber penghidupan, Eceh sejak 1995. Abah Eje sebutannya mengubah mendong menjaid kerajinan berkualitas tinggi seperti dekorasi rumah, perhotelan, stationary, dan aksesoris hotel eksis di pasar global.
“Bulan lalu kami baru saja mengirikan pesana barang untuk di ekport ke Korea Selatan. Kemarin itu hanya satu kontainer,” ungkap Eje dalam pres rilis yang di terima telegraf, Jumat (8/7)
Abah Eje menuturkan, untuk pasar lokal produk kerajinan mendong buatannya banyak dipesan hotel berbintang di Indonesia khususnya di wilayah Bali. Hingga kini ada 10 hotel berbintang yang dia pasok kebutuhan produk hospitality di sana.
“Produk kerajinan mendong dalam bentuk sandal adalah yang paling banyak dipesan. Selain itu ada juga pesanan untuk kebutuhan dekoratif hotel-hotel mewah. Bahkan ada produk kami yang dipesan hotel-hotel berbitang di lokasi wisata, Maladewa,” jelasnya.
Disaat pandemi lalu, usaha Abah Eje juga terdampak, sehingga pesanan dari beberapa negara dibatalkan ini dikarenakan terhambatnya sektor logistik, karena orang harus tidak bekerja dan harus berada dirumah.
Untuk bangkit kembali Abah Eje memperoleh fasilitas pinjaman di BNI sejak Agustus tahun 2020. Fasilitas yang diberikan berupa KMK KUR maksimum Rp.500.000.000,- untuk usaha industri dan perdagangan barang anyaman dan kerajinan tangan.
“Alhamdulilah setelah dapat bantuan KUR dari BNI, usaha saya bisa bergerak lebih bagus, karena ada tambahan dana dan prosesnya sangat gampang dan cepat, bunganya juga sangat ringan,” ujarnya.