Cari
Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca Jadi Kebutuhan Primer, Keamanan Digital Bukan Hanya Isu Teknis
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Telegraf uses the standards of the of the Independent Press Standards Organisation (IPSO) and we subscribe to its Editors’ Code of Practice. Copyright © 2025 Telegraf. All Rights Reserved.
Rilis

Jadi Kebutuhan Primer, Keamanan Digital Bukan Hanya Isu Teknis

Didik Fitrianto Minggu, 14 Desember 2025 | 18:51 WIB Waktu Baca 3 Menit
Bagikan
Ilustrasi Photo: SHUTTERSTOCK
Ilustrasi Photo: SHUTTERSTOCK
Bagikan

Telegraf – Tiga narasumber dengan latar belakang berbeda menghadirkan sudut pandang yang saling melengkapi dalam webinar bertema “Aman Digital”, yang membahas keamanan ruang digital dari aspek perlindungan data, kesehatan mental, hingga etika bermedia, Minggu (14/12/2025).

Narasumber pertama, Sarifah Ainun Jariyah, anggota Komisi I DPR RI, menegaskan bahwa keamanan digital saat ini bukan sekadar isu teknis, melainkan kebutuhan primer dalam kehidupan masyarakat modern. Ia menggambarkan bagaimana ancaman siber kini tidak lagi membutuhkan kehadiran fisik, melainkan cukup melalui satu tautan untuk menguras aset dan data pribadi seseorang. Oleh karena itu, Sarifah menekankan pentingnya pertahanan diri digital, mulai dari penggunaan kata sandi yang kuat, penerapan autentikasi dua faktor (2FA), hingga kesadaran akan jejak digital di media sosial.

Menurutnya, keamanan digital tidak hanya bergantung pada perangkat lunak, tetapi juga pada perilaku dan etika pengguna dalam menjaga data pribadi serta amanah data orang lain.

Narasumber kedua Syariful, dosen psikologi, memaparkan keamanan digital dari perspektif psikologis. Ia menjelaskan bahwa ancaman digital tidak hanya berdampak pada keamanan data, tetapi juga pada rasa aman emosional, kesehatan mental, dan perilaku pengguna media sosial. Fenomena seperti cyberbullying, ujaran kebencian, hoaks, manipulasi informasi, hingga kecanduan digital dapat memicu kecemasan, stres, depresi, bahkan trauma berkepanjangan.

Syariful menekankan pentingnya keamanan emosional, kognitif, dan perilaku sebagai bagian dari aman digital. Menurutnya, literasi digital harus dibarengi dengan kemampuan berpikir kritis, kontrol emosi, serta kebiasaan bermedia yang sehat agar masyarakat mampu membangun ketahanan (resiliensi) dan kesejahteraan digital.

Sementara itu, narasumber ketiga, Pitoyo, praktisi media dan akademisi komunikasi, menyoroti aspek etika dan kesadaran dalam bermedia digital. Ia menjelaskan bahwa keamanan digital adalah proses memastikan penggunaan layanan digital dilakukan secara aman, termasuk melindungi data pribadi yang kerap tanpa disadari dibagikan ke ruang publik.

Pitoyo menekankan pentingnya mengamankan perangkat dan identitas digital, mewaspadai penipuan daring, serta memahami bahwa jejak digital bersifat permanen dan dapat berdampak pada masa depan seseorang. Melalui berbagai studi kasus, ia mengingatkan bahwa unggahan di media sosial dapat memengaruhi reputasi, peluang karier, hingga penilaian publik, sehingga audit media sosial dan konsistensi personal branding menjadi hal yang penting.

Dalam pernyataan penutup, para narasumber sepakat bahwa Aman Digital adalah tanggung jawab bersama yang mencakup aspek teknis, psikologis, dan etika. Orang tua memiliki peran penting dalam mengontrol penggunaan media digital pada anak, sementara setiap individu dituntut untuk lebih bijak dalam menyaring informasi, menjaga data pribadi, dan tidak mudah percaya pada informasi di ruang digital. Dengan kombinasi literasi digital, kontrol diri, etika, dan kewaspadaan, ruang digital diharapkan dapat menjadi lingkungan yang aman, sehat, produktif, serta mendukung kesejahteraan individu dan keluarga.

Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Rock Ngisor Ringin Part #2 Jadi Ajang Kumpul Musisi Rock Tanah Air
Waktu Baca 4 Menit
Program FLPP Capai Rekor 263 Ribu Unit, BTN Dominasi Penyaluran Rumah Subsidi Nasional
Waktu Baca 4 Menit
BSN Resmi Beroperasi Usai Spin-Off dari BTN, Bidik Pertumbuhan Perbankan Syariah Nasional
Waktu Baca 3 Menit
Tradisi Warga Indonesia Dalam Merayakan Malam Tahun Baru di New York
Waktu Baca 6 Menit
OJK Bentuk Departemen UMKM dan Keuangan Syariah, Pengawasan Bank Digital Berlaku 2026
Waktu Baca 3 Menit

Keamanan Digital Adalah Tanggung Jawab Setiap Pengguna Teknologi

Waktu Baca 2 Menit

Keamanan Digital Kebutuhan Mendasar di Tengah Transformasi Teknologi

Waktu Baca 2 Menit

BTN Salurkan Bantuan Rp8 Miliar untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumatera

Waktu Baca 3 Menit

OJK Raih Predikat Badan Publik Terbaik Nasional 2025, Tegaskan Komitmen Keterbukaan Informasi

Waktu Baca 4 Menit

Lainnya Dari Telegraf

ChatGPT AI Chatbot: Mengintip Ancaman Hacking Berbasis AI
Rilis

Security by Design Integrasikan Aspek Keamanan Infrastruktur Digital

Waktu Baca 2 Menit
Ciber Police
Rilis

Ancaman Siber Membutuhkan Pendekatan Proaktif dan Penanganan Komprehensif

Waktu Baca 2 Menit
Rilis

Ruang Digital Menawarkan Banyak Peluang Namun Tetap Membutuhkan Etika

Waktu Baca 2 Menit
Pesatnya pertumbuhan penggunaan internet di Indonesia tidak diimbangi dengan kemampuan masyarakat dalam menilai dan mengecek kebenaran sumber informasi media melalui teknologi digital. Kemampuan ini dikenal sebagai literasi media digital.
Rilis

Ruang Digital Membentuk Pola Sosial dan Praktik Budaya

Waktu Baca 5 Menit
Photo Credit: Teknologi digital semakin memudahkan hidup kita. Namun, penggunaan internet, e-commerce, berbagai aplikasi, dan platform digital lainnya sering “meminta” data pribadi pengguna. Jika tidak berhati-hati, seseorang yang berniat tidak baik mencuri data digital. SHUTTERSTOCK
Rilis

Budaya Digital Cerminan Kehidupan Kita Sehari-Hari

Waktu Baca 5 Menit
Rilis

Budaya Digital Ciptakan Budaya Paradoks

Waktu Baca 4 Menit
Rilis

Indonesia Jadi Target Berbagai Kejahatan Siber

Waktu Baca 4 Menit
Photo Credit: Strategi mendidik anak di era digitalisasi dan media sosial. Thinkstock
Rilis

Budaya Digital Tidak Dapat Dipisahkan Dari Etika

Waktu Baca 4 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Akunku
  • Hobimu
  • Karir
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia

Telegraf uses the standards of the of the Independent Press Standards Organisation (IPSO) and we subscribe to its Editors’ Code of Practice. Copyright © 2025 Telegraf. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?