Telegraf – Indonesia menambah pundi-pundi medali pada hari keempat penyelenggaraan Special Olympics World Summer Games di Berlin, Republik Federal Jerman. Dua emas berhasil diraih dari kolam renang dan lantai senam. Sayang kesempatan menambah emas sirna setelah panitia mendiskualifikasi salah seorang perenang Special Olympics Indonesia karena berenang melebih batas kecepatan di kategori yang diikutinya.
Emas pertama hari keempat diraih lewat kemenangan perenang asal Kalimantan Selatan M. Arsyad al Banjari di nomor 100 gaya kupu-kupu level B. Catatan waktunya 1:23.28, diikuti perenang Italia Davide Simone dengan catatan waktu 1:39.66 dan perenang Paraguay Ricardo Lopes, dengan waktu 1:52:13.
Sementara emas kedua dipersembahkan pesenam ritmik Special Olympics asal Bali Ni Kadek Purwaningsih. Peraih Perak pesenam tuan rumah Jerman Ivana Helena Duric, serta pesenam Azerbaijan Mehriban Taghiyeva meraih perunggu.
Menpora Dito Ariotedjo yang datang langsung ke Berlin untu memberi dukungan kepada kontingen Indonesia tak bisa menutupi kegembiraannya.
Menurutnya atlit-atlit bertalenta khusus kita luar biasa mampu bersaing dengan atlit dari 190 negara lain di tingkat dunia.
“Ini akan memberikan inspirasi bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia,” ujarnya, (21/06/2023) waktu setempat.
Selain meraih emas, Arsyad juga meraih perunggu di nomor 100 gaya dada level A. Perenang putri Tiara. Alfian perenang Provinsi Bangka Belitung yang berpeluang mendapat emas di 100 meter gaya dada terpaksa gagal karena dianggap melanggar regulasi level B batas waktu 1 menit 45 detik.
“Alfian berenang melewati batas itu, dia mencatat waktu 1 menit 41 detik, artinya 3 detik lebih cepat,” ujar pelatih renang Aep Syaifudin.
Pada hari Sabtu, 24 Juni, tim renang akan turun 3 nomor nomor final, 2 nomor perorangan dan satu nomor estafet 4 x 50 meter gaya bebas. Perenang Nadila asal Sumatera Barat akan berlomba di nomor 100 meter Alfian kembali akan turun di nomor 100 meter gaya bebas.