Connect with us

Internasional

Gedung Putih Umumkan Rencana Pertemuan Biden dan Jokowi

Published

on

Photo Credit: Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas sejumlah penguatan kerja sama Indonesia-Amerika Serikat dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, di Scottish Event Campus (SEC), Glasgow, Skotlandia, Senin (01/11/2021). BPMI Setpres/Laily RE
Photo Credit: Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas sejumlah penguatan kerja sama Indonesia-Amerika Serikat dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, di Scottish Event Campus (SEC), Glasgow, Skotlandia, Senin (01/11/2021). BPMI Setpres/Laily RE

Telegraf – Presiden Amerika Serikat Joseph R biden (Joe Biden) akan menerima Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuan bilateral di Gedung Putih, Washington DC, pada 13 November 2023 mendatang.

“Dalam kunjungan tersebut, Presiden Biden akan menegaskan kembali komitmen AS untuk memperdalam kemitraan yang telah berusia hampir 75 tahun antara AS dan Indonesia, sebagai negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre dalam keterangan tertulis yang dirilis Kedutaan Besar AS di Jakarta, Rabu, (08/11/2023).

Kedua pemimpin juga akan menjajaki peluang untuk meningkatkan kerja sama dalam transisi energi bersih, memajukan kesejahteraan ekonomi, meningkatkan perdamaian dan stabilitas kawasan, serta memperkuat hubungan antar masyarakat.

Biden dan Jokowi pun akan berkoordinasi dalam upaya memperkuat sentralitas ASEAN dan menegakkan hukum internasional serta mendorong kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Sebelumnya, Jokowi disebut akan menghadiri pertemuan darurat negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi, pada 12 November mendatang guna membahas dan melakukan negosiasi terkait konflik yang memanas di Jalur Gaza antara Israel dan kelompok Hamas Palestina.

Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Raihan Ariatama mengatakan bahwa Presiden kemungkinan ditunjuk menjadi perwakilan untuk melakukan negosiasi tersebut dengan AS, yang selama ini mendukung Israel.

“Beliau sampaikan bahwa akan mengadakan pertemuan-pertemuan lagi dengan negara-negara OKI. Insyaallah, Presiden hadir langsung. Beliau ingin mungkin ditunjuk untuk menjadi perwakilan delegasi untuk melakukan negosiasi dengan Israel ataupun AS nantinya,” kata Raihan usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.

Advertisement
Click to comment

Internasional

Biden Berharap Genjatan Senjata Antara Hamas dan Israel Bisa Diperpanjang

Published

on

Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat tiba di Tel Aviv pada 18 October 2023. (Brendan Smialowski/AFP via Getty Images)

Telegraf – Presiden AS Joe Biden masih berharap gencatan senjata antara Israel dan Hamas dapat diperpanjang setelah Hama membebaskan 17 orang, termasuk seorang anak Israel-Amerika berusia 4 tahun. Biden mengatakan bahwa sandera berusia 4 tahun bernama Abigail Edan menyaksikan orang tuanya dibunuh Hamas.

“Luar biasa dia bisa bertahan sampai saat ini,” kata Biden dilansir dari Reuters, Selasa (28/11/2023).

Sementara itu, Hamas mengatakan ingin memperpanjang gencatan senjata yang akan memasuki hari keempat atau hari terakhir seperti yang disepakati.

Tahanan Palestina yakni, 39 remaja dibebaskan oleh Israel pada Minggu (26/11/2023) dan total sejak gencatan senjata dimulai terdapat 117 orang. Hamas mengatakan mereka telah menyerahkan 13 warga Israel, tiga warga Thailand dan satu warga negara Rusia.

Komite Palang Merah Internasional mengonfirmasi telah berhasil memindahkan mereka dari Gaza pada hari Minggu (26/11/2023).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Minggu (26/11/2023) bahwa dia berbincang dengan Biden tentang pembebasan sandera dan menyambut baik usulan perpanjangan gencatan senjata.

Dengan demikian setiap hari ada tambahan 10 sandera akan dibebaskan.

 

Continue Reading

Internasional

3.200 Warga Palestina Ditangkap Oleh Israel Sejak 7 Oktober

Published

on

Tentara Israel pada saat berpatroli di Sderot pada 11 Oktober setelah serangan Hamas. Getty Images/Ilia Yevimovich

Telegraf – Tentara Israel pada Minggu menangkap 20 warga Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat, sehingga jumlah total tahanan Palestina sejak 7 Oktober 2023 menjadi 3.200 orang, kata Palestinian Prisoners Club (PPC), organisasi non-pemerintah yang beranggotakan mantan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

“Pasukan pendudukan menangkap sedikitnya 20 warga Palestina, pada Sabtu-Minggu malam, dari kota-kota di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur,” kata PPC dalam sebuah pernyataan.

Tentara Israel setiap hari menyerbu desa dan kota di seluruh Tepi Barat yang dibarengi dengan aksi konfrontasi, penangkapan, penembakan, dan pengeboman gas terhadap warga Palestina.

Konfrontasi ini meningkat sebagai akibat serangan habis-habisan Israel ke Jalur Gaza sebagai aksi balasan terhadap serangan kelompok perlawanan Palestina Hamas ke Israel pada 7 Oktober.

Jeda kemanusiaan selama empat hari, yang dimediasi oleh Qatar, mulai berlaku pada Jumat, sehingga serangan Israel di Jalur Gaza berhenti untuk sementara.

Dalam dua hari pertama jeda kemanusiaan, Israel dan Hamas menukar 41 warga Israel dan warga asing dengan 78 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Menurut perjanjian, para sandera dan tahanan akan dibebaskan secara bertahap selama empat hari.

Gelombang serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong Palestina itu.

Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel mencapai 1.200 orang, menurut otoritas Israel.

Continue Reading

Internasional

Eks Tahanan Perempuan Palestina Ungkap Sipir Penjara Israel Bebas Siksa Tahanan Wanita

Published

on

By

Wanita Palestina menunggu di pos pemeriksaan untuk menyeberang ke Israel. ICRC/ALYONA SYNENKO

Telegraf – Otoritas penjara Israel sesuka hati menghajar dan menyiksa para tahanan perempuan Palestina, kata Maysoon Musa Al Jabali, seorang warga perempuan yang telah dibebaskan.

Setelah ditahan lebih dari delapan tahun, dia dibebaskan dari penjara Israel berdasarkan kesepakatan pertukaran sandera antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas.

Dia menambahkan para sipir Israel juga tak segan menyemprot para tahanan Palestina dengan gas beracun dan hanya memberi sedikit makanan.

Jabali, yang ditahan Israel sejak Juni 2015, mengatakan kepada Anadolu pada Minggu bahwa kondisi di penjara Israel memburuk sejak 7 Oktober 2023, ketika milisi Hamas menyerang Israel.

Dia menggambarkan periode itu sebagai “masa-masa sulit”.

“Israel merampas segalanya dari para tahanan perempuan setelah 7 Oktober,” kata Jabali, yang dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena penikaman di pos pemeriksaan Rachel’s Dome (Masjid Bilal) di dekat Betlehem di Tepi Barat, yang melukai seorang tentara perempuan Israel.

“Para sipir Israel menyiksa para tahanan perempuan dengan memukul, menyemprot dengan gas, dan mengirim mereka ke sel isolasi,” kata dia, menambahkan.

“Para sipir memberi tahu kami bahwa mereka bebas melakukan apa saja,” ujarnya.

Tahanan perempuan di penjara Israel juga menghadapi kekurangan makanan. Menurut Jabali, pihak penjara menyediakan makanan bagi 80 tahanan tetapi jumlahnya hanya cukup untuk 10 orang.

Dia menambahkan bahwa para tahanan perempuan juga menerima “beberapa kabar tentang apa yang sedang terjadi di luar.”

Meski sudah dibebaskan, Jabali mengatakan bahwa “warga Palestina yang merdeka tidak ingin kebebasan mereka diperoleh dengan cara seperti ini.”

“Kami telah membayar harga yang mahal demi kebebasan kami,” katanya.

Setelah bebas, dia mengaku ingin meneruskan pendidikannya di perguruan tinggi.

“Saya memperoleh gelar sarjana di bidang pelayanan sosial di dalam penjara. Ambisi saya adalah menyelesaikan pendidikan saya. Saya punya harapan besar.” kata Al-Jabali.

Jabali tiba di Kota Al Bireh di Tepi Barat tengah bersama 33 tahanan anak-anak setelah mereka dibebaskan berdasarkan kesepakatan pertukaran sandera.

Ratusan warga Palestina berkumpul di Lapangan Baljiyat di kota itu untuk menyambut para tahanan yang dibebaskan sambil mengibarkan bendera Palestina, Hamas, dan Fatah, melansir dari Anadolu.

Pada Jumat, Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas menyetujui jeda kemanusiaan dan menghentikan sementara serangan Israel di Jalur Gaza, yang telah menghancurkan hampir segalanya, termasuk bangunan tempat tinggal, rumah sakit, dan sekolah.

Pada hari itu, Israel dan Hamas juga menukar 24 warga Israel dan warga asing dengan 39 warga Palestina dari penjara-penjara Israel.

Pada Sabtu, kedua pihak juga bertukar sandera gelombang kedua, yang terdiri dari 39 warga Palestina dan 13 warga Israel serta empat warga asing.

Berdasarkan perjanjian, para sandera akan dibebaskan secara bertahap selama empat hari.

Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran terhadap Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas bulan lalu.

Serangan Israel itu telah menewaskan sedikitnya 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak dan lebih dari 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan di wilayah tersebut.

Jumlah korban tewas di Israel mencapai 1.200 orang, menurut data resmi Israel.

Continue Reading

Internasional

Meski Eropa Tak Setuju, Spanyol Siap Akui Negara Palestina

Published

on

By

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. AP Photo/Manu Fernandez

Telegraf – Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada Jumat menyatakan Madrid terbuka untuk secara sepihak mengakui Negara Palestina, meskipun hal itu bertentangan dengan pendapat Uni Eropa.

“Saya kira sudah tiba saatnya komunitas internasional mengakui Negara Palestina, terutama Uni Eropa dan negara-negara anggotanya,” kata Sanchez dalam konferensi pers di pintu perbatasan Rafah di sisi Mesir.

Sanchez mengatakan idealnya pengakuan itu disampaikan bersamaan paling sedikit sejumlah negara anggota mengikutinya.

“Tapi jika hal ini tidak terjadi, tentu, Spanyol akan mengambil keputusan sendiri,” kata perdana menteri yang baru terpilih kembali itu.

Dia mengatakan mengakui negara Palestina adalah prioritasnya selama masa jabatannya berikutnya.

Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo menemani Sanchez berkunjung ke Israel, Palestina, dan Mesir.

Sepanjang perjalanan, kedua pemimpin menyerukan perlindungan penduduk sipil di Gaza dan meminta Israel menghormati hukum humaniter internasional.

Pada Jumat, setelah konferensi pers di pintu lintas bata Rafah, Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen memerintahkan duta besar Spanyol dan Belgia di Tel Aviv dipanggil untuk memberikan “teguran keras.”

“Kami mengutuk klaim palsu dari Perdana Menteri Spanyol dan Belgia yang memberikan dukungan kepada terorisme,” tulisnya dalam X, sembari membela diri bahwa Israel sudah bertindak sesuai dengan hukum internasional.

Jika Alexander De Croo lebih menahan diri, Sanchez justru mengatakan Israel tidak menaati hukum internasional dan menuding negara itu melakukan “pembunuhan tanpa pandang bulu” terhadap “ribuan anak” di Gaza.

Sanchez juga dengan tegas mengecam serangan Hamas pada 7 Oktober.

“Kekerasan hanya akan menciptakan kekerasan lebih besar lagi. Kita perlu mengganti kekerasan dengan harapan dan perdamaian. Ini yang saya katakan kepada presiden dan perdana menteri Israel,” kata Sanchez.

Saat ditanya mengenai apakah Belgia akan mengakui Palestina, De Croo mengatakan prioritas pertamanya adalah membebaskan sandera yang ditahan Hamas dan membantu meringankan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.

“Selanjutnya, kami perlu mendiskusikan topik tersebut,” kata De Croo.

Saat ini, sembilan dari 27 negara anggota Uni Eropa mengakui negara Palestina. Pada 2014, Swedia menjadi negara pertama yang melakukan hal tersebut saat menjadi negara anggota Uni Eropa.

Sebelumnya pada Jumat, perdana menteri Belgia dan Spanyol bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.

Dia menyarankan komunitas internasional perlu mengambil kendali demi perdamaian abadi di Israel dan Palestina.

“Kita memerlukan pengakuan internasional terhadap negara Palestina, dan PBB perlu melakukan intervensi. Mengambil langkah ini akan mencerminkan keseriusan komunitas internasional dalam menciptakan perdamaian di kawasan ini,” katanya.

Dia juga menjelaskan pandangan negara Palestina yang didemiliterisasi dengan perbatasan yang telah ditetapkan pada 1967, yang kemungkinan perlu dijaga pasukan internasional.

Continue Reading

Internasional

Israel Akan Kembali Serang Gaza Usai Jeda Kemanusiaan Selesai

Published

on

Perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu bersama tentara IDF Israel di Gaza. GPO/Ovi Ohayon

Telegraf – Pimpinan militer Israel pada Sabtu, (25/11/2023) mengatakan bahwa pasukan Israel akan melanjutkan serangan di Jalur Gaza ketika jeda kemanusiaan sementara dengan Hamas berakhir.

“Kami akan segera kembali bermanuver di Gaza, memusnahkan Hamas, dan memberikan tekanan besar demi membebaskan sebagian besar sandera yang ditahan di Gaza,” kata Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel Herzi Halevi kepada korporasi penyiaran Israel.

“Pada Jumat, kami telah menyelesaikan prosedur gelombang pertama pemulangan sandera perempuan dan anak-anak yang disandera Hamas. Hari ini (Sabtu), dan beberapa jam kemudian, saya berharap gelombang kedua akan tiba,” tambahnya.

Israel dan Hamas menukar 24 warga Israel dan warga asing dengan 39 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel pada Jumat atau hari pertama dari empat hari jeda kemanusiaan.

Berdasarkan kesepakatan antara pihak-pihak yang bertikai, para sandera dan tahanan akan dibebaskan secara bertahap selama empat hari.

Serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan sedikitnya 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak dan lebih dari 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan di wilayah tersebut.

Korban tewas di Israel mencapai 1.200 orang.

Continue Reading

Internasional

Israel Nyatakan Tak Ada Gencatan Senjata Sampai Hamas Bebaskan Sandera

Published

on

By

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Shir Torem/Pool/AFP/Getty Images

Telegraf – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan bahwa tidak ada gencatan senjata atau masuknya pasokan bahan bakar ke Gaza, sampai Hamas membebaskan seluruh warga Israel yang disandera.

“Tidak akan ada bahan bakar yang masuk atau pun gencatan senjata tanpa pembebasan warga kami yang disandera,” kata Netanyahu dalam pernyataannya pada Selasa (07/11/2023).

Kelompok Hamas Palestina diyakini menyandera sedikitnya 242 orang setelah melancarkan serangan lintas batas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023.

Netanyahu mengatakan tentara Israel telah bergerak lebih dalam ke Gaza daripada yang pernah dibayangkan Hamas.

“Gaza City telah dikepung. Kami beroperasi di dalamnya, kami memperdalam tekanan terhadap Hamas setiap jam, setiap hari,” ungkapnya.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa pasukan militer dikerahkan di jantung kota Gaza, di tengah serangan militer yang sedang berlangsung di wilayah Palestina.

“Pasukan darat menyerang dari segala arah dengan koordinasi penuh dengan angkatan laut dan darat. Mereka memperketat cengkeraman mereka di sekitar Gaza,” kata Gallant, Selasa.

“Kami akan melanjutkannya sampai kemenangan dan sampai para sandera dipulangkan,” tegasnya.

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza, sebagai balasan atas serangan Hamas.

Sedikitnya 10.328 warga Palestina, termasuk 4.237 anak-anak dan 2.719 perempuan, telah terbunuh sejak saat itu. Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel hampir 1.600 orang, menurut angka resmi.

Selain banyaknya korban jiwa dan arus pengungsi besar-besaran, pasokan kebutuhan pokok bagi 2,3 juta penduduk Gaza semakin menipis akibat pengepungan Israel.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

MUSIK

Advertisement
Advertisement

TELEMALE

Advertisement

Lainnya Dari Telegraf

close