EWINDO Rayakan 35 Tahun Kontribusi dalam Pengembangan Benih Sayuran di Indonesia

Oleh : Atti K.

Telegra– PT East West Seed Indonesia (EWINDO) menandai 35 tahun kiprahnya dalam sektor pertanian dengan menggelar acara bertema “Excellence and Innovation” di Purwakarta. Kegiatan ini dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara, akademisi, serta petani dari berbagai daerah.

Dalam acara tersebut, EWINDO menampilkan 27 varietas sayuran hasil pengembangan riset, termasuk beberapa varietas yang dirancang untuk mengatasi tantangan agrikultur seperti perubahan iklim dan serangan penyakit tanaman. Varietas yang diperkenalkan antara lain Melon DAVINA F1, Tomat MARTA 54 F1, dan Cabai TANGGUH F1.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Prof. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, M.S., menegaskan bahwa sektor pertanian memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. “Kemandirian pangan bukan sekadar target jangka pendek, tetapi agenda jangka panjang yang memerlukan kerja sama lintas sektor,” ujar Rachmat dalam keterangan pers yang di terima redaksi , Rabu (14/5).

Ia juga menekankan perlunya integrasi antara teknologi dan sumber daya manusia dalam mengelola potensi pertanian nasional.

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan pentingnya benih dalam ekosistem pangan. “Benih adalah titik awal dari seluruh sistem pangan. Kalau benihnya baik, hasilnya bisa lebih optimal. Karena itu, perhatian terhadap pengembangan benih harus terus ditingkatkan,” tuturnya. Ia juga menyoroti pentingnya diversifikasi pangan berbasis hortikultura sebagai bagian dari strategi ketahanan pangan.

Selain memperkenalkan varietas baru, EWINDO juga meresmikan fasilitas riset modern yang dilengkapi teknologi marker-assisted breeding dan double haploid untuk mempercepat proses pemuliaan tanaman. Fasilitas ini dikembangkan untuk mendukung pengembangan varietas yang adaptif terhadap tantangan lokal, termasuk iklim tropis dan tekanan penyakit tanaman.

Acara ini juga dirangkai dengan sesi diskusi teknis antara petani dan ahli, membahas praktik budidaya, pengendalian hama, dan manajemen tanaman berkelanjutan. Salah satu peserta dari Jawa Tengah mengaku terbantu dengan sesi tersebut. “Kami bisa langsung bertanya kepada ahlinya dan membandingkan pengalaman dengan petani dari wilayah lain,” katanya.

Kegiatan ini menjadi refleksi kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan petani dalam mendorong penguatan sektor hortikultura nasional melalui pendekatan riset dan pengembangan yang berkelanjutan.

Lainnya Dari Telegraf