Telegraf – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan bauran energi primer pembangkit listrik 2024 per Agustus 2024 masih di dominasi oleh batu bara yang menduduki sekitar 67 persen.
“Penyediaan tenaga listrik masih didominasi oleh pembangkit batubara dengan bauran sekitar 67 peren,” ungkapnya dalam pembukaan pameran ELECTRICITY CONNECT 2024, di Jakarta Jakarta Convention Center (JCC), JI. Jend. Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Yuliot mengungkapkan bahwa untuk pemanfaatan potensi elektrifikasi energi baru terbarukan (EBT) masih sangat luas, yaitu sebesar 3.687 gigawatt namun pemanfaatannya baru mencapai 0,3 persen.
“Dari sisi potensi pemanfaatan EBT di Indonesia, masih banyak ruang pemanfaatan yang bisa kita lakukan, seperti tenaga surya yang memliki potensi sebesar 3.294 gigawatt, baru di manfaatkan sebesar 675 megawatt, untk Hidro, yang memiliki potensi sebesar 95 gigawatt, pemanfaatannya baru mencapai 6.697 megawatt, untuk Bioeneggi yang memiliki potensi sebesar 57 gigawatt baru di manfaatkan sekitar 3.408 megawatt, sementara untuk gasifikasi batubara Gasifikasi batu bara, ada potensi yang belum kita manfaatkan, Sementara di dalam pelaksananya, kita sudah memanfaatkan gasifikasi batu bara sebesar 250 megawatt,” tutur Yuliot.
Dikesempatan yang sama Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan bahwa saat ini EBT semakin murah dkarenakan keberadaan baterai penyimpanan energi atau battery energy storage system (BESS).
Ia menyebutkan pada masa lalu energi fosil dianggap murah, sementara energi terbarukan sangat mahal. Dengan inovasi keperadaban manusia maka harga energi baru terbarukan semakin murah. Maka saat inilah era baru.
Darmawan juga mengatakan melalui inovasi dan perkembangan teknologi membantu menghasilkan energi yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga ekonomis. Artinya, perubahan telah terjadi, yakni energi bersih tidak lagi harus mahal, dan biaya rendah tidak harus berarti kotor.
“Tahun 2015 itu energi solar (PLTS) harganya 25 sen. Kemudian harga energi baru terbarukan semakin murah, dari 25 sen kita lelang menjadi 10 sen, kita lelang menjadi 7 sen, kita lelang hanya menjadi 5 sen. Hari ini sudah bisa di bawah 5 sen,” ujar Darmawan.
Ia meyakini bahwa EBT tetap handal meski di terpa berbagai cuaca. Seperti mendung yang mengurangi sinar matahari atau musim kemarau yang memengaruhi energi hidro.
Darmawan menegaskan PLN dan Kementerian ESDM tengah memfinalisasi Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk periode 2024–2040. Rencana ini akan menjadi fondasi transformasi energi Indonesia.
“Berdasarkan kebutuhan hingga 2040, sekitar 75 gigawatt dari total 100 gigawatt energi yang direncanakan akan berbasis pada energi terbarukan,” jelasnya.
Ia menutup langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mengalihkan pembangunan berbasis energi fosil ke energi terbarukan.