Connect with us

Properti

DPD REI Jakarta Optimis Perkembangan Bisnis Properti dan Real Estate Akan Membaik

Published

on



Telegraf, Jakarta – Hasil Riset Properti DPD REI DKI Jakarta yang dilakukan selama Februari – April 2018 menyebutkan 55% pengembang anggota REI DKI Jakarta memprediki kondisi properti 2018 akan tetap sama dibandingkan tahun sebelumnya dan 34% lainnya optimis kondisi properti 2018 lebih baik.

Menurut Chandra Rambey, Wakil Ketua Bidang Riset & Luar Negeri DPD REI DKI Jakarta, riset dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengumpulan data primer berupa survei melalui penyebaran kuesioner atau wawancara.

Kali ini riset dilakukan untuk mengetahui persepsi anggota REI DKI Jakarta tentang perkembangan industri realestat. Hasil riset dapat digunakan sebagai dasar oleh para pelaku industri, pemerintah maupun stakeholder untuk mengambil kebijakan atau tindakan.

Amran Nukman Ketua DPD REI DKI Jakarta memaparkan, 57% Anggota REI DKI Jakarta menyatakan kondisi ekonomi 2017 kondusif terhadap industri properti. Kemudian, sebanyak 66,1 % menyatakan yang mempengaruhi iklim investasi properti adalah regulasi pemerintah, kondisi makro ekonomi dan perizinan.

Dari sisi tantangan dan perijinan pembangunan 40% menyatakan birokrasi adalah faktor yang mempengaruhi pengurusan izin.
69 % menyatakan lebih mudah memperoleh perizinan di luar DKI dibandingkan di DKI Jakarta.

“Mayoritas pengembang merencanakan mengembangkan perumahan sederhana, menengah atas dan apartemen dengan prioritas kebutuhan infrastruktur berupa air bersih dan jalan,” katanya.

Dari kebutuhan Capex 2018, 31% menyatakan akan membutuhkan capex di bawah Rp 100 miliar
, 33 % menyatakan akan membutuhkan capex antara Rp 100 miliar- Rp 500 miliar, 9% menyatakan akan membutuhkan capex Rp 500 miliar- Rp 900 miliar dan 22 % membutuhkan capex di atas 900 miliar.

Untuk pembangunan apartemen, 65% mengembangkan apartemen di Jakarta, sisanya di Bekasi (7%), Depok (5%), Tanggerang (5%) dan Bogor (3%). Luas tanahnya, 26 % membangun di atas lahan kurang dari 1 hektar, 23% antara 1 – 2 hektar dan 51% di atas 2 hektar 32% membangun bangunan kurang dari 50 ribu m2; 48% antara 50 – 100 m2 dan 18% di atas 100 ribu m2 .

“Mayoritas (54% ) membangun kelas menengah – menengah atas dan mayoritas (53%) menjual di harga Rp 12 – 30 juta per m2,” tuturnya.

Untuk gedung perkantoran, 86% mengembangkan perkantoran di Jakarta, sisanya Surabaya (5%), Bekasi (5%), dan Semarang (4%). Luas lahannya, 36% membangun di atas lahan kurang dari 1 hektar, 32% antara 1 – 2 hektar dan 32% di atas 2 hektar, 9% membangun bangunan kurang dari 10 ribu m2, Mayoritas (59%) antara 10 – 30 ribu m2 dan 32% di atas 30 ribu m2 . Harga jualnya, 54% menjual dengan harga Rp 15 – 35 juta per m2.

Untuk Pusat Perbelanjaan, 75% mengembangkan di Jakarta, sedangkan wilayah lain, Bandung (11%), Depok, Bekasi (4%) dan Balikpapan, Palembang (3%). Mayoritas ( 69%) membangun di atas lahan lebih dari 2 hektar
10 % membangun bangunan kurang dari 10 ribu m2, 45% antara 10 – 30 m2 dan 45% di atas 30 ribu m2. Harga jualnya Rp 36-45 juta per m2.

Amran menambahkan, untuk rumah tapak 19% membangun di atas lahan kurang dari 1 hektar, 32% antara 1 – 10 hektar dan 49% di atas 10 hektar 33% membangun bangunan kurang dari 45 m2, mayoritas (68%) antara 46 – 105 m2 dan 43% di atas 106 m2.

Tingkat penjualan 15% membangun rumah subsidi & sederhana, 50% membangun rumah menengah, 27% membangun rumah besar 60% menjual di bawah Rp 300 juta per-unit, 32% menjual antara Rp 301 – 600 juta, 24% menjual di atas Rp 600 juta. Sementara, untuk metode pembeliannya, 46% melalui KPR dengan DP 20%, 64% cicilan ke developer sebanyak 12 – 36 kali dan 38 % tunai keras menggunakan cicilan 6 kali.

Diakui Amran, kondisi properti saat ini memang sedang menghadapi tekanan akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), Namun  demikian, pengembang dan pasar properti harus tetap optimis bahwa kondisi 2018 akan semakin membaik. (Red)


Photo Credit : Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan gedung perkantoran di kawasan SCBD, Jakarta, Rabu (27/11). Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi terutama sektor infrastruktur, pemerintah menyediakan 27 proyek prioritas melalui 'public private partnership' (PPP) dengan nilai 47,5 miliar dolar AS, berasal dari APBN-P 2013 sebesar Rp201,3 triliun, atau 11,9 persen dari total belanja negara Rp1.683 triliun. ANTARA /Yudhi Mahatma

 

Bagikan Artikel
Advertisement
Click to comment

Properti

Tahun 2023 Bisnis Pembiayaan Rumah Diprediksi Tumbuh Positif, BTN Bidik Generasi Milenial

Published

on

By

Pekerja menyelesaikan pembangunan perumahan di Awiligar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. ANTARA/Raisan Al Farisi
Pekerja menyelesaikan pembangunan perumahan di Awiligar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. ANTARA/Raisan Al Farisi

Telegraf – Ditengah ketidakpastian ekonomi global yang terjadi saat ini, Indonesia masih memiliki peluang yang menjanjikan di sektor properti. BTN mencatat ada sebanyak 5,8 juta generasi millenial (mengacu pada populasi berusia 21-40 tahun) di Indonesia yang belum memiliki rumah.

Selain diuntungkan dengan bonus demografi tersebut, dilihat dari total penyaluran KPR yang terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya menandakan bisnis properti ke depan masih cukup bagus.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo, saat membuka acara Seminar Economic and Property Outlook Bank BTN Tahun 2023 dengan tema “Tantangan Penyediaan Perumahan Rakyat Ditengah Ketidakpastian Ekonomi
Global”, di Jakarta, Rabu (7/12/2022).

“Backlog perumahan saat ini sebesar 12,75 juta yang termasuk didalamnya generasi millenial yang mendominasi populasi masyarakat Indonesia saat ini yang diperkirakan sebanyak 47% belum memiliki rumah merupakan potensi yang sangat besar dan menjadi salah satu captive market pengembangan properti di Indonesia,” tuturnya.

Haru juga mengungkapkan Pertumbuhan KPR Nasional hingga triwulan III 2022 tumbuh sebesar7,70% yoy, meningkat dibandingkan triwulan II 2022 yang sebesar 6,81%. Bank BTN sendiri masih menjadi penyalur KPR Subsidi atau FLPP terbesar, mendominasi 71% dari seluruh total penyaluran FLPP 3 tahun terakhir.

Senada dengan Haru, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter Bank Indonesia (BI) Solikin M. Juhro juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan KPR terus menunjukkan perbaikan dengan risiko yang secara umum relatif terjaga. “Selaras dengan hal tersebut, kinerja sektor properti tetap kuat, antara lain tercermin dari perkembangan proyek properti residensial dan apartemen yang tetap baik,” ujarnya.

BI sendiri, lanjut Solikin, telah memutuskan untuk melanjutkan kebijakan relaksasi rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit atau pembiayaan properti maksimal 100 persen. Kebijakan ini memungkinkan para calon pembeli properti membayar uang muka alias down payment (DP) 0 persen, alias tak perlu bayar uang muka ketika memanfaatkan fasilitas kredit pemilikan rumah atau apartemen (KPR/KPA). Kebijakan relaksasi ini berlaku efektif mulai 1 Januari 2023 sampai dengan 31 Desember 2023. “Perpanjangan pelonggaran kebijakan LTV/FTV KPR hingga 31 Desember 2023 akan mendorong berlanjutnya perbaikan kinerja KPR,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya menyelesaikan backlog perumahan melalui program-program bantuan perumahan yang tidak hanya affordable, namun juga equitable serta mendukung sustainabilitas bagi pihak yang terlibat dalam penyaluran bantuan subisidi perumahan.

Herry menyebut ada lima usulan pengembangan KPR Subsidi yang akan dijalankan pemerintah yakni dengan optimalisasi KPR FLPP, memperluas jangkauan KPR ASN/TNI/Polri, Rent to Own (RTO) untuk MBR Informal, KPR dengan Skema Staircasing Shared Ownership (SS0), serta pemberian KPR Mikro.

Bagikan Artikel
Continue Reading

Properti

Selain Salurkan Kredit Bank BTN Wujudkan Hunian Untuk Para Pedagang Pasar

Published

on

By

Photo Credit : Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo (paling kiri) menyerahkan mockup kunci rumah ke salah satu pedagang yang akad rumah/Doc/BTN

Telegraf – PT Bank Tabungan Negera (Persero) Tbk (BTN) gandeng dengan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) wujudkan hunian layak Bagi pedagang pasar.

Bank BTN terus mendorong kesejahteraan pedagang pasar tradisional melalui hunian yang sehat, layak dan terjangkau. Hal itu di ungkapkan oleh Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo.

Ia menjelaskan penyedian hunian yang layak bagi pedagang pasar tersebut akan dibiayai Bank BTN melalui skema KPR Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT).

“Sebagai Bank BUMN yang fokus pada perumahan, BTN mengajak IKAPPI untuk dapat berkolaborasi menyelesaikan permasalahan perumahan di Indonesia sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat memiliki hunian yang sehat, layak dan terjangkau untuk menjadi tempat membangun kehidupan yang lebih sejahtera,” katanya di sela kegiatan Rakernas IKAPPI di Jakarta, Kamis (20/10).

Bank BTN lanjut Haru, ingin membuka kesempatan bagi para pedagang pasar (pekerja informal) untuk dapat memiliki hunian yang layak, sehat dan terjangkau dengan skema fasilitas KPR BP2BT yang merupakan program KPR bersubsidi uang muka dari pemerintah berbasis tabungan.

Selain mewujudkan hunian, bank BTN juga memberikan pembiayaan kredit modal kerja kepada para pedagang serta menyalurkan kredit usaha rakyat dan layanan-layanan pembiayaan lainnya.

Ketua Umum DPP IKAPPI Abdullah Mansuri mengungkapkan, sebagian besar para pedagang pasar tradisional di Indonesia yang berjumlah sekitar 17 juta orang belum memiliki rumah sendiri.

Ia mengharapkan kolaborasi IKAPPI dengan Bank BTN  bisa mempermudah akses pedagang pasar tradisional memiliki hunian yang layak.

“Kami sangat mendukung program dari Bank BTN dan Kementerian PUPR yang bagus ini agar para pedagang pasar di seluruh Indonesia bisa sejahtera dan memiliki rumah sendiri. Karena saat ini masih banyak yang kontrak rumah untuk menjadi tempat tinggal,” jelasnya.

 

Bagikan Artikel
Continue Reading

Properti

Intiland Gandeng Lamudi Kejar target Landed House

Published

on

By

Photo Credit : Direktur Pengembangan Bisnis PT Intiland Development Tbk Permadi Indra Yoga dan Yoga Priyautama selaku Commercial Director Lamudi.co.id (ka-ki) bersalaman/Doc/Telegraf

Telegraf – Teknologi semakin berkembang, prilaku kehidupanpun semakin berubah, menangkap hal tersebut PT Intiland Development Tbk gandeng Perusahaan teknologi yang bergerak di bidang properti (PropTech) di Indonesia Lamudi.co.id.

“Saya melihat bahwa setelah masa pandemi covid prilaku konsumen berubah tidak di perkirakan sebelumnya bahwa penjualan kita banyak di peroleh dari digital. Hampir semua big price developer mengejar target penjualan di sektor landed house, termasuk kita,” ungkap Direktur Pengembangan Bisnis PT Intiland Development Tbk Permadi Indra Yoga, di Jakarta, beberapa hari lalu.

Permadi menjelaskan Intiland memilih Lamudi karena lamudi memiliki basic data cukup besar dengan jumlah pencarian properti mencapai 800 juta pencarian.

“Saya melihat trend konsumen sekarang berubah dan juga trend kebutuhan propertipun cukup besar, untuk mengejar target sale di semester ke 2 tahun 2022 juga membutuhkan panter untuk berkolaborasi mencapai target sales,” ungkapnya.

Di kesempatan yang sama Yoga Priyautama selaku Commercial Director Lamudi.co.id mengatakan Virya Semanan termasuk area favorit dengan jumlah peminat yang cukup tinggi. Pemasaran Virya Semanan menjadi salah satu solusi pintar untuk membantu mewujudkan impian para pencari properti mendapatkan hunian yang nyaman dengan privasi maksimal di tengah padatnya kota besar Jakarta.

“Jakarta Barat merupakan wilayah sepuluh besar dalam kategori area yang paling dicari di Lamudi.co.id,” kata Yoga Priyautama lebih lanjut.

Ia juga mengungkapkan kesempatan untuk memiliki lahan yang luas menjadi faktor penting dalam pertimbangan memilih tempat tinggal. Area Jakarta Barat memberikan peluang dan pilihan terbagi bagi para pencari properti properti di Jakarta. Kawasan Jakarta Barat merupakan daerah kedua di Jakarta yang harga lahannya relatif termurah dengan kisaran Rp23,5 juta per m2.

 

Bagikan Artikel
Continue Reading

Properti

Tingkatkan KPR, BTN Gelontorkan Rp4,13 T Untuk Kuatkan Modal

Published

on

Papan presentasi Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan penjelasan kepada komite IV DPD dalam rapat kerja di Kompleks Parlemen MPR/DPR, Senayan, Jakarta. Akurat/Sopian
Papan presentasi Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan penjelasan kepada komite IV DPD dalam rapat kerja di Kompleks Parlemen MPR/DPR, Senayan, Jakarta. Akurat/Sopian

Telegraf – PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk akan melakukan penerbitan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue sebesar Rp4,13 triliun untuk menguatkan modal Car-Tier-1 dan meningkatkan penyediaan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) .

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Kerja Menteri Keuangan dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (29/08/2021), mengatakan pemerintah menyertakan sebesar Rp2,48 triliun dari Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam right issue ini, dengan sebesar Rp1,65 triliun sisanya dapat dihimpun dari publik.

Ia menjelaskan komposisi kepemilikan saham, setelah right issue yang akan dilakukan pada November tahun ini, adalah dari pemerintah sebesar 60 persen dan publik sebesar 40 persen atau tetap sama seperti kepemilikan saat ini.

“Untuk BTN, pemerintah memiliki share 60 persen, sementara publik memegang 40 persen juga dilakukan right issue. PMN yang akan kita masukan sebesar Rp2,48 triliun, dimana diharapkan publik akan ikut sharing mengambil sebesar Rp1,65 triliun,” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Rionald Silaban mengatakan modal dari PMN akan digunakan untuk memperkuat Car-Tier-1, dan diharapkan mencapai 15,4 persen pada 2025 sehingga bisa meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian nasional.

Ia menyebut Car-Tier-1 BTN pada triwulan-II tahun ini hanya sebesar 12,6 persen, sedangkan bank lain diatas 20 persen. Ditambah, BTN dalam memenuhi kebutuhan modalnya dari utang dengan biaya tinggi, sehingga Car-Tier-2 mencapai 4 persen, sedangkan bank lain dibawah 2 persen.

“Penguatan permodalan Car-Tier-1 dapat meningkatkan kapasitas penyediaan perumahan oleh BTN dan menurunkan cost of fund dari pendanaan Car-Tier-2,” katanya.

Selain itu, right issue ini juga akan digunakan untuk menyalurkan KPR dengan target 1,32 juta unit rumah sepanjang tahun 2022 hingga 2025 sehingga mendukung pencapaian target prioritas nasional di bidang perumahan.

“Penyediaan fasilitas KPR dapat meningkatkan lapangan kerja dan kesejahteraan pada pekerja di sektor perumahan,” ungkapnya.

Selama ini, tanpa right issue, Rio mengatakan Car-Tier-1 BTN berada pada level 14 persen atau lebih kecil dibandingkan minimum regulasi sebesar 15,4 persen, serta hanya mampu menyalurkan 807.000 rumah dalam lima tahun.

Pada periode 2018 hingga 2022, BTN mampu memberikan kontribusi bagi penerimaan negara senilai Rp3,1 triliun dari dividen sebesar Rp492 miliar dan Pajak Penghasilan (PPh) Badan sebesar Rp2,7 triliun.

Bagikan Artikel
Continue Reading

Properti

Dorong Milenial Jadi Pengembang, BTN Jalin Kerjasama Dengan SBM ITB

Published

on

Penandatangan kerja sama antara BTN dan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) terkait pelatihan Mini MBA di bidang properti. FILE/BTN
Penandatangan kerja sama antara BTN dan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) terkait pelatihan Mini MBA di bidang properti. FILE/BTN

Telegraf – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) melalui Housing Finance Center (HFC) terus mendorong generasi milenial mengembangkan potensi dirinya menjadi pengembang perumahan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu yang dilakukan BTN yakni bekerja sama dengan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) mengadakan pelatihan mini MBA di bidang properti.

Direktur Finance Bank BTN Nofry Rony Poetra dalam keterangannya, Senin (29/08/2022), mengatakan backlog atau kesenjangan perumahan yang saat ini mencapai sekitar 12,75 juta unit perlu dicarikan solusinya agar bisa berkurang secara signifikan, salah satunya dengan menyediakan suplai rumah yang cukup banyak dibangun setiap tahunnya.

“Agar suplai rumah melimpah, maka diperlukan banyak developer yang melakukan pembangunan rumah. Inilah yang menjadi concern Bank BTN untuk menciptakan developer-developer muda di berbagai daerah,” katanya dalam penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara Bank BTN dan SBM-ITB.

Menurut Nofry, penandatangan PKS dengan SBM-ITB itu merupakan kelanjutan kerja sama yang telah dilakukan sebelumnya terkait pelatihan Mini MBA in Property. Kesuksesan program pelatihan Mini MBA in Property dengan SBM-ITB telah mencetak sekitar 1.000 lulusan dari 15 batch.

“Kami berharap melalui penandatanganan perjanjian kerja sama kembali ini dengan kolaborasi penyelenggaraan program pelatihan dan pendidikan di bidang properti dalam pelaksanaan Mini MBA in Property dapat terus berlanjut dan mampu mencetak developer-developer baru untuk melengkapi mortgage ecosystem yang dibangun oleh Bank BTN,” jelasnya.

Ia menuturkan pengembangan kewirausahaan bidang properti telah mendorong pertumbuhan bisnis perumahan perseroan. Untuk itu, BTN akan terus melakukan edukasi terhadap generasi milenial agar tertarik menjadi pengusaha properti.

Nofry mengungkapkan dari berbagai pelatihan wirausaha properti yang diselenggarakan HFC seperti BTN Santri Developer, School of Property Developer, Ruang Temu Property Developer dan Mini MBA in Property telah menghasilkan sekitar 2.353 pengusaha properti.

Jumlah tersebut diharapkan terus bertambah seiring dengan berbagai pelatihan yang dilakukan HFC beker jasama dengan berbagai perguruan tinggi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

“Selain SBM-ITB, kami juga bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia serta dengan beberapa universitas di dalam negeri. Perseroan juga menjajaki program serupa untuk bekerja sama dengan universitas di luar negeri dan saat ini masih dalam proses seperti universitas di kawasan Asia dan Australia,” imbuhnya.

Dalam program pelatihan dan pendidikan unggulan di bidang properti, HFC akan mengedepankan empat pilar pembelajaran yang komprehensif yang mencakup aspek land (pertanahan), legal (perizinan), capital (pembiayaan), dan skillset (penjualan).

“Kami akan memperkuat materi pelatihan yang berkaitan dengan inovasi bisnis dan digitalisasi pembangunan perumahan,” paparnya.

Sementara itu Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB yang juga Plt Dekan SBM Jaka Sembiring mengatakan inisiatif kerja sama SBM ITB dengan BTN dalam penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan properti ini diharapkan dapat memberikan manfaat semaksimal mungkin bagi mitra-mitra di BTN.

“Mini MBA ini merupakan satu langkah strategis karena kita bisa dengan cepat memberikan adaptasi terhadap tantangan perubahan yang begitu cepat, sementara untuk jangka panjang dalam bidang properti akan memberikan landasan-landasan yang sangat kuat secara akademis, yang tentunya disertai dalam bentuk-bentuk penelitian dan pemberdayaan masyarakat,” kata Jaka.

Bagikan Artikel
Continue Reading

Properti

Generasi Millenial dan Generazi Z Mulai Melirik Properti

Published

on

By

Photo Credit: Pameran properti Real Estat Indonesia (REI). MI/RAMDANI
Photo Credit: Pameran properti Real Estat Indonesia (REI). MI/RAMDANI

Telegraf – Menurut data yang di himpun oleh Lamudi.co.id, perusahaan teknologi yang bergerak di bidang properti (PropTech) generasi milenial dan generasi Z minat ketertarikan pencarian properti secara online meningkat 100 kali lipat.

Peningkatan pencarian properti secara onlile bukan saja pada generazi millenia dan generazi Z saja melainkan generasi yang lebih mapan kini beralih ke pencarian properti online.

“Walaupun pencarian properti dari segmen milenial dan generasi Z dalam klasifikasi umur 25 hingga 34 mengalami pertumbuhan hingga 100 kali lipat dari awal berdirinya Lamudi.co.id pada tahun 2014 hingga tahun 2021, kami melihat bahwa tiga tahun belakangan ini pengguna berusia 45-54 dalam tahun 2018 hingga 2022 mengalami kenaikan hingga 250 persen. Ini menunjukan bahwa PropTech kini semakin memiliki potensi menggaet pencari properti lintas generasi yang mendambakan kemudahan dalam pencarian properti,” ungkap Mart Polman, CEO Lamudi.co.id dalam pres konfrance secra onlin beberapa hari lalu.

Mart mengungkapkan setelah mengakuisisi OLX Properti pada awal Januari 2022, Lamudi.co.id kini menghadirkan opsi properti terlengkap di Indonesia dengan lebih dari 1 juta properti tiap bulannya, dan dengan 400 lebih mitra developer ternama, LPF menawarkan opsi terlengkap dengan harga dan klasifikasi properti yang beragam sesuai dengan minat pencari properti yang luas.

Michael Kauw, VP of Corporate Sales Lamudi.co.id menyebutkan dalam LPF yang ke lima ini, Lamudi.co.id ingin mengulang keberhasilan dalam memberikan akses terluas bagi 10 developer ternama yang menjadi mitranya.

“Dalam upaya kami untuk menjadi teman tepercaya bagi developer, kami selalu berupaya memberikan jasa konsultasi tepercaya dalam strategi pemasaran untuk memastikan bahwa segala upaya penjualan mitra developer kami tepat sasaran,” tambah Michael.

Sementara itu Mario Susanto, VP Sales & Marketing Paramount Petals, menerangkan developer kini telah menyadari potensi utilisasi teknologi untuk menjangkau masyarakat luas yang mendambakan kemudahan dalam pencarian properti.

“Berdasarkan pengalaman saya, 2 cluster awal Paramount Petals, source (sumber penjualan) yang kita tracking hampir 65% sumbernya berasal dari online – cukup besar secara angka,” kata Mario Susanto, VP Sales & Marketing Paramount Petals.

Ia juga mengatakan tentunya pemasaran properti tidak luput dari bagaimana upaya dari pemangku kepentingan sektor properti dalam memastikan pengalaman yang seimbang baik online maupun offline.

Bagikan Artikel
Continue Reading
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Lainnya Dari Telegraf

close