Teleprofil
Catatan Anang: Integritas Sosok Ketua MA M. Syarifuddin Teruji

ïžPlay Radio đ¶ height="140px" width="720px" frameborder="0" scrolling="no">
- FuelCell SuperComp Elite V3, Sepatu Lari Terbaru New Balance untuk Pecinta Marathon - 6 February 2023 | 2:06 PM
- Menjadi Inspirasi untuk Kebaikan, Rexona Hijab Natural Ajak Gerakan untuk Hijabers - 6 February 2023 | 1:52 PM
- Bank Sumut Berkolaborasi dengan Multipolar Technology untuk Meningkatkan Keamanan Digital - 6 February 2023 | 1:33 PM
Teleprofil
Kompol Andri Kurniawan Bongkar Sindikat Narkoba Raih Pin Emas
Pernah mengisi jabatan sebagai Kasat Reskrim Polres Bintan pada 2014, Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang pada 2015 dan Kasat Rekrim Polresta Barelang tahun 2017 hingga saat ini. Semua merupakan Polres yang ada di Polda Kepri.

ïžPlay Radio đ¶ height="140px" width="720px" frameborder="0" scrolling="no">
Telegraf – Figurnya ramah dan cepat akrab kepada siapapun. Kompol (Komisaris Polisi) Andri Kurniawan adalah sosok polisi santun dan sangat melayani kepada setiap warga. Penugasannya sebagai Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polresta Barelang, Kepulauan Riau (Kepri) menuntut perwira berpangkat melati satu di pundaknya ini harus presisi.
Itulah yang membuat Kompol Andri Kurniawan harus jeli dalam melihat kasus dan membaca situasi. Sosok ayah dari tiga anak ini sangat humbel sehingga ia mudah berbaur dan sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Kota Batam.
Andri di kalangan warga juga dikenal sebagai polisi pekerja keras serta jeli dalam menangani setiap perkara.
Sejak lulus Akpol pada 2006 lalu, Andri kemudian mengabdikan dirinya sebagai perwira polisi di sejumlah daerah wilayah Tanah Air. Usai lulus PTIK, Andri kemudian ditugaskan di Polda Kepri.
Bermodalkan ilmu yang ia dapat selama masa pendidikan, Andri lebih dominan bertugas di satuan reserse. Tak heran, selama berada di Polda Kepri, dia sudah tiga kali menjabat sebagai Kasat Reskrim Polresta Barelang.
Ia pernah mengisi jabatan sebagai Kasat Reskrim Polres Bintan pada 2014, Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang pada 2015 dan Kasat Rekrim Polresta Barelang tahun 2017 hingga saat ini. Semua merupakan Polres yang ada di Polda Kepri.
Menurut Andri, jabatan yang dipercayakan saat ini kepada dirinya merupakan sebuah amanah yang harus dirinya jalani. Dengan bekerja secara sungguh-sunggung sejumlah kasus besar sering berhasil diungkapnya.
“Alhamdulilah, ini merupakan sebuah amanah yang diberikan kepada saya. Kita hanya bekerja dengan sebaik-baiknya,” sebut Andri low profile.
Menjadi Seorang Polisi menurut Andri merupakan pekerjaan mulia. Apa yang dilakukan hari ini pasti akan mendapat balasan dilain waktu.
Selama berkarir di Polresta Barelang banyak kasus besar di ungkap oleh Kompol Andri Kurniawan bersama rekan-rekannya.
Seperti kasus pembunuhan yang mayatnya ditemukan di Tiban. Para pelaku diburu tim hingga ke Medan dan Surabaya.
Begitu juga berupa kasus kejahatan menonjol di Batam seperti Curas, Curanmor dan Curat. Selama di Batam, ia sudah beberapa kali mengungkap kasus kejahatan kriminalitas. Dari aksi curat, curas hingga kasus pembunuhan.
Terbaru, ia mengungkap kasus pembunuhan seorang Qui Hong yang merupakan wanita paruh baya di Kota Batam.
Pengungkapan kasus ini dari hasil kejelian Andri selaku Kasat Reskrim Polresta Barelang melihat kasus tersebut.
Kecurigaan Andri awalnya setelah melihat hasil Visum yang terjadi di tubuh Qui Hong. Sejumlah luka memar membuat Andri curiga dan langsung menganalisanya.
“Awalnya ada memar dan patah tulang di leher. Dari sana kita curiga dan akhinya melakukan penyelidikan,” sebut Andri.
Padahal menurut Andri, keluarga korban mengira Qui Hong meninggal wajar saja.
Setelah mengumpulkan sejumlah saksi, Andri memerintahkan anggotanya untuk mendalami CCTV. Alhasil, kurang dari 24 jam, pelaku bisa dibekuk saat hendak melarikan diri.
Andri juga paling jeli melihat kasus kekerasan terhadap anak. Karena kesuksesannya, Satreskrim yang dia pimpin mendapatkan penghargaan dari KPPAI.
Tidak sampai di sana, ia juga mendapat penghargaan Pin Emas hingga dua kali dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Pin Emas tersebut diberikan atas keberhasilan Kompol Andri dan rekannya mengungkap dan menangkap jaringan narkoba internasional di laut.
Kendati bertugas di Satreskrim, ternyata dia juga membantu rekannya di satuan Narkoba.
“Kita bantu juga menangani kasus narkoba, dan Alhamdulilah diberikan Pin Emas oleh Pak Kapolri Tito Karnavian saat itu,” ungkap Kompol Andri Kurniawan.
“Doakan saja saya tetap amanah dan bisa memberikan pelayanan terbik untuk masyarakat,” pungkasnya. (**)
- FuelCell SuperComp Elite V3, Sepatu Lari Terbaru New Balance untuk Pecinta Marathon - 6 February 2023 | 2:06 PM
- Menjadi Inspirasi untuk Kebaikan, Rexona Hijab Natural Ajak Gerakan untuk Hijabers - 6 February 2023 | 1:52 PM
- Bank Sumut Berkolaborasi dengan Multipolar Technology untuk Meningkatkan Keamanan Digital - 6 February 2023 | 1:33 PM
Teleprofil
Firmanzah Rektor Muda Paramadina

ïžPlay Radio đ¶ height="140px" width="720px" frameborder="0" scrolling="no">
Telegraf – Dunia akademisi berduka. Rektor Universitas Paramadina Jakarta, Firmanzah meninggal dunia pada Sabtu (o6/o2/2021).
Eks staf khusus (Stafsus) Presiden bidang Ekonomi pada jaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dikabarkan tutup usia akibat vertigo yang dideritanya.
Innalillahi wainna ilaihi rojiuun. Telah berpulang Prof Firmanzah. PhD akibat vertigo tadi subuh. Semoga husnul khotimah – tulis politisi Partai Demokrat Andi Arief di akun Twitter pribadinya, Sabtu (06/02/2021).
Akademisi kelahiran Surabaya, Jawa Timur (Jatim), 44 tahun silam itu, akan dimakamkan Sabtu (06/02/-2021), setelah salat Dzuhur. Alamat duka, Taman Parahyangan Golf Jalan Situ Indah Golf Nomor 12, Sentul Selatan, Bogor, Jawa Barat (Jabar).
Diketahui, seperti dihimpun dari Wikipedia, Firmanzah mulai terkenal pada saat usia 32 tahun. Dia berhasil menjadi dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) periode 2009-2013.
Sebagai akademisi, terpilihnya Fiz, sapaan akrabnya, sebagai dekan menerobos senioritas dalam tubuh UI. Fiz terpilih sebagai dekan pada 14 April 2008. Dia berhasil mengungguli Sidarta Utama dan Arindra A. Zainal.
Terpilihnya Firmanzah sekaligus menjadi sejarah baru sebagai dekan termuda yang pernah dimiliki UI. Menurut Fiz, impiannya membawa UI melalui fakultas yang dipimpinnya menjadi kampus modern dan terbuka adalah hal yang mendorongnya ikut mencalonkan diri menjadi dekan FEUI hingga akhirnya ia terpilih.
Sebelumnya, ia juga pernah menjadi Staf Khusus (Stafsus) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di bidang Ekonomi.
Dan pada 15 Januari 2015, dia akhirnya terpilih sebagai Rektor Universitas Paramadina Jakarta periode 2014-2018, menggantikan Anies Baswedan yang terpilih sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
Riwayat Pendidikan
Saat lulus SMA, Firmanzah kuliah di Fakultas Ekonomi UI dan lulus dalam waktu 3,5 tahun.
Ia juga sempat terjun ke dunia asuransi sebagai analis pasar, sebelum memutuskan kembali ke bangku kuliah, setahun kemudian.
Firmanzah mengambil program S-2 di bidang yang sama dan menyelesaikannya dalam tempo waktu dua tahun.
Ia melanjutkan studi di Universitas Lille di Prancis, merupakan momen titik balik Fiz mengenal dunia yang lebih luas.
Firmanzah mendalami bidang strategi organisasi dan manajemen atas beasiswa dari universitas itu.
Ia juga menjalani studinya pada tingkat doktoral dalam bidang manajemen internasional dan strategis di Universitas Pau and Pays De lâAdour, dan selesai tahun 2005.
Karena lulus tercepat di angkatannya, Firmanzah lantas mendapatkan tawaran beasiswa program doktoral dalam bidang manajemen strategis internasional dari University of Pau et Pays de l” Adour dan meraih PhD pada 2005.
Firmanzah juga sempat mengajar setahun di almamaternya, sebelum dipanggil pulang oleh dekan FE UI yang saat itu dijabat oleh Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro.
Tiga tahun berikutnya, ketika Firmanzah berusia 32 tahun, ia terpilih sebagai Dekan ke-14 FE UI periode 2009-2013 yang tercatat sebagai dekan termuda dalam sejarah UI.
Photo Credit: Akdemisi Prof. Firmanzah, PhD, rektor muda Paramadina pengganti Anies Baswedan yang juga mantan stafsus SBY. FILE/Dok/Ist Photo
- FuelCell SuperComp Elite V3, Sepatu Lari Terbaru New Balance untuk Pecinta Marathon - 6 February 2023 | 2:06 PM
- Menjadi Inspirasi untuk Kebaikan, Rexona Hijab Natural Ajak Gerakan untuk Hijabers - 6 February 2023 | 1:52 PM
- Bank Sumut Berkolaborasi dengan Multipolar Technology untuk Meningkatkan Keamanan Digital - 6 February 2023 | 1:33 PM
Teleprofil
Arman Yurisaldi Saleh, Dokter Spesialis Saraf Yang Nyeni

ïžPlay Radio đ¶ height="140px" width="720px" frameborder="0" scrolling="no">
Teleperson – Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Inilah pepatah lama yang kerap dilupakan oleh banyak generasi. Tradisi dianggap sebagai batu sandungan, dekadensi moral, dan penghambat kemajuan teknologi dan pengetahuan. Tragis. Namun berbeda dengan seorang dokter ahli saraf yang sangat berbeda memdang tradisi. Arman Yurisaldi Saleh, menjadi seorang dokter spesialis saraf, bukan berarti membuatnya harus berhenti mencintai dan menikmati tradisi dan budaya Indonesia. Masa kecilnya yang dihabiskan di Bali, pulau kaya tradisi, membuatnya tidak asing dan tidak anti dengan berbagai tradisi unik dan budaya yang ada. Meski begitu, pria kelahiran Malang ini juga tentu tak lupa soal pengabdiannya sebagai seorang dokter.
Hal ini dibuktikan oleh penerbitan dua bukunya yang paling anyar yaitu âKombinasi 14 sayur dan buah Mentah untuk Mengatasi Depresi Ringan dan Sedang pada Lansiaâ dan âSukses ujian SOCA (Student Oral Case Analysis) Neurobehaviour System.â Kedua bukunya itu sangat kental dengan dunia kedokteran dan dunia kesehatan. Dr. dr. Arman Yurisaldi Saleh, MS., Sp.S. juga mengabdi khususnya dalam pelayanan terkait saraf seperti Dementia Management, Pengobatan Migrain, Bell’s Palsy, Stroke, Parkinson, Epilepsi, dan Pain Intervension. Putra dari Wakil Ketua Mahkamah Agung (2013-2016) ini juga aktif mengajar di FK UPN Veteran Jakarta dan fokus pada Neurobehaviour khususnya aspek bela negara dalam mengadapi radikalisme dan terorisme, dengam penguatan kepribadian dan budaya bangsa serta bidang âpain interventionâ.

Arman Yurisaldi Saleh. FILE/Telegraf
Menyoal pada kecintaannya terhadap tradisi dan budaya, dokter lulusan Universitas Indonesia ini memandangnya sebagai ketawadhukan atau kerendah-hatian seorang anak pada orang tua. Bahkan ia menyadari keberadaannya sekarang adalah buah dari orang tua dan leluhurnya masa dulu, juga para tokoh, para ulama, dan para pahlawan. âKita bisa menikmati kemerdekaan seperti sekarang ini dari jasa-jasa beliau itu,â ungkapnya. Walhasil, tardisi tabur bunga di taman makam pahlawan atau nyadran dalam tradisi Jawa menjadi sebuah titik kesadaran manusia untuk selalu mengingat kemana masa depannya nanti. Inilah buah perjalanannya, dr. Arman banyak menemukan makna spiritual pitutur dan filosofi dari berbagai tradisi dan budaya.
Pria yang mengambil pendidikan doktornya di Universitas Airlangga ini juga menaruh perhatian pada tradisi laku ritual sesaji sebagai sebuah ritus tradisi atau budaya yang harus tetap dijaga untuk menyadarkan tentang keharmonisan alam, manusia, dan Tuhan. Dalam benak orang yang gagap tradisi, tentu mendengar istilah sesaji mungkin akan terbayang semua ritual mistis yang menyesatkan. Sesungguhnya, jauh di luar itu, sesaji atau sedekah adalah upaya manusia untuk memunculkan eksistensinya sebagai manusia, khalifah di muka bumi. âSesaji adalah implemetasi keharmonisan dan keseimbangan alam. Bahkan dalam beberapa penelitian tentang sesaji dan sedekah menunjukkan bagaimana manusia berusaha menjaga alam yang selalu memberikan banyak manfaat bagi manusia. Bahkan, kajian ini telah menjadi bahas tesis atau disertasi di berbagai perguruan tinggi loh.â
Tidak banyak kita bisa mengenal seorang ahli science (kedokteran) yang mampu mengelaborasikan tradisi dan ilmu pengetahuan modern. Menilik berbagai kisah masa lalu, tentu kita akan banyak disuguhi berbagai peristiwa heroik dalam hal pengorbanan atau sesaji. Tengok saja peristiwa anak Nabi Adam AS, Qabil dan Habil hingga kisah Nabi Ibrahim AS yang harus mengobrakan anaknya, Nabi Ismail AS.Peristiwa inilah yang selanjutkan dihormati oleh orang muslim dengan merayakan hari raya Idul Adha atau hari raya Qurban.
Membicarakan tradisi, membuat kita semakin bisa memahami bagaimana seharusnya menjadi seorang manusia yang memanusiakan manusia, menuhankan Tuhan dan mengalamkan alam. Kecintaannya pada tradisi dan kebudayaan, bagi Pria yang telah mematenkan puluhan karyanya ini, khususnya budaya Jawa tidak pernah ragu dan bahkan bangga.

Arman Yurisaldi Saleh. FILE/Telegraf
âInilah jatidiri kita, jatidiri bangsa kita,â ucapnya di akhir perbincangan. Ia tunjukkan beberapa foto kenangannya ketika mengenakan setelan jas beskap Jawa lengkap dengan blangkon. Pakaian adat menjadi simbol tentang keragaman Indonesia. Turut berbusana adat berarti berusaha menguatkan identitas kebangsaan. Mencintai tradisi budaya adalah wujud kebanggan pada negeri sendiri.
âCintailah Indonesia dengan mencintai tradisimu,â ungkapnya. âdan, jadilah hamba dengan mengukuhkan keberadaan Tuhanmu, Tuhan seluruh alam.â pungkasnya. HFZ
Photo Credit: Arman Yurisaldi Saleh. FILE/Telegraf
- FuelCell SuperComp Elite V3, Sepatu Lari Terbaru New Balance untuk Pecinta Marathon - 6 February 2023 | 2:06 PM
- Menjadi Inspirasi untuk Kebaikan, Rexona Hijab Natural Ajak Gerakan untuk Hijabers - 6 February 2023 | 1:52 PM
- Bank Sumut Berkolaborasi dengan Multipolar Technology untuk Meningkatkan Keamanan Digital - 6 February 2023 | 1:33 PM
Teleprofil
Doni Monardo, Covid-19 dan Rest Area Tol Batang

ïžPlay Radio đ¶ height="140px" width="720px" frameborder="0" scrolling="no">
Deru suara mesin mobil minibus terdengar garang memompa energi. Roda-roda berputar menggilas aspal meninggalkan Kota Semarang selepas petang.
Melalui Pintu Gerbang Tol Krapyak, minibus bernomor plat RI 75 beserta tiga mobil rombongan lainnya melesat menuju ke arah barat. Tuas gas terus digenjot. Kecepatan rata-rata 100 kilometer per jam, terkadang lebih.
Terus melaju menjauhi Kota Atlas, rombongan itu melintas melewati Kabupaten Kendal, kemudian masuk ke wilayah adminsitrasi Kabupaten Batang.
Beberapa menit berselang, iring-iringan mobil yang dikawal ketat oleh Patwal Polisi Militer itu segera menurunkan kecepatan dan masuk ke rest area KM 360 di wilayah Subah, Batang.
Sesaat setelah mobil benar-benar berhenti, penumpang minibus RI 75, Letnan Jenderal Doni Monardo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) turun dan menuju ke sebuah Rumah Makan Padang untuk mengisi energi yang terbuang.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Doni Monardo menceritakan pengalamannya berkantor di tempat istirahat di jalan tol, pada Selasa, 30 Juni 2020.
Di rest area KM 360 di wilayah Subah, Batang, Jawa Tengah, Doni menyulap ruang kaca berukuran 3 kali 5 meter di samping rumah makan Padang menjadi kantor. âSudah, tidak apa-apa. Di sini saja,â kata Doni sembari menyiapkan materi.
Selepas santap malam, Doni tak lantas bergegas melanjutkan perjalanan. Bersama jajarannya, Doni memilih untuk âberkantorâ sejenak di sebuah ruangan kaca di samping kiri rumah makan tadi.
Dalam ruangan âkantor dadakanâ berukuran kurang lebih 3Ă5 meter itu, Letjen Doni yang juga memangku jabatan sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengikuti rapat virtual yang dipimpin oleh Menteri Koodinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Ketua Gugus Tugas Nasional COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo dan Menko PMK Muhadjir Effendy. ANTARA/Sigid Kurniawan
Rapat secara tertutup itu menyinggung tentang perkembangan RS Darurat Pulau Galang dan Wisma Atlet. Di sisi lain, rapat juga membahas tentang perihal produksi alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di dalam negeri.
Selain Ketua Gugus Tugas, rapat juga diikuti oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro.
Kemudian Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko, Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan para perwakilan Kementerian/Lembaga lainnya.
Rupanya, salah satu alasan kenapa Letjen Doni lebih memilih kembali ke markas Gugus Tugas Nasional di Graha BNPB Jakarta melalui jalur darat tak lain juga untuk menghadiri rapat secara virtual membahas perihal penanganan Covid-19 bersama para menteri dan Panglima TNI tadi.
Sembilan jam sebelumnya, Letjen Doni Monardo mendampingi Presiden RI Joko Widodo saat memimpin rapat koordinasi dan penanganan Covid-19 bersama bupati dan wali kota se-Provinsi Jawa Tengah di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Daerah Provinsi Jawa Tengah, Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang.
Untuk diketahui, Letjen Doni menuju Semarang bersama rombongan RI 1 dengan pesawat kepresidenan Boeing Bussiness Jet (BJJ) dari Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta menuju Lanud Ahmad Yani Semarang pada Selasa Pagi (30/6). Namun ikhwal kepulangannya, Doni memilih kembali menuju ke Jakarta melalui jalur darat pada hari yang sama.

Kepala BNPB, Doni Monardo, selaku Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19, saat memberikan keterangan pers usai mengikuti Ratas di Istana Merdeka. SETKAB/Agung
Totalitas
Dalam upaya memerangi Covid-19, sejak awal Letjen Doni memang totalitas dan mengedepankan profesionalisme. Seperti rapat di kantor dadakan di rest area, Doni tak mau ketinggalan barang semenit saja mengikuti tiap-tiap materi pembahasan yang disampaikan dalam rapat tersebut.
Perihal Letjen Doni yang berkantor secara dadakan di rest area juga bukan menjadi soal baginya. Justru hal itu menjadi implementasi dari tugas seorang pejuang dan panglima perang dengan semangat 55.âSudah, tidak apa-apa. Di sini sajaâ katanya sembari menyiapkan materi.
Semenjak Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai Ketua Gugus Tugas Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 7 tahun 2020, Doni bahkan tak pulang ke rumah, melainkan menjadikan kantor di Graha BNPB menjadi rumahnya.

Letnan Jenderal Doni Monardo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dok. BNPB
Terlepas apa yang sedang dipikul dipundaknya sebagai panglima perang melawan Covid-19, Doni selalu meminta agar seluruh komponen dapat bersama-sama berjuang melawan penyebaran virus SARS-CoV-2.
Dalam hal ini, penanganan bencana katogori non-alam pandemi Covid-19 tidak bisa hanya ditangani oleh pemerintah saja, melainkan juga perlu kolaborasi dari unsur yang lainnya seperti dunia usaha, komunitas, media massa dan utamanya adalah masyarakat.
Sebagaimana yang diketahui bahwa pandemi Covid-19 tidak hanya menyerang aspek kesehatan saja, melainkan juga menggerus roda perekonomian.
Oleh sebab itu, pemerintah selalu berusaha agar penanganan Covid-19 dan stabiitas ekonomi dapat berjalan beriringan dengan mengutamakan aspek kesehatan.
Sehingga dalam hal ini, Doni selalu meminta agar protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak aman, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dapat diterapkan dan menjadi adaptasi kebiasaan baru di tengah masyarakat.
Menurut Doni, tiga kata yang menjadi kunci keberhasilan penanganan Covid-19 adalah disiplin, disiplin dan disiplin.
Seusai mengikuti rapat virtual, rombongan kemudian meninggalkan rest area pada pukul 20.52 WIB untuk melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.
Belum lama ketika mobil rombongan kembali membelah kegelapan malam beriring-iringanan, seluruh jajaran sudah menerima pesan pendek yang berisi jadwal kegiatan bersama Ketua Gugus Tugas esok hari. Tentunya seluruh agenda itu masih berurusan dengan Covid-19.
Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, bahwa âperjuangan melawan Covid-19 belum usai. (JD)
Photo Credit: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo. ANTARA/Muhammad Iqbal
- FuelCell SuperComp Elite V3, Sepatu Lari Terbaru New Balance untuk Pecinta Marathon - 6 February 2023 | 2:06 PM
- Menjadi Inspirasi untuk Kebaikan, Rexona Hijab Natural Ajak Gerakan untuk Hijabers - 6 February 2023 | 1:52 PM
- Bank Sumut Berkolaborasi dengan Multipolar Technology untuk Meningkatkan Keamanan Digital - 6 February 2023 | 1:33 PM
Teleprofil
Berguru Pada Yusril Ihza Mahendra, Sang Negarawan Sejati

ïžPlay Radio đ¶ height="140px" width="720px" frameborder="0" scrolling="no">
Berguru kepada Yusril Ihza Mahendra dalam berbangsa dan bernegara. Saat tulisan ini berada di hadapan anda, saya berharap anda dalam keadaan baik dan tenang. Kemungkinan besar kita masih sedang mengkarantina diri di rumah, atau beraktifitas diluar rumah tetapi tetap menjaga social distanching. Kita memang masih dalam situasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB merupakan keputusan yang diambil presiden dalam menghadapi wabah Covid-19.
Sudah lebih sebulan lalu covid-19 mengobrak-abrik perasaan kita, bangsa Indonesia. Rasa aman dan rasa saling percaya seolah rontok dalam sekejap. Luka akibat Pilpres 2019 yg sudah mulai sembuh, seperti teriris kembali. Covid-19 ternyata tidak hanya sekedar virus yang menginveksi tubuh, tetapi juga perasaan dan batiniah kita.
Tulisan ini tidak akan mengupas tentang covid-19. Selain bukan ahli di bidang itu, informasi tentang hal tersebut telah cukup banyak.
Saya hanya akan fokus pada satu titik: bagaimana kita membangun pola pikir, pola sikap dan pola tindak dalam menghadapi setiap persoalan bersama yang datang. Hal ini penting, sebab seringkali sikap kita dalam menghadapi masalah justeru jauh lebih berbahaya ketimbang masalahnya itu sendiri.
Dalam situasi perang memghadapi covid-19 ini saya tertarik kepada sikap dan tindakan yang dilakukan oleh Prof. Yusril Ihza Mahendra (Yim), seorang begawan hukum Indonesia.
Sejak sekira 2 bulan lalu ketika tersebar berita tentang adanya serangan virus corona di berbagai negara, sepanjang pengamatan saya, Yim adalah tokoh yang paling produktif melalui tulisan-tulisanya menyampaikan pemikiran, pandangan, saran, masukan bahkan kritik kepada pemerintah selaku pengambil kebijakan. Dan dalam setiap kali menyampaikan pandangan dan kritiknya, Yim selalu memberikan alternatif solusi.
Hampir setiap hari kita membaca pandangan-pandangannya di media. Mulai dari pemikirannya yang filosofis dan religius, hingga saran-saran taktis dan kritik-kritik keras, santun dan solutif.
Saya -dan kita- paham dengan cara yang ditempuhnya. Semua karena rasa cinta kepada bangsa dan negara yang sedang menghadapi bahaya. Posisinya yang sedang diluar lingkar kekuasaan menjadi tidak mudah mengungkapkan rasa cinta kepada bangsa dan negara.
Setiap hari ruang publik seolah dipenuhi oleh pikiran-pukiran dan pandangannya. Berhari-hari, berminggu-minggu.
Teriakannya berhenti pada 1 April 2020. Ya, saat itu Presiden Joko Widodo telah mengambil keputusan dalam menghadapi wabah Covid-19: Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Jalan yang diputuskan presiden berbeda dengan yang diteriakkan Yim. Yim lebih merekomendasi Lockdown atau Karantina Wilayah, presiden memilih PSBB. Walaupun mengandung kesamaan, tetapi sangat jauh berbeda.
Apakah Yim kecewa? Mungkin iya. Tapi apakah Yim marah? Tidak sama sekali. Justru Yim hari itu mengakhiri berondongan tulisan-tulisannya. Tulisan terakhir Yim setelah presiden mengumumkan keputusannya, berjudul “BISAKAH PSBB MENGHADAPI VIRUS CORONA?”. Setelah itu Yim tidak menuliskan (mempublikasikan) lagi pemikiran-pemikirannya.
Hanya, pada alinea terakhir tulisan terakhirnya tersebut Yim menulis, “Karena itu selama masa penerapan PSBB ini, saya sarankan agar Pemerintah mulai bersiap-siap menghadapi risiko terburuk kalau akhirnya tidak punya pilihan lain menghadapi wabah virus Corona, kecuali memilih menerapkan Karantina Wilayah, jika pandemi ini ternyata tidak mampu dihadapi dengan PSBB”.
Kalimat tersebut berupa warning sekaligus jalan menuju solusi. Dan sampai hari ini kita belum membaca lagi tulisan Yim terkait hal tersebut.
Lalu dimana letak pelajaran berharganya? Ialah pada cara yang ditempuh dan sikap yang diambilnya.
Selama Presiden Jokowi sebagai pemimpin belum memgambil keputusan, Yim sekuat tenaga dan pikiran menyampaikan semua hal yg dianggap benar dan baik. Tak peduli dia dipuji atau dimaki. Tetapi ketika presiden telah mengambil keputusan, walaupun hal itu tidak sesuai dengan pemikirannya, Yim diam. Keputusan pemimpin negara harus dihargai dan dihormati. Jangan dirongrong. Harus didukung. Setidaknya, diam. Inilah pelajaran yang sangat tinggi nilainya dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara.
Saya yakin hari ini Yim adalah orang yang paling tenang dan lega. Dia sudah berusaha semaksimal mungkin. Bebannya telah ditumpahkan. Tugasnya telah ditunaikan. Usahanya telah dijalankan. Tinggal bertawakkal kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tentu Yim tidak lantas berleha-leha. Pikiran dan hatinya pasti terus diperas utk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi beberapa waktu kedepan. Hari-hari pasti diamatinya dengan cermat.
Seandainya kita mampu meniru sikap dan caranya dalam berbangsa dan bernegara, sepertinya bangsa ini akan lebih cepat dewasa. Saya merasa kita memang patut berguru kepadanya, Sang Negarawan Sejati. Oleh : M Masduki Taha
Photo Credit : Yusril Ihza Mahendra / Fanspage Yusril
- FuelCell SuperComp Elite V3, Sepatu Lari Terbaru New Balance untuk Pecinta Marathon - 6 February 2023 | 2:06 PM
- Menjadi Inspirasi untuk Kebaikan, Rexona Hijab Natural Ajak Gerakan untuk Hijabers - 6 February 2023 | 1:52 PM
- Bank Sumut Berkolaborasi dengan Multipolar Technology untuk Meningkatkan Keamanan Digital - 6 February 2023 | 1:33 PM
-
Musik5 days ago
Azura Pedora dan Khairat KDI Rilis Lagu âAgain dan Lagi dan Lagiâ
-
Olahraga2 weeks ago
Dukung Atlet SOIna, Ganjar Pranowo Ikut Berdonasi di Charity Dinner
-
Didaktika3 weeks ago
Ingin Jadi Pengusaha? Berikut Tips Suksesnya
-
Lifestyle3 weeks ago
Intip Beauty Trend di 2023, Sustainable-Beauty Diprediksi Kian Digandrungi
-
Musik2 weeks ago
Mathematics, Lagu Terbaru CALIXTO Berkolaburasi dengan Tim Asal Korea dan Ukraina
-
Ekonomika2 weeks ago
Zulkifli Hasan Delapan MOU Pelaku Usaha Dengan Arab Saudi
-
FEATURED1 week ago
Samsung Hadirkan Smart Phone Yang Tahan Batrai Dua Hari
-
Ekonomika3 weeks ago
QRIS Bank Muamalat Sudah Bisa Digunakan di Puluhan Juta Merchant
-
Entertainment1 week ago
Brand Ambassador ICHITAN Bright Vachirawit Ajak Penggemar Indonesia Ikuti Challenge
-
Nasional2 weeks ago
Ganjar Pranowo dan Tokoh Masyarakat Galang Dukungan Bagi Tim Indonesia ke SOWSG Berlin
-
Ekonomika3 weeks ago
Anak Perusahaan KRAS Akan Bangun WTP Konstruksi Baja 600 Liter/Detik
-
Ekonomika3 weeks ago
Mendag Janji Harga Kedelai Stabil Jelang Puasa dan Lebaran