Cari
Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca Budaya Digital Tidak Dapat Dipisahkan Dari Etika
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Telegraf uses the standards of the of the Independent Press Standards Organisation (IPSO) and we subscribe to its Editors’ Code of Practice. Copyright © 2025 Telegraf. All Rights Reserved.
Rilis

Budaya Digital Tidak Dapat Dipisahkan Dari Etika

Indra Christianto Jumat, 12 Desember 2025 | 18:29 WIB Waktu Baca 4 Menit
Bagikan
Photo Credit: Strategi mendidik anak di era digitalisasi dan media sosial. Thinkstock
Photo Credit: trategi Mendidik Anak di Era Media Sosial. Thinkstock
Bagikan

Telegraf – Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia berkolaborasi dengan Komisi I DPR RI melaksanakan kegiatan Ngobrol Bareng Legislator, kegiatan webinar yang bertujuan meningkatkan literasi digital dengan tema “Budaya Digital”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 12 Desember 2025, yang dihadiri 150-200 peserta secara daring. Narasumber pada diskusi kali ini adalah Ruth Naomi Rumkabu selaku Anggota Komisi I DPR RI, Anggi Anggraeni selaku Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Pamulang dan Meithiana Indrasari selaku Dosen Unitomo.

Sebagai pembuka diskusi Ruth menjelaskan bahwa budaya digital merupakan perwujudan dari cara manusia berinteraksi, berperilaku, berpikir, dan berkomunikasi dalam masyarakat yang menggunakan teknologi digital dan internet. Lebih lanjut, dia menekankan bahwa budaya digital tidak dapat dipisahkan dari etika. Budaya dan etika merupakan dua hal yang saling berkaitan, di mana budaya mencerminkan cara hidup dan perilaku seseorang, sementara etika menjadi pedoman dalam berinteraksi di ruang digital.

“Etika bermedia digital menuntut setiap individu untuk menghormati keberadaan orang lain, menjaga privasi, serta menerapkan standar perilaku yang sama seperti dalam kehidupan nyata.” katanya.

Ruth juga mengingatkan pentingnya menjaga etika digital dengan tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan pengguna internet lainnya, tidak menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya, serta membiasakan diri memberikan komentar dan saran yang bersifat positif dan membangun.

Etika digital yang baik akan membentuk citra diri yang positif, karena jejak digital mencerminkan karakter dan kepribadian seseorang di ruang publik.

Ruth mengajak untuk menanamkan budaya dan etika digital yang baik dalam kehidupan sehari-hari agar ruang digital dapat menjadi ruang yang aman, sehat, dan produktif. Dengan meninggalkan jejak digital yang positif, setiap individu diharapkan dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan digital yang beradab dan saling menghargai.

Sementara itu, Anggi Anggraeni menjelaskan terkait ruang digital dipaparkan sebagai arena budaya baru yang membentuk ulang cara masyarakat berkomunikasi, berinteraksi, dan membangun identitas. Dengan berkembangnya konsep participatory culture, produsage, serta komunitas virtual, masyarakat tidak lagi menjadi konsumen pasif, melainkan produsen aktif dalam ekosistem budaya digital.

“Tingginya penetrasi internet dan media sosial di Indonesia memperkuat peran ruang digital sebagai pusat aktivitas sosial, ekonomi kreatif, dan ekspresi budaya, sekaligus memunculkan fenomena seperti meme culture, curated selves, dan aktivisme digital.” katanya.

Anggi juga menjelaskan kalau transformasi ini sekaligus membawa tantangan signifikan, terutama disinformasi, polarisasi akibat echo chambers, serta risiko privasi dalam era surveillance capitalism. Karena itu, literasi digital disebut sebagai kemampuan kunci untuk menavigasi ruang digital secara aman, kritis, dan produktif. Penguatan etika digital, pendidikan berkelanjutan, serta keseimbangan antara kehidupan online dan offline dianggap penting untuk memastikan budaya digital berkembang secara inklusif dan tetap berpihak pada kepentingan publik.

Sedangkan Meithiana Indrasari, menekankan bahwa budaya digital memiliki peran strategis dalam membentuk identitas dan ketahanan nasional di ruang maya. Tantangan utama yang dihadapi Indonesia meliputi penyebaran hoaks, ujaran kebencian, erosi nilai lokal, konsumerisme, serta kesenjangan kualitas konten budaya digital.

Nilai Pancasila dipandang sebagai dasar ideologis untuk memperkuat perilaku masyarakat di dunia digital, seperti empati, toleransi, kesopanan, serta kemampuan menyaring informasi secara kritis. Meithiana menekankan bahwa penerapan nilai tersebut diperlukan untuk melawan ancaman disintegrasi sosial dan menjaga persatuan bangsa.

Selain itu, dia juga menyoroti perlunya peningkatan kualitas SDM, penguatan literasi digital, serta pengelolaan konten budaya yang lebih profesional agar budaya lokal mampu bersaing di tengah arus globalisasi digital. Solusi yang ditawarkan mencakup penguatan kompetensi digital masyarakat, pembentukan jaringan pengelolaan warisan budaya digital, serta dukungan terhadap UMKM melalui e-commerce dan promosi produk dalam negeri.

Dengan kombinasi edukasi, etika digital, dan kolaborasi pemerintah serta masyarakat, budaya digital dinilai dapat menjadi kekuatan positif untuk membangun karakter bangsa dan memperkuat ekonomi nasional.

 

 

 

Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Rock Ngisor Ringin Part #2 Jadi Ajang Kumpul Musisi Rock Tanah Air
Waktu Baca 4 Menit
Program FLPP Capai Rekor 263 Ribu Unit, BTN Dominasi Penyaluran Rumah Subsidi Nasional
Waktu Baca 4 Menit
BSN Resmi Beroperasi Usai Spin-Off dari BTN, Bidik Pertumbuhan Perbankan Syariah Nasional
Waktu Baca 3 Menit
Tradisi Warga Indonesia Dalam Merayakan Malam Tahun Baru di New York
Waktu Baca 6 Menit
OJK Bentuk Departemen UMKM dan Keuangan Syariah, Pengawasan Bank Digital Berlaku 2026
Waktu Baca 3 Menit

Keamanan Digital Adalah Tanggung Jawab Setiap Pengguna Teknologi

Waktu Baca 2 Menit

Keamanan Digital Kebutuhan Mendasar di Tengah Transformasi Teknologi

Waktu Baca 2 Menit

BTN Salurkan Bantuan Rp8 Miliar untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumatera

Waktu Baca 3 Menit

OJK Raih Predikat Badan Publik Terbaik Nasional 2025, Tegaskan Komitmen Keterbukaan Informasi

Waktu Baca 4 Menit

Lainnya Dari Telegraf

ChatGPT AI Chatbot: Mengintip Ancaman Hacking Berbasis AI
Rilis

Security by Design Integrasikan Aspek Keamanan Infrastruktur Digital

Waktu Baca 2 Menit
Ciber Police
Rilis

Ancaman Siber Membutuhkan Pendekatan Proaktif dan Penanganan Komprehensif

Waktu Baca 2 Menit
Rilis

Ruang Digital Menawarkan Banyak Peluang Namun Tetap Membutuhkan Etika

Waktu Baca 2 Menit
Pesatnya pertumbuhan penggunaan internet di Indonesia tidak diimbangi dengan kemampuan masyarakat dalam menilai dan mengecek kebenaran sumber informasi media melalui teknologi digital. Kemampuan ini dikenal sebagai literasi media digital.
Rilis

Ruang Digital Membentuk Pola Sosial dan Praktik Budaya

Waktu Baca 5 Menit
Ilustrasi Photo: SHUTTERSTOCK
Rilis

Jadi Kebutuhan Primer, Keamanan Digital Bukan Hanya Isu Teknis

Waktu Baca 3 Menit
Photo Credit: Teknologi digital semakin memudahkan hidup kita. Namun, penggunaan internet, e-commerce, berbagai aplikasi, dan platform digital lainnya sering “meminta” data pribadi pengguna. Jika tidak berhati-hati, seseorang yang berniat tidak baik mencuri data digital. SHUTTERSTOCK
Rilis

Budaya Digital Cerminan Kehidupan Kita Sehari-Hari

Waktu Baca 5 Menit
Rilis

Budaya Digital Ciptakan Budaya Paradoks

Waktu Baca 4 Menit
Rilis

Indonesia Jadi Target Berbagai Kejahatan Siber

Waktu Baca 4 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Akunku
  • Hobimu
  • Karir
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia

Telegraf uses the standards of the of the Independent Press Standards Organisation (IPSO) and we subscribe to its Editors’ Code of Practice. Copyright © 2025 Telegraf. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?