Telegraf – Masih menganggkat daerah timur, Ari Sihasale dan Nia Sihasale melalui rumah produksi nya Alenia Picture suguhkan sebuah film yang menceritakan sebuah perjuangan anak anak muda meraih masa depan dengan semangat kebersamaan. Diangkat dari kisah nyata “Indonesia dari Timur”
“Indonesia dari Timur adalah bentuk cinta kami kepada Tanah Air Indonesia. Terinspirasi dari olah raga sepak bola sebagai olah raga pemersatu bangsa yang dicintai seluruh rakyat Indonesia, cerita Indonesia dari Timur diangkat dari sebuah kisah nyata dari tanah Papua,” ungkap Nia Sihasale dalam konfrensi pers dan screening film Indonesia dari Timur, di Jakarta, Sabtu, (9/12).
Tidak hanya menyuguhkan perjuangan anak anak muda meniti karir di sepak bola, film tersebut juga dikemas dengan romansa cinta keluarga, dan cinta tanpa mengenal kedekatan darah, serta cinta tanah kelahiran.
Ari sihasale menjelaskan, dalam proses pembuatannya banyak konsultasi dengan paratokoh asli di film Indonesia Dari Timur seperti Edwar Ivakdalam yang merupakan tim sepak bola pada Pon Papua.
“Banyak bertanya banyak berdiskusi dengan para ahlinya seperti coach Edu, memang adegan pertandingan sepak bolanya tidak terlalu banyak tetapi itu real bukan kaleng kaleng,” ungkap Ari Sihasale.
Ari mengatakan karena bukan pertama dalam membuat film di Papua, dari pengalaman sebelumnya sejak tahun 2016 saat membuat film denias dan senandung diatas awan kita meemiliki pelatih untuk akting di Papua yaitu Arswendy Nasution.
“Jadi Bang Arswendy ini melatih anak anak asli yang bukan aktor untuk berakting dengan baik, dan beratnya di film ini adalah pagi hari kita baerlatih kareografi sepak bola dengan kaka edu siang hari dia berlatih akting dengan ka Arswendy,” ungkapnya.
Ia percaya semua anak yang memiliki bakat dan di beri waktu dan kesempatan untuk berlatih anak anak pasti bisa.
Berikut sedikit sinopsis dari film Indonesia dari Timur. Berawal dari Edu seorang pilot senior yang melayani rute-rute perintis di Papua, mendapatkan tugas dari Simon, pemilik perusahaan penerbangan untuk membangun sebuah tim sepakbola, yang dipersiapkan untuk bertanding dalam sebuah turnamen bergengsi tahun depan.
Edu yang semula enggan, menyetujui tugas tersebut, namun akhirnya berubah. Edu dijanjikan akan memimpin sebuah anak perusahaan yang akan didirikan Simon, dengan satu syarat: bahwa ia harus bisa mendirikan sebuah klub sepakbola remaja yang akan disponsori oleh perusahaan mereka dan akan merekrut bakat-bakat muda Papua yang tercerai-berai tanpa
pembinaan, meskipun tim mereka baru saja memenangkan pertandingan nasional belum lama ini. Anak perusahaan itu akan mengibarkan kebanggaan tim sepakbola tersebut, dan menjadi satu-satunya pihak yang sanggup merawat simbol harga diri masyarakat Papua. Usaha Edu terbentur oleh kekecewaan para pemain sepak bola tim binaan coach John karena hadiah yang dijanjikan tidak diberikan sponsor saat kemenangan turnamen sebelumnya, hal tersebut menyebabkan mereka berpencar pulang entah kemana.
Ari berharap Film Indonesia Dari Timur menjadi film pemersatu bangsa lewat sepak bola yang akan terkenang di dalam kepala setiap orang Indonesia.