Telegraf – Tiga narasumber dengan latar berbeda memberikan perspektif komplementer dalam seminar “Budaya di Ruang Digital”. Menhadirkan narasumber antara lain, Mahfudz Abdurrahman Anggota Komisi I DPR RI, mengatakan bahwa dunia digital memberi peluang besar untuk berkarya dan berprestasi.
“Dengan sikap kreatif, produktif, dan bertanggung jawab, teknologi dapat menjadi sarana untuk berkembang dan memberi manfaat.” katanya.
Narasumber kedua, Ammar Mandili Lubis yang merupakan seorang pebisnis mengatakan, bahwa salah satu cara teknologi mempengaruhi kreativitas adalah melalui akses informasi yang tak terbatas dengan internet.
“Kita bisa menjelajahi berbagai ide, budaya, dan konsep dari seluruh dunia, yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi karya-karya kreatif. Platform seperti YouTube, Pinterest, dan Instagram memungkinkan kita untuk melihat karya orang lain dan belajar dari mereka, sehingga ide-ide baru pun bermunculan.” katanya.
Teknologi juga menyediakan alat-alat kreatif yang memudahkan proses penciptaan. Software desain grafis, aplikasi musik, dan program pengeditan video memungkinkan siapa saja, bahkan tanpa latar belakang profesional, untuk menciptakan karya yang luar biasa.
Selain itu, platform kolaboratif seperti Google Drive atau Trello memungkinkan tim-tim kreatif untuk bekerja sama dari berbagai lokasi, menggabungkan ide-ide mereka secara efisien.
Sementara itu, narasumber ketiga, Faruqi yang merupakan seorang photopreneur, mengatakan bahwa, teknologi juga menuntut kita untuk terus beradaptasi dan belajar. Kemampuan untuk memahami dan menggunakan teknologi terbaru menjadi kunci untuk tetap relevan dan kompetitif di dunia kreatif.
“Penting bagi setiap individu untuk terus mengasah keterampilan teknologinya agar dapat memanfaatkan potensi penuh dari era digital ini. Kreativitas di era digital adalah tentang bagaimana kita menggunakan teknologi untuk mengubah ide-ide menjadi kenyataan.” ujarnya.
Dengan menggabungkan imajinasi dan inovasi teknologi, kita bisa menciptakan sesuatu yang benar-benar baru dan berpengaruh. Era digital bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang emas untuk mengekspresikan kreativitas tanpa batas.
Ketiganya sepakat bahwa dunia digital menawarkan peluang luas, tetapi memerlukan etika, adaptasi, dan konsistensi agar generasi muda mampu berkembang dan memberi manfaat bagi masyarakat.