Telegraf – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI melaporkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI) dalam kurun 10 tahun terakhir tercatat mencapai Rp936 miliar.
Direktur Operations BNI, Ronny Venir mengungkapkan sejak 2015 saat program ini hadir hingga Oktober 2025, total penyaluran KUR PMI mencapai Rp936 miliar dengan penerima manfaat sebanyak 50.022 pekerja migran.
“Hampir Rp1 triliun sampai 2025. Itu juga sudah banyak sekali yang mendapatkan puluhan ribu. Karena KUR PMI ini kan maksimum Rp100 juta,” kata Ronny di sela-sela acara Edukasi Keuangan Pekerja Migran di Jakarta, Senin (10/11/2025).
Ronny menjelaskan, jangka waktu pinjaman KUR PMI maksimal tiga tahun. Sehingga, ia berharap, dengan meningkatnya perhatian pemerintah terhadap sektor pekerja migran, penyaluran KUR PMI dapat terus diperluas ke berbagai daerah asal tenaga kerja Indonesia.
“Ke depan dengan fokusnya pemerintah pada PMI ini, mudah-mudahan kita bisa memberikan lebih banyak lagi bantuan kepada PMI-PMI ini di kebagian daerah,” jelasnya.
Sebagai catatan, dalam paparan yang ditampilkan oleh BNI, tercatat dalam lima tahun terakhir, penyaluran KUR PMI tersebar di beberapa negara tujuan utama seperti Hong Kong, Taiwan, Singapura, dan Jepang.
Tahun 2021, jumlah debitur tercatat sebanyak 1.326 orang dengan nilai penyaluran Rp22,46 miliar, dan terus meningkat hingga Juli 2025 menjadi 1.341 debitur dengan total penyaluran Rp37,45 miliar.
Selain itu, portofolio kredit PMI yang dikelola BNI per 31 Oktober 2025 tercatat sebanyak total 2.100 debitur dan nilai kredit Rp37,3 miliar, serta rasio kredit bermasalah (NPL) 0%.
BNI juga mencatat keberhasilan dalam pengelolaan pinjaman sebesar Rp21,15 miliar kepada 1.303 debitur yang bekerja di Hong Kong, Taiwan dan Singapura. Sementara, sebesar Rp122,09 miliar untuk 4.668 debitur PMI di Jepang.