Telegraf, Jakarta – Gempa bumi tektonik bersekala 6,4 skala richter Minggu pukul 05.47.39 28 Juli 2018 menguncang wilayah Lombok, Bali, dan Sumbawa. Gempabumi terletak pada koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya maka gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust),” ungkap Agus Riyanto Kepala Stasiun Geofisika Mataram dalam pres rilis yang di terima redaksi telegraf.
Dari hasil analisis Agus menjelaskan dalam rilisnya mekanisme sumber menunjukkan gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Guncangan gempabumi ini dilaporkan telah dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar pada skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI), Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Gianyar II SIG-BMKG (III-IV MMI), sementara di Bima dan Tuban II SIG-BMKG (III MMI), Singaraja pada skala II SIG-BMKG atau III MMI dan Mataram pada skala II SIG-BMKG atau III MMI.
Hingga berita ini di turunnakan dampak kerusakan akibat gempa bumi tersebut adalah merusakkan beberapa rumah warga di daerah kabupaten lombok utara dan kab lombok timur, untuk menelan korban jiwa seorang carik dan sambik elen di desa Anyar bayan Lombok utara.
Sementara yang luka luka terdapat di puskesmas Senaru 13 orang, di puskesmas bayan 6 orang dan terdapat 4 orang di rujuk ke Rumah sakit umum Lombok Timur, gempa susulan masih terjadi yang hingga saat ini sudah mencapai 12 kali. (Red)
Credit photo :Dampak kerusakan gempa bumi di lombok timur daerh Sambelia/Istimewa