Telegraf, Jakarta – Sambut bulan ramadhan dan pererat hubungan silaturahmi antar kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) se-DKI adakan konsolidasi dan buka puasa bersama, kegiatan yang dihadiri oleh seluruh kader GMNI se-DKI Jakarta itu membahas sejumlah isu-isu yang multidimensional dan fokus akan peran GMNI dalam kehidupan sosial di wilayah DKI Jakarta dan Indonesia.
Acara diskusi yang dikemas dengan dialog interaktif tersebut di isi oleh para narasumber yang merupakan ketua dari DPC GMNI se-DKI Jakarta antara lain, Jacky (Ketua DPC GMNI Jakarta Pusat), Zulfi (Ketua DPC GMNI Jakarta Barat), Askar (Ketua DPC GMNI Jakarta Selatan), dan Fery A. Saragih (Ketua DPC GMNI Jakarta Timur), pada Minggu, (27/05/18) di Pulomas, Jakarta Timur.
Membahas sejumlah isu dan konflik horizontal yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta yang telah membawa situasi kebangsaan menjadi retak, serta Pancasila yang tidak lagi dianggap menjadi dasar dalam kehidupan politik dan sosial sehingga mengakibatkan rentan akan munculnya isu suku, ras dan agama (SARA) .
“GMNI se-DKI Jakarta harus mampu berperan lebih dalam meneguhkan GmnI sebagai garda pemersatu bangsa” jelas Jacky ketua DPC GMNI Jakarta Pusat.
Ditambahkan juga oleh Askar selaku Ketua DPC GMNI Jakarta Selatan yang mengatakan bahwa GMNI tidak boleh kehilangan esensinya sebagai organisasi kader yang mampu menjawab persoalan rakyat sehingga penting bagi GMNI se-DKI Jakarta untuk menjalin komunikasi dan berdiskusi secara intensif untuk memecahkan persoalan yang ada.
“Dengan mengetahui posisi GMNI dalam kehidupan dan bermasyarakat serta mengedapankan intelektual, maka GMNI akan tegas mengambil langkah dan tindakan kedepan,” tambah Zulfi, selaku Ketua DPC GMNI Jakarta Barat.
Akhirnya disepakati konklusi dari dialog interaktif tersebut, bahwa seluruh kader GMNI se-DKI Jakarta bersepakat untuk menyatukan frame dan sinergi berpikir. Sehingga setiap permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat khususnya di DKI Jakarta dapat diatasi secara bersama-sama.
Seperti yang diketahui bersama, tepat pada 73 tahun silam Bung Karno memperkenalkan Pancasila di dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Bung Karno menggagas Pancasila sebagai sebuah dasar falsafah dasar negara (Philosophische Grondslag) Indonesia. Philosophische Grondslag yang didefinisikan sebagai fundamen, filsafat dan pikiran yang melatarbelakangi didirikannya Indonesia yang merdeka.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami jika Pancasila merupakan dasar negara yang menjadi pedoman bagi seluruh bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia seharusnya dilaksanakan sesuai dengan prinsip dan nilai yang terkandung di dalamnya. nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi kerakyatan, serta keadilan sosial. Nilai ketuhanan yang dimaksudkan bukanlah sikap fanatisme sempit, melainkan semangat untuk menggali nilai-nilai fundamental dalam ajaran agama sebagai pedoman kehidupan berbagsa dan bernegara.
Tetapi sangat disayangkan melihat kondisi saat ini, Pancasila tidak lagi dijadikan sebagai sebuah pedoman dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Pancasila hari ini tidak lebih hanya dijadikan sebuah jargon semata dan dijadikan komoditas politik demi menjalankan kepentingan tertentu. Kurangnya kompetensi dan isi Pancasila di dalam ranah pendidikan menjadikan permasalahan kebangsaan yang terus mengalir.
“GMNI sebagai organisasi yang ber Bhineka sudah menjadi suatu hal yang pasti untuk ikut terlibat mengatasi segala permasalahan yang mengatasnamakan perbedaan dengan mempersatukannya dengan semangat nasionalisme yang Pancasilais,” ungkap Fery ketua dari DPC GMNI Jakarta Timur.
Nilai-nilai tersebut harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, sikap toleran, serta semangat persatuan kebangsaan. Pancasila juga mengidealkan semangat demokrasi dalam bidang politik melalui proses musyawarah serta demokrasi dalam bidang ekonomi dalam wujud kesejahteraan sosial bagi segenap bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebutlah yang menjadi dasar pedoman hidup bagi bangsa Indonesia. (Red)
Photo Credit : Konsolidasi, diskusi dan buka puasa bersama antar kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia(GMNI) se-DKI Jakarta. TELEGRAF/Boy Agustinus